Upacara adat Betawi disertai dengan gambar dan penjelasan atau keterangannya kami sampaikan lengkap pada artikel ini. Anda wajib mengenal atau mengetahui apa saja tradisi yang berlaku pada suku Betawi, mulai dari yang bersifat privat maupun bersifat komunal. Semua kebiasaan tersebut jangan sampai hilang dari sejarah Indonesia. Dengan menulisnya di blog, maka secara langsung kami berusaha melestari warisan sejarah nusantara dalam bentuk arsip digital.
Dengan perkembangan teknologi informasi yang luar biasa sekarang ini seharusnya menjadikan budaya Indonesia makin terjaga dengan baik selain memudahkan semua warga tahu apa saja yang terkait dengan kultur Indonesia, khususnya dalam budaya suku Betawi.
Tidak bisa kita pungkiri, arus globalisasi sangat berdampak pada eksistensi budaya lokal Indonesia. Terjadi pengaruh yang masif dari budaya luar negeri. Betapa banyak saat ini remaja yang lebih suka berpenampilan budaya korea, barat dan malu dengan budaya asli Indonesia. Mengapa hal ini terjadi? Banyak alasan yang bisa di sampaikan. Salah satunya, peran pemerintah yang kurang bisa menjaga imunitas budaya lokai dari serangan budaya luar. Tenttunya rakyat Indonesia juga harus dibangun kesadarannya untuk percaya diri dengan budaya daerahnya.
Pada sebelumnya, kami sudah banyak menuliskan terkait upacara daerah yang ada di Indonesia, seperti upacara adat Bali, upacara adat Papua dan adat istiadat suku Melayu. Tulisan ini berfungsi sebagai pelengkap dari artikel sebelumnya.
Baiklah, tanpa berlama – lama langsung saja kita bahas satu persatu apa saja upacara adat suku Betawi.
1. Upacara Adat Perkawinan
Biasanya masyarakat Betawi menikah dengan orang yang masih memiliki hubungan keluarga. Pada masyarakat Marunda tradisi tersebut bertahan karena adanya kepercayaan masyarakat bahwa perkawinan dengan orang luar kurang dibenarkan dan dapat menimbulkan malapetaka.
Adapun prosedur sebelum terlaksananya perkawinan adalah dengan perkenalan langsung antara pemuda dan pemudi. Jika sudah ada kecocokan. Orang tua pemuda melamar ke orang tua si gadis. Jika kedua belah pihak setuju, mereka menentukan hari untuk mengantarkan uang belanja-kawin yang biasanya diwakilkan kepada orang lain, yaitu kerabat kedua belah pihak. Pada hari yang telah ditentukan, dilakukan upacara perkawinan. Setelah akad nikah, pemuda kembali ke orang tuanya, demikian pula dengan si gadis.
Akan tetapi, kebiasaan tersebut sudah mulai terkikis seiring dengan perkembangan zaman dari masa ke masa.
Baca : 20 Upacara Adat Tradisional Jawa Barat
2. Upacara Adat Palang Pintu Perkawinan
Pada beberapa waktu kemudian diadakan upacara besanan. Pengantin pria diarak ke rumah pengantin wanita. Melalui upacara kenal jawab dengan irama pantun, diiringi dengan irama rebana dan lagu-lagu marhaban, pengantin laki-laki sudah diperkenankan masuk rumah untuk menemui pengantin wanita dan duduk bersanding. Sesudah upacara ini maka pengantin wanita dapat mengikuti suaminya kembali ke rumahnya.
Pertunjukkan adu silat merupakan salah satu adegan yang selalu muncul pada palang pintu perkawinan. Palang pintu perkawinan adalah salah satu prosesi yang harus dilalui oleh kedua mempelai menjelang pernikahannya. Upacara pernikahan diawali dengan arak -arakan calon pengantin pria menuju rumah calon istrinya. Pada arak-arakan itu, selain iringan rebana ketimpring juga diikuti barisan sejumlah kerabat yang membawa sejumlah seserahan mulai dari roti buaya yang melambangkan kesetiaan abadi, sayur-mayur, uang, jajanan khas dan pakaian adat Betawi.
3. Upacara Masa Kehamilan
Warga Betawi biasanya mengenal upacara nujuh bulan. Kebiasaan ini bertujuan untuk mendapatkan rasa aman, mensyukuri nikmat Tuhan, dan memohon berkat pada Yang Maha Kuasa serta sebagai pemberitahuan tentang akan hadirnya seorang anggota baru di tengah-tengah mereka. Tradisi ini juga mengandung harapan agar anak yang sedang dikandung akan lahir selamat.
Untuk waktu upacara biasanya ditentukan menurut perhitungan bulan Arab dengan berpatokan pada bilangan tujuh, yaitu di bulan ketujuh kehamilan. Tanggal yang ditentukan dipilih antara tanggal 7, 17, atau 27. Upacara ini dilakukan pada pagi hari dan hanya dilaksanakan pada kehamilan anak yang pertama saja.
4. Upacara Sekitar Kelahiran
Salah satu upacara yang jadi kebiasaan oleh masyarakat Betawi adalah kerik tangan dengan maksud sebagai serah terima tugas perawatan bayi beserta ibunya dan dukun kepada pihak keluarga. Upacara umumnya dilakukan usai bayi puput pusar. Upacara tersebut dimulai dengan pembacaan shalawat dan dilanjutkan dengan pencucian tangan emak dukun yang diikuti oleh ibu dari si bayi. Kemudian, emak dukun mengambil uang logam dari dalam air dan mengerik-ngerik tangan wanita yang baru melahirkan tersebut sampai pembacaan shalawat ketujuh selesai.
Lantas, keduanya mengeringkan tangan dengan handuk dan saling membedaki. Upacara tersebut diakhiri dengan acara makan bersama semua warga yang hadir. Pada waktu emak dukun pulang, ia akan diantar sampai halaman dan diberi sajen yang berisi sama dengan sajen nujuh bulan dan uang kebobok (uang yang berada dalam tempat air).
Baca : 25 Alat Musik Betawi
5. Upacara Sunatan
Anak pria yang sudah beranjak dewasa wajib disunat alat kelaminnya. Anak yang disunat disebut pengantin sunat.
Upacara ini terbagi dalam tiga tahap, yaitu:
- mangarak,
- menyunat,
- dan selamatan.
Tahap pertama ialah mengarak pengantin sunat mengelilingi kampung dengan urutan pembuka jalan, pengantin sunat yang mengendarai kuda atau ditandu, diiringi oleh barisan rebana atau pencak silat. Acara ini dilakukan pada sore hari.
Pada keesokan harinya, pagi-pagi anak yang mau disunat dimandikan dan direndam air beberapa saat. Usai itu acara sunatan dilakukan dengan pertolongan dukun sunat yang disebut bengkong. Tahap terakhir adalah selamatan. Bagi keluarga yang mampu biasanya acara selamatan ini dilengkapi dengan berbagai hiburan kesenian rakyat.
6. Upacara Sedekah laut
Upacara Sedekah Laut ini dilaksanakan sebagai persembahan kepada penguasa laut agar ketika para nelayan turun ke laut mencari ikan tidak mendapat gangguan. Selain itu upacara ini juga dimaksudkan agar para nelayan pulang dengan membawa hasil yang baik.
7. Upacara Sero
Upacara Sero diselenggarakan oleh setiap orang yang ingin membuat Sero (alat penangkap ikan) baru. Tujuannya dari kebiasaan ini adalah agar alat baru yang dipakai untuk menangkap ikan ini membawa keberuntungan bagi para nelayan berupa banyaknya jumlah ikan yang berhasil mereka tangkap.
Baca : 16 Tarian Tradisional Betawi
8. Upacara Melepas Perahu Baru
Upacara Melepas Perahu Baru ini mempunyai tujuan untuk meminta doa agar perahu yang baru dibuat dan akan digunakan ini kuat dan awet, selain itu juga membawa rezeki serta selalu selamat dari gangguan makhluk-makhluk jahat di laut.
9. Upacara Waktu Bertani
Upacara ini dilaksanakan sewaktu akan memulai pekerjaan di sawah seperti menanam, menuai sampai menyimpan padi di lumbung. Kebiasaan tersebut bertujuan untuk memohon berkah dan keselamatan agar hasil panen padi berlimpah.
10. Kematian
Upacara kematian dari perawatan orang meninggal sampai penguburannya disesuaikan dengan ajaran agama Islam. Usai dimandikan, dikafani, dan dishalatkan, jenazah dikebumikan di pekuburan yang dilakukan oleh kaum pria. Kaum wanita tinggal di rumah dan menyiapkan sedekahan untuk acara tahlil yang diadakan pada malam pertama sampai malam ketujuh, dan dilanjutkan Dada malam keempat puluh.
Baca : 7 Nama Pakaian Adat Jawa Barat
Demikian kami utarakan mengenai informasi upacara adat Betawi kepada para pembaca yang budiman. Semoga apa yang kami sampaikan ini memberikan manfaat nyata. Jangan lupa share jika memang merasa ada manfaatnya.