12 Pahlawan Dari Sumatera Utara, Ada Karyanya Jadi Rujukan Dunia

Diposting pada

Pahlawan dari Sumatera Utara ada banyak jumlahnya. Mereka perlu terus dikenang oleh generasi sekarang sampai kapan pun juga. Salah satu untuk selalu mengenangnya, negara Indonesia sudah menjadikan satu sehari sebagai hari pahlawan yang jatuh pada 10 November dan setiap tahun terus diperingati. Hari Pahlawan ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Mengenal para pahlawan Sumut merupakan wujud nasionalisme seorang warga negara Indonesia. Meski sewaktu Sekolah Dasar (SD) sudah dipelajari, rasanya tiada salahnya kalau hari ini kita mengulang kembali. Mana tahu saja ada yang lupa. Pasalnya tidak semua nama pahlawan nasional terhafal diluar kepala, ada saatnya harus membuka kamus atau membaca literatur untuk mengingatnya kembali. Datang keperpustakaan atau membeli buku tentang pahlawan di toko buku terdekat yang ada di kota Anda.

Lihat: Ulama Aceh Yang Terkenal

Pada kesempatan kali ini, kami akan sampaikan kepada para pembaca setia tentang nama – nama pahlawan yang berasal dari Sumatera Utara. Dari wilayah ibukota Medan ini bukan cuma mengenal makanan khas Sumut saja, namun ada banyak hal penting yang harus disampaikan. Tidak cukup satu hari untuk menyelesaikannya semua.  

Nama – Nama Pahlawan Dari Sumatera Utara Yang Mengguncang Dunia

Nama yang ada dibawah ini hanya beberapa saja, kami yakin masih banyak lagi para pahlawan yang ada dari Sumut.

1. Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII via Tirto

Sisingamangaraja XII diangkat menjadi raja menggatikan ayahnya sisingamangaraja XI pada tahun 1876. Penobatannya sebagai Raja ke 12 bersamaan dengan masuknya Belanda ke Sumatera Utara. Keinginan Belanda memonopoli perdagangan di Bakkara sehingga memicu perang yang berlangsung selama puluhan tahun. Sisingamangaraja XII gugur ditembak Belanda di Dairi setelah Bakkara jatuh ke tangan Belanda. Sisingamangaraja XII diangkat menjadi pahlawan nasional sejak 9 November 1961.

2. Zainul Arifin Pohan

Zainul Arifin Pohan via Sindonews

Zainul Arifin Pohan dilahirkan di daerah Barus, Tapanuli Selatan pada 2 September 1909 dan wafat di Jakarta 2 Maret 1963. Beliau adalah anak tunggal dari keturunan Raja Barus bernama Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan dengan wanita bangsawan asal Kotanopan, Mandailing bernama Siti Baiyah Boru Nasution. Usai perceraian orang tua ia dibawa ibunya ke Kotanopan lalu ke Kerinci, Jambi saat balita. Ia aktif sebagai anggota GP Ansor tahun 1930, Tercatat beliau pernah menjadi Ketua Cabang NU Jatinegara, Ketua Majelis Konsul Batavia dan wakil NU dalam kepengurusan Masyumi, dan berbagai jabatan dalam politik serta pemerintahan.

3. Letjen TNI Purn. Djamin Ginting

Djamin Ginting via Tempo

Lahir di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kab. Karo, Sumut pada 12 Januari 1921. Beliau diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 7 November 2014. Letjen TNI Purn. Djamin Ginting adalah seorang petinggi TNI yang menumpas pemberontakan Nainggolan di Medan pada April 1958 dan juga menentang pemerintahan Belanda di Tanah Karo. Letjen TNI Purn. Djamin Ginting Wafat di Ottawa, Kanada.   

Lihat: Alat Musik Tradisional Sumatera Utara

4. Amir Hamzah

Amir Hamzah via Wikipedia

Pahlawan Naional yang bernama lengkap Tengkoe Amir Hamzah Pangeran Indera Poetera adalah sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Lahir pada 28 Februari 1911 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara. Syair – syair yang indah dibuatnya sebagai wujud rasa cinta tanah air hingga pada tahun 1969 dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Tengkoe Amir Hamzah wafat di Kwala Begumit, Binjai pada 20 Maret 1946. Status pahlawan nasional dari Sumatera Selatan diberikan pemerintah pada tahun 1975 dan dibuatkan taman Amir Hamzah di dekat Monumen Nasional Jakarta.

5. Adam Malik Batubara

Adam Malik Batubara via Biografipahlawan

Adam Malik Batubara adalah Wakil Presiden Ke 3 Republik Indonesia yang lahir di Pematang Siantar Sumut pada 22 Juli 1917. Selain sebagai Wapres, beliau juga pernah ditugaskan menjadi Menteri Indonesia di beberapa departemen pemerintahan, salah satunya sebagai Menteri Luar Negeri. Ia juga terpilih menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi Ketua Majelis Umum PBB ke 26 bersama dengan Menlu Negara – Negara ASEAN. Adam Malik Batubara, Diangkat menjadi pahlawan nasional dari Sumatera Selatan sejak 6 November 1998.

6. TB Simatupang

TB Simatupang via Liputan6

Pahlawan yang satu ini lahir pada 28 Januari 1920 di Sidikalang, Sumatera Utara dengan nama lengkap Tahi Bonar Simatupang. TB Simatupang Tercatat pernah menjabat sebagai Kastaf Angkatan Perang RI (KASAP) sampai tahun 1953 dan digelari pahlawan nasional pada 2013. Wafat pada 1 Januari 1990 di Jakarta, dan diabadikan pada uang logam pecahan 500 rupiah di tanggal 16 Desember 2016.

7. Jenderal Besar Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution via bartzap

AH Nasution lahir pada 3 Desember 1918 di Kotanopan, Sumut. Beliau merupakan salah satu tokoh yang menjadi sasaran pembantaian G 30 S PKI, tetapi yang menjadi korban adalah Ade Irma Suryani, anak perempuannya dan ajudannya yaitu Lettu Pierre Tendean. Beliau dikenal sebagai seorang ahli dalam perang gerilya, dan dituangkan dalam bukunya berjudul Fundamentals of Guerilla Warfare yang sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing dan menjadi buku wajib akademi militer di sejumlah negara di dunia. Selain itu juga pernah menjabat sebagai Panglima Angkatan Perang, Ketua MPRS, Menteri Pertahanan dan KSAD. AH Nasution meninggal di Jakarta tanggal 6 September 2000 di usia 81 tahun. 

Lihat: Upacara Adat Sumatera Utara

8. Mayjen TNI Anm. Donald Izacus Pandjaitan

Donald Izacus Pandjaitan via Youtube

Mayjen TNI Anm. Donald Izacus Pandjaitan lahir di Balige, 19 Juni 1925. Beliau juga Termasuk salah satu pahlawan revolusi yang meninggal di Lubang Buaya, Jakarta pada 1 Oktober 1965. Ia menjadi korban penculikan dan pembunuhan dalam G-30 S PKI dan diberi gelar Anumerta sebagai Mayor Jenderal saat upacara pemakaman secara kenegaraan. Jenazahnya ditemukan pada tanggal 4 Oktober 1965.

9. Kiras Bangun (Garamata)

Kiras Bangun via tribunewswiki

Kiras Bangun lahir di Batukarang, Kab. Karo, Sumut tahun 1852. Ia dikenal sebagai pejuang yang menentang penjajahan Belanda dengan mengumpulkan kekuatan lintas agama di Sumatera Utara dan juga Aceh. Kerjasama perlawanan tersebut menghasilkan pasukan Urung yang terlibat pertempuran dengan Belanda sebanyak beberapa kali di Tanah Karo. Di akhir perjuangannya ia kemudian dibuang ke Cipinang bersama kedua anaknya pada kurun waktu 1919-1926. Beliau gugur pada 22 Oktober 1942 dan kemudian dimakamkan di Batukarang. Gelar pahlawan Nasional Indonesia diberikan kepada Kiras Bangun pada 9 November 2005

10. Lafran Pane

Lafran Pane via History.id

Ia adalah tokoh pergerakan pemuda yang mempelopori pembentukan Himpunan Mahasiswa Islam pada 5 Februari 1947. Lafran Pane lahir di Sipirok, Padang Sidempuan pada 5 Februari 1922 dan wafat di Yogyakarta pada 24 Januari 1991 di usia 69 tahun. Ia juga seorang tokoh utama yang menentang pergantian ideologi dari Pancasila menjadi komunisme, mempelopori pembentukan Ikatan Sarjana Muslimin Indonesia (ISMI) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP UGM). Beliau diangkat sebagai pahlawan nasional pada 6 Nopember 2017.

Lihat: Kebiasaan Orang Medan

11. Dr. Ferdinand Lumban Tobing

Ferdinand Lumban Tobing via kamikamu.net

Pahlawan nasional dari Sumatera Utara ini adalah lulusan sekolah dokter dari STOVIA yang lahir pada 19 Februari 1899 di Sibuluan, Sibolga, Sumut. Beliau pernah menjadi Menteri Penerangan, Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi dan pejabat sementara Menteri Kesehatan, juga Residen Tapanuli dan Gubernur Sumut. Namanya juga diabadikan sebagai nama bandara di Kab. Tapanuli Tengah. Dr. Ferdinand Lumban Tobing wafat di Jakarta 7 Oktober 1962 dan dimakamkan di desa Kolang, Kab. Tapanuli Tengah.

12. Mayjen Purn. H. Tengku Rizal Nurdin

Tengku Rizal Nurdin via Wikipedia

Mayjen Purn. H. Tengku Rizal Nurdin lahir di Bukittinggi pada 21 Februari 1948. Ia pernah menjabat sebagai Pangdam Bukit Barisan tahun 1997-1998 dan Gubernur Sumut selama dua periode (1998-2005). Beliau diangkat sebagai pahlawan nasional pada 9 November 2005. Tengku Rizal Nurdin wafat di Medan pada 5 September 2005 dalam suatu kecelakaan pesawat Mandala Airlines Penerbangan RI 091 jurusan Medan- Jakarta.

Diketahui selain Rizal Nurdin, ada banyak juga tokoh Sumut yang meninggal pada pesawat yang mengalami kecelakaan tersebut.

Lihat: Rumah Adat Sumatera Utara

Demikian dahulu uraian tentang informasi pahlawan dari Sumatera Utara. Jika memang memungkinan artikel ini akan mengalami perubahan berdasarkan situasi dan kondisi. Terima kasih atas kehadiran para pembaca di blog ini. Jangan lupa bagikan informasi ini kepada teman-teman Anda.