Upacara tradisional Riau dan gambar serta penjelasannya merupakan informasi yang penting untuk kami sampaikan kepada Anda. Selain kota yang kaya akan sumber daya alam, Riau juga memiliki banyak ragam budaya yang bernilai tinggi.
Upacara adat tradisional Riau ada yang dilaksanakan untuk hajat tertentu, seperti untuk acara pernikahan (perkawinan), khitanan, sampai ungkapan syukur masyarakat setempat atas pencapaian sesuatu.
Upacara tradisional yang ada di Kepulauan Riau (Kepri) juga tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan yang ada di Riau sendiri. Karena Kepri dulu adalah bagian dari provinsi Riau yang sudah dimekarkan.
Sebelumnya, kami sudah menuliskan mengenai artikel upacara tradisional Aceh dan upacara tradisional Sumatera Utara serta upacara tradisional Sumatera Barat. Dan ulasan mengenai upacara tradisional Riau ini menambah kelengkapan arsip kami di internet.
Terkait dengan budaya Riau sendiri, kami juga sudah banyak menuliskan tentang alat musik tradisional Riau dan Rumah adat Riau serta senjata tradisional Riau Melayu. Semua ini bisa Anda baca di blog ini.
Baiklah tanpa perpanjang kata pengantar lagi, berikut ini adalah upacara tradisional Riau yang perlu diketahui.
Daftar Isi
1. Batobo

Batobo merupakan upacara tradisional Riau. Baboto adalah sebutan untuk aktivitas bergotong royong dalam mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya. Kegiatan yang biasa diilakukan oleh suku ocu (Bangkinang). Tujuan dari upacara ini selain untuk membangun kebersaaan, Bastobo dilakukan untuk meringankan pekerjaan pertanian seseorang, dengan demikian akan lebih cepat selesai dan lebih mudah.
Baca : Alat Pemanen Padi Tradisional
Tradisi ini didirikan dalam sebuah kelompok, yang mempunyai seorang ketua untuk mengatur jadwal kerja setiap anggota. Kebanyakan kelompok melakukan kegiatan secara bergiliran untuk setiap anggota kelompok Batobo.
2. Menyemah Laut

Upacara Menyemah Laut berasal dari daerah Riau bertujuan untuk melestarikan laut dan isinya, supaya mendatangkan manfaat bagi manusia. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat yang tinggal disekitar laut dan mereka yang menjalankan usaha atau mencari penghidupan dari laut.
Riau dikenal dengan daerah kepulauan yang sebagian besar warganya mencari nafkah dengan menjadi pelaut. (Baca : Alat Transportasi Laut Tradisional)
3. Balimau Kasai

Balimau Kasai merupakan sebuah upacara tradisional yang istimewa bagi masyarakat Kampar di Provinsi Riau guna menyambut bulan suci Ramadhan. Tradisi ini biasanya dilaksanakan sehari menjelang masuknya bulan puasa. Masyarakat setempat selalu bersyukur dan mengungkapkann dengan cari ini.
Baca : Cara Agar Tahan Puasa
Pendapat lain menyatakan, Balimau Kasai juga merupakan simbol penyucian dan pembersihan diri.
Balimau sendiri bermakna mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk yang oleh masyarakat setempat disebut limau. Jeruk yang biasa digunakan adalah jeruk purut, jeruk nipis, dan jeruk kapas.
4. Merisik

Merisik adalah upacara tradisional Riau dalam hal perkawinan. Tradisi ini merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam proses perkawinan yang bertujuan untuk menyelidiki tentang keberadaan seorang calon pengantin yang dilakukan oleh pihak laki-laki. Dasar dari tradisi ini adalah dikarenakan pada zaman dulu pergaulan pria dan wanita dibatasi oleh adat sosial budaya tidak seperti saat ini yang terlalu terbuka dan hampir tanpa batas. Jadi, jika seorang pemuda merasa tertarik akan seorang gadis, maka ia akan menyampaikan kepada kedua orang tuanya dan segala urusannya diserahkan pada mereka.
Pada pelaksanaannya, Merisik bisa dilakukan oleh orang tua laki-laki tersebut atau dengan mengirim orang yang dipercaya sebagai utusan untuk mencari informasi tentang calon istri berkaitan dengan latar belakang, kemampuannya mengurus rumah tangga, kesuciannya, kepribadiannya, serta pergaulannya dengan orangtua, tetangga, dan masyarakat.
Misi dari tradisi tersebut adalah menanyakan apakah si gadis sudah dipinang orang atau sudah terikat janji dengan orang lain. Jika sudah, maka kedatangan pihak laki-laki dianggap hanya untuk bersilaturahmi.
5. Meminang

Upacara tradisional selanjutnya yang ada di daerah Riau adalah dikenal dengan sebutan Meminang.
Usai diketahui ternyata si gadis belum memiliki ikatan dengan laki-laki lain dan telah disepakati bahwa pihak laki-laki berkenan untuk menjodohkan anak laki-lakinya dengan si gadis, maka dilakukan ke tahapan selanjutnya yaitu, meminang. Kemudian pihak laki-laki akan meberitahukan tentang kedatangan utusannya untuk melakukan peminangan dan pihak wanita menunggu sambil melakukan beberapa persiapan seperti tepak sirih sebagai pertanda hati ikhlas menanti dan mengharapkan perundingan berjalan lancar.
Pada tradisi Meminang ini, utusan terdiri dari beberapa orang yang dituakan dan seseorang juru bicara untuk menyampaikan maskud dan tujuan kedatangannya yang dijawab oleh pihak wanita. Jawaban bisa diberikan langsung saat peminangan tetapi ada kalanya pihak perempuan meminta waktu beberapa hari untuk menjawabnya dikarenakan mereka ingin bermufakat terlebih dahulu dengan keluarga.
6. Mengantar Tanda

Tradisi berikutnya yang harus dilalaui usai didapat jawaban diterimanya pinangan tersebut adalah mengantar tanda yang merupakan suatu ikatan janji diantara kedua calon pengantin. Tanda ini hakekatnya menjadi wujud dari persetujuan penerimaan pinangan dan sebagai pengikat bagi kedua belah pihak. Waktu pelaksanaannya berdasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak. Dalam acara antar tanda ini, hanya pihak laki-laki yang membawa sebuah cincin emas belah rotan dengan ukuran sesuai dengan tingkat sosialnya. Setelah prosesi antar tanda selesai dapat disimpulkan tentang berapa besarnya uang antaran dan hari langsung maka prosesi berikutnya adalah mengantar belanja.
7. Mengantar Belanja

Kemudian, upacara tradisional di daerah Riau adalah prosesi antar belanja pada hakikatnya merupakan kedatangan utusan pihak keluarga calon pengantin laki-laki untuk menyerahkan uang belanja sebagai lambang gotong-royong dan kebersamaan untuk membantu pihak perempuan dalam melaksanakan perhelatan perkawinan kedua anak mereka yang besarnya disesuaikan dengan kemampuan calon pengantin laki-laki. Uang ini merupakan uang yang diberikan secara ikhlas oleh pihak laki-laki dan diterima secara sukarela oleh pihak perempuan. Jadi tidak dibenarkan pihak laki-laki untuk mengungkit-ungkitnya di kemudian hari.
Pada umumnya, dalam prosesi mengantar belanja, selain memberikan uang juga dilengkapi dengan bahan pengiring lainnya berupa barang-barang keperluan calon pengantin wanita yang juga disesuaikan dengan kesanggupan pihak lelaki. Barang-barang tersebut berupa: bahan pakaian kebaya dari kain tenun atau bahan lainnya, seperangkat alat shalat, tas, sandal, sepatu, handuk, selimut, pakaian dalam, peralatan berhias dan mandi, dan disertai bunga rampai.
8. Menggantung (Hari Menggantung)

Pada poin ini, kita masuk kepada upacara tradisional Riau yang bernama Menggantung. Tradisi ini merupakan suatu pertanda bahwa perhelatan pernikahan akan segera dilangsungkan.
Di tahapan ini, Mak Andam menghias rumah, salah satunya yang dilakukan dengan memasang gerai pelaminan di rumah pengantin perempuan. Pemasangannya dilakukan dengan cara menggantungkan hiasan-hiasan pelaminan serta tabir yang berwarna merah, kuning dan hijau. Karena itu disebut hari Menggantung. Biasanya Mak Andam akan dibantu oleh anak-anak muda laki-laki dan perempuan serta didampingi perempuan setengah baya yang dilakukan lima atau tujuh hari menjelang hari pernikahan.
Dimulai dengan memasang pentas pelaminan, kemudian diberi tepung tawar dan dilanjutkan dengan pemasangan hiasan berupa tabir belang yang digantung pada 4 sisi pelaminan dan dilengkapi tabir gulung dan tabir jatuh serta tabir perias yang dipasang pada bagian atas tabir belang. Warna tabir belang diatur dimulai dari kuning, hijau dan merah.
Baca : Alat Keamanan Rumah
9. Berinai Curi

Selanjutnya adalah tradisi Riau yang bernama Berinai Curi. Kegiatan Berinai Curi dilaksanakan dimalam hari kepada kedua calon pengantin sekitar 1 atau 2 hari menjelang pernikahan yang dipersiapkan oleh Mak Andam. Kenapa disebut Berinai Curi? Karena peralatan berinai untuk mempelai pria diambil secara diam-diam (dicuri) dari rumah mempelai wanita pada malam hari.
Bagi masyarakat setempat, Berinai memiliki bermacam-macam makna seperti: untuk menolak bala, melindungi pengantin dari segala kejahatan dan membuat paras pengantin makin berseri dan bercahaya. Umumnya, pemakaian inai di tangan dan di kuku, warna merahnya sebagai pemanis dan penolak bala sehingga pengantin terhindar dari gangguan makhluk-makhluk halus. Inai ditelapak tangan sebagai penjaga diri, sedangkan di telapak kaki sebagai tanda tak boleh berjalan jauh. Untuk pemakaian di sekeliling telapak tangan dan kaki bermakna sebagai pembangkit seri.
10. Berandam

Upacara tradisional Riau Berandam merupakan kegiatan mencukur bulu roma diwajah sekaligus membersihkan muka, membentuk alis, dan anak rambut dibagian muka dan di belakang tengkuk. Makna dalam upacara Berandam ini tiada lain adalah untuk pembentukkan keindahan lahiriah guna perwujudan kecantikan bathiniahnya serta sebagai lambang persiapan diri calon pengantin perempuan untuk menjadi seorang perempuan yang sempurna lahir batinnya, dan siap menjadi ibu rumah tangga sejati.
Tradisi ini dilakukan pada pagi hari sehari sesudah berinai curi terhadap pengantin perempuan yang dilaksanakan di rumah pengantin perempuan dan dihadiri oleh semua keluarga terdekat serta dipimpin oleh Mak Andam. Dilakukan pada pagi hari dengan maksud mengambil seri dari matahari pagi sepenggalahan agar pengantin selalu bercahaya dan cerah secerah matahari pagi.
11. Belian
Upacara Belian merupakan upacara pengobatan tradisional yang berlaku di Riau. Tradisi ini dilakukan untuk memohon kesembuhan atas penyakit yang diderita. Zaman dahulu belum ada dokter atau alat medis yang canggih seperti saat ini.
12. Badewo
Upacara Bedewo merupakan pengobatan tradisional daerah Riau yang sekaligus dapat dipergunakan untuk mencari benda-benda yang hilang. Benda yang hilang bisa milik pribadi atau milik bersama. Yang pasti benda yang akan dicari adalah benda yang memiliki nilai bagi empunya.
Tidak selalu benda yang dicari melalui upacara Badewo ini bisa langsung ditemukan. Namun warga setempat tetap meyakini hal ini sebagai cara efektif untuk menemukan barang yang hilang.
13. Menetau Tanah
Upacara Menetau Tanah Riau adalah tradisi membuka lahan untuk pertanian atau mendirikan bangunan. Upacara ini bertujuan untuk memohon keberkahan dari lahan yang akan digunakan oleh masyarakat.
Baca : Upacara Tradisional Lampung
Demikian kami ulas tentang upacara tradisional Riau, gambar dan penjelasannya ini dengan berbagai sumber yang ada. Masih banyak lagi topik upacara daerah yang akan kami bahas selanjutnya. Untuk tidak ketinggalan informasi, tetap pantau blog ini ya.
Bagi Anda yang ada keinginan untuk berkunjung ke Riau, kami sudah menulis daftar alamat rental mobil Riau yang bisa membantu perjalanan Anda.