Review Upacara Tiwah Adat Kalimantan Tengah yang masih dilestarikan
via adira.co.id

8 Upacara Adat Kalimantan Tengah Beserta Gambar dan Keterangannya

Diposting pada

Upacara adat daerah Kalimantan Tengah dan gambar serta keterangannya merupakan informasi yang penting disampaikan. Banyak penjelasan dari kebiasaan di Kalimantan Tengah yang memang dibutuhkan banyak warga Indonesia, baik kalangan akademis maupun masyarakat pada umumnya. Tak cuma itu saja, turis mancanegara juga objek penting dalam sosialisasi ragam upacara adat di Kalteng.

Palangka Raya addalah ibukota dari Kalimantan Tengah yang kini banyak menyimpan budaya sebagai warisan sejarah dari masa ke masa. Meski beberapa budaya sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat setempat, namun pemerintah lokal masih terus gencar melakukan sosialisasi guna menjaga nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.

Upacara adat Kalimantan Tengah mempunyai banyak jenis. Mulai dari upacara yang digelar untuk keperluan keluarga, bisnis sampai sosial. Kesemuanya ini menambah kekayaan khazanah Indonesia.

Sekedar diketahui, kami melalui blog ini sudah menyampaikan tentang upacara adat Sumatera Utara dan upacara adat Sumatera Selatan beberapa waktu yang lalu. Kemudian kami juga menulis upacara adat Jawa Tengah dan upacara adat Jawa Barat sebagai pelengkap artikel yang sudah. Dan informasi tentang artikel upacara adar Kalimantan Tengah ini kami usahakan selesai untuk bisa Anda baca.

Baiklah, tanpa berlama – lama lagi, berikut ini akan kita perkenalkan satu – persatu mengenai apa saja upacara adat Kalimantan Tengah yang perlu diketahui.

1. Mamapas Lewu

Info dan gambar tentang Upacara Mamapas Lewu Kalimantan Tengah yang unik
via Borneonews

Kita masuk kepada poin pertama yang bernama Mamapas Lewu.

Ada banyak cara yang dilakukan orang dengan tujuan untuk meminta keselamatan dan berkah juga kedamaian dalam hidup. Salah satunya adalah upacara adat Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu. Untuk masyarakat Dayak Kotawaringin Timur, terutama yang memeluk kepercayaan Kaharingan, upacara Mamapas Lewu adalah manifestasi tatanan kehidupan dalam berinteraksi dengan komunitas sesama.

Kebiasaan seperti ini bertujuan untuk membersihkan alam dan lingkungan hidup (petak danum) beserta segala isinya dari berbagai sengketa, bahaya, sial, wabah penyakit, untuk menciptakan suasana panas menjadi dingin dan gerah menjadi sejuk. Selain itu, upacara ini juga bisa berkonotasi doa yang disampaikan kepada Yang Maha Kuasa agar tercipta kehidupan yang abadi di muka bumi, terhindar dari segala musibah, pertikaian, iri, dan dengki, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan hidup antar umat manusia dan alam lingkungan yang saling mengisi dan menghormati.

2. Manetek Kayu

Ulasan tentang Upacara Manetek Kayu adat Kalimantan Tengah Yang Menarik
via Blogger

Upacara Manetek Kayu mempunyai nilai yang tinggi dalam kehidupan suku Dayak. Tradisi ini memperlihatkan kemampuan, keterampilan, dan kekuatan pria Dayak dalam menggunakan pahera untuk bisa bertahan hidup. Hal ini sama nilainya dengan kemampuan menyumpit, memainkan mandau maupun tradisi lainnya. Kebiasaan ini merupakan ritual dalam penyambutan tamu khas Dayak Kalimantan Tengah.

3. Tiwah

Review Upacara Tiwah Adat Kalimantan Tengah yang masih dilestarikan
via adira.co.id

Tiwah adalah upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah, khususnya suku Dayak Pedalaman penganut agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak. Kebiasaan ini adalah upacara kematian yang biasanya digelar atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya dipekirakan hanya tinggal tulangnya saja.

Adapun tujuan dari ritual Tiwah sebagai ritual untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang bersangkutan menuju Lewu Tatau (Surga – dalam Bahasa Sangiang) agar bisa hidup tentram dan damai di alam Sang Kuasa.

4. Pakanan Sahur Lewu Dayak

Ulasan Terkait Upacara Pakanan Sahur Lewu Dayak Kalimantan Tengah
via WordPress

Berikut ini adalah upacara yang bernama “Pakanan Sahur Lewu” Suku Dayak di Kalimantan Tengah (Kalteng) yang merupakan satu dari lima macam upacara ritual besar khas Suku Dayak Kalteng.

Berdasarkan artinya, “Pakanan” memiliki makna memberikan persembahan berupa sesajen kepada para leluhur atau orang-orang suci. Dan “Sahur” diartikan sebagai leluhur atau dewa yang dipercaya menjaga kehidupan manusia, memberikan kesehatan, keselamatan, perdamaian, berkah dan anugerah bagi yang percaya kepada-Nya. Semntara “Lewu” sendiri dalam bahasa Indonesia adalah berarti kampung atau desa tempat bermukimnya suatu penduduk pada sebuah wilayah.

Upacara Pakanan Sahur Lewu biasanya dipimpin oleh tokoh Agama Kaharingan (agama orang dayak) yang dalam bahasa setempat disebut sebagai Basir. Kendati pun kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh penganut Agama Kaharingan, namun tujuannya juga menyangkut kepentingan orang banyak. Oleh sebab itu, dewasa ini acara Pakanan Sahur Lewu juga sering mengikutsertakan tokoh dan kelompok agama lain.

Selain sebagai sarana untuk menyampaikan ucapan syukur pada Sang Kuasa, Pakanan Sahur Lewu juga bertujuan sebagai wadah untuk menjalin semangat persaudaraan dan kegotong-royongan antar sesama warga dan pemeluk agama.

5. Ritual Nahunan

Ulasan tentang Upacara Adat Ritual Nahunan Kalimantan Tengah yang Unik
via Blogger

Upacara Ritual Nahunan merupakan upacara khas suku Dayak Kalimantan yaitu upacara memandikan bayi secara ritual menurut kebiasaan suku Dayak Kalimantan Tengah. Maksud utama dari pelaksanaan Nahunan adalah prosesi pemberian nama sekaligus pembaptisan menurut Agama Kaharingan (agama orang dayak asli dari leluhur) kepada anak yang telah lahir.

Upacara Nahunan berasal dari kata “Nahun” yang berarti Tahun. Dengan demikian, ritual ini umumnya digelar bagi bayi yang telah berusia setahun atau lebih. Prosesi pemberian nama dianggap oleh masyarakat Dayak sebagai sebuah prosesi yang merupakan hal sakral, karena alasan tersebut digelarlah upacara ritual Nahunan.

6. Upacara Adat Dayak Manyanggar

Uraian Upacara Adat Dayak Manyanggar Kalimantan Tengah Yang Lestari
via palangkaraya.go.id

Istilah Manyanggar berasal dari kata “Sangga”. Artinya adalah batasan atau rambu-rambu. Upacara Manyanggar Suku Dayak kemudian mempunyai arti sebagai ritual yang dilakukan oleh manusia untuk membuat batas – batas berbagai aspek kehidupan dengan makhluk gaib yang tidak terlihat secara kasat mata.

Ritual Dayak bernama Manyanggar ini ditradisikan oleh masyarakat Dayak karena mereka percaya bahwa dalam hidup di dunia, selain manusia juga hidup makhluk halus. Perlunya membuat rambu-rambu atau tapal batas dengan roh halus tersebut diharapkan agar keduanya tidak saling mengganggu alam kehidupan masing-masing serta sebagai ungkapan penghormatan terhadap batasan kehidupan makluk lain. Ritual Manyanggar biasanya digelar saat manusia ingin membuka lahan baru untuk pertanian, mendirikan bangunan untuk tempat tinggal atau sebelum dilangsungkannya kegiatan masyarakat dalam skala besar.

7. Upacara Ritual Dayak Pakanan Batu

Review tentang Upacara Pakanan Batu Daerah Kalimantan Tengah yang Unik
via Borneonews

Berikut ini adalah ritual tradisional yang digelar setelah panen ladang atau sawah. Upacara Suku Dayak bernama Pakanan Batu ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih kepada peralatan yang dipakai saat bercocok tanam sejak membersihkan lahan hingga menuai hasil panen.

Baca : Alat Panen Padi

Benda atau barang dituakan dalam ritual dayak ini adalah batu. Benda ini dianggap sebagai sumber energi, yaitu menajamkan alat-alat yang digunakan untuk becocok tanam. Misalnya untuk mengasah alat tradisional parang, balayung, kapak, ani-ani atau benda dari besi lainnya.

Selain bertujuan untuk kelancaran pekerjaan mereka, bagi para pemakai peralatan bercocok tanam dan berladang, batu juga dianggap telah memberikan perlindungan bagi si pengguna peralatan sehingga tidak luka atau mengalami musibah saat membuka lahan untuk becocok tanam yang dilakukan.

8. Ngadatun

Info tentang Upacara Ngadatun Kalimantan Tengah Dan Penjelasannya
via Blogger

Yang terakhir ini adalah upacara adat Kalimantan Tengah yang bernama Ngadatu. Kebiasaan Ngadatu adalah upacara kematian yang dikhususkan bagi mereka yang meninggal dan terbunuh (tidak wajar) dalam peperangan atau bagi para pemimpin rakyat yang terkemuka. Biasanya, ritual ini dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam yang dihadiri oleh saudara, tetangga dan masyarakat setempat.

Demikian informasi mengenai upacara adat Kalimantan Tengah beserta gambar dan keterangannya kami sampaikan. Semoga menambah wawasan pembaca. Jangan sungkan untuk memberikan saran dan kritik demi kemajuan untuk blog ini.

3 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *