Alat musik tradisional Sulawesi Barat (Mamuju) dan gambar serta penjelasannya disajikan lengkap pada artikel ini guna membantu pembaca mendapatkan ulasan yang utuh terkait budaya seni musik Indonesia. Apapun ceritanya, kesenian Indonesia harus terus dilestarikan. Dan salah satu wujud kongkrit pelestarian itu adalah dengan menulis dan mempublikasikannya via komuniasi daring.
Pada artikel ini, keterangannya bukan cuma gambar alat musik Sulbar saja, melainkan lebih luas lagi. Semua informasi ini kami dapatkan dari berbagai sumber, khsusunya di ranah internet. Untungnya, banyak sekarang ini para blogger mengulas budaya seni di berbagai media, seperti blog, video dan gambar. Semoga budaya Indonesia tidak saja eksis dia dunia maya, tapi juga di dunia nyata.
Alat musik Khas Sulawesi Barat merupakan bagian dari kumpulan arsip alat musik tradisional Indonesia yang sudah pernah kami publikasin dahulu. Bisa dibilang ini adalah lanjutan guna melengkapi dari berbagai artikel seperti alat musik tradisional Sumatera Utara, alat musik tradisional Sumatera Barat dan alat musik tradisional dari Jepang.
Karena bagian dari Adat yang tidak terpisahkan, maka sudah semestinya pemerintah membuat aturan untuk melestarikan. Meski idealnya alat kesenian musik Indonesia bisa mensosialisasikannya ke dunia internasional.
Apa saja yang dinamakan alat musik tradisional Sulawesi Barat? Sebenarnya ada banyak. Kami tidak punya waktu cukup untuk menyampaikan disini. Tapi alhamdulillah kami mendapatkan beberapa saja. Dan kami yakini ini penting untuk diketahui oleh pembaca.
Berikut ini adalah alat musik tradisional Sulawesi Barat yang penting diketahui.
Daftar Isi
1. Sattung

Alat musik tradisional Sulawesi Barat yang bernama Sattung merupakan alat musik petik yang terbuat dari bahan tanaman bambu. Ruas bambu yang telah dipilih (kering) semakin panjang ruasnya semakin bagus kualitasnya untuk dijadikan Sattung.
Proses pembuatan Sattung dengan cara memotong bambu sesuai dengan ruas, tulang akan tetap melekat sehingga terlihat tidak bolong lalu mengikat dengan teratur ujung-ujung bambu untuk menghindari kerusakan ketika mencungkil kulit bambu sebanyak 2-3 kali, hasil cungkilan itu diberi greff (pengganjal dawai) dari unjung ke ujung, kemudian ditengah-tengah ruas bambu dibuatkan lubang resonansi dan dipertengahan dawai juga diberi kayu tipis sebagai tempat untuk memetik dawai, dan yang terakahir tulang yang berada disebelah kiri diberi lubang untuk menciptakan efek Vibrator.
Alat musik Sattung bertujuan untuk memuaskan batin ketika sedang dalam keadaan senggang pada zaman dahulu. Namun kini berkembang menjadi alat hiburan saat pelaksanaan upacara pelantikan raja dan sampai sekarang tidak lagi difungsikan seperti semula melainkan hanya sebagai pelengkap pertunjukan.
2. Rebana atau Rawana

Rebana adalah alat musik tradisional masyarakat Sulawesi Barat yang termasuk dalam jenis alat musik Membrapon. Apa itu Membrapon? Membrapon yaitu musik tersebut menggunakan kulit sebagai sumber bunyi atau selaput tipis yang direntangkan. Alat musik khas Sulbar ini dimainkan dengan cara dipukul.
Makna dari Rebana dalam bahasa Mandar adalah rawana. Kehadiran alat musik ini merupakan penggabungan antara budaya Mandar dan budaya Arab.
Saat ini, banyak daerah yang memakai alat musik Rebana dalam berbagai pertunjukan seni musik.
3. Pompang

Yang ketiga dari alat musik tradisional Sulawesi Barat adalah alat musik Pompang. Alat musik ini merupakan jenis alat musik tiup yang dibuat dari bambu. Pompang menghasilkan bunyi yang memiliki jangkauan nada dua setengah oktaf tangga nada. Alat musik Pompang dibentuk dari perpaduan potongan-potongan bambu yang berukuran kecil dan besar. Potongan bambu yang besar dan tinggi menghasilkan nada rendah dan sebaliknya, potongan bambu yang kecil menghasilkan nada tinggi.
Berdasarkan sejarahnya, musik Pompang pertama kali dipopulerkan para penggembala kerbau di Mamasa, Sulawesi Barat. Kemudian musik yang berbahan bambu ini digemari masyarakat luas hingga menjadi hiburan alternatif pada upacara adat rambu tuka atau acara-acara hiburan dan pesta syukuran.
4. Kecapi Mandar

Alat musik Kecapi Mandar atau yang lebih dikenal masyarakat Sulawesi Barat sebagai Kecaping Tobaine. Sangat disayangkan, Kecapi Mandar saat ini sudah sangat jarang jumpai dan memang hanya beberapa orang saja yang bisa memainkan alat musik ini. Meski begitu, pengetahuan mengenai cara memainkan kecapi Mandar biasanya hanya turun menurun saja.
Alat musik klasik ini hanyalah sebagai penghibur diri saja fungsinya pada zaman dahulu. Kemudian berkembang hingga akhirnya beberapa orang memanfaatkan keindahan suaranya untuk mengisi kekosongan acara agar ramai dan seru.
Melihat bentuknya, kecapi biasa dengan kecapi Mandar yang biasa dimainkan oleh perempuan sedikit berbeda, bentuk Kecapi yang dimainkan perempuan lebih lengkung. Posisi memainkannya, pemain duduk dengan kaki sebelah kiri diangkat lalu mendekatkan kecapi ke dada.
5. Pakkeke (Keke)

Pakkeke (keke) merupakan salah satu alat musik tradisional lain yang berasal dari Mandar, provinsi Sulawesi Barat. Ada keunikan tersendiri pada alat musik Pakkeke, yakni selain bentuknya, Pakkeke juga memiliki kekhasan bunyi. Bahan untuk membuat alat musik Pakkeke adalah bambu. Dipilih dari bambu yang berukuran kecil yang diujungnya terdapat daun kelapa kering yang dililitkan sebagai pembawa efek bunyi yang dihasilkan oleh alat ini.
Umumnya, alat musik tiup tradisional jenis Pakkeke ini dimainkan di sawah atau di ladang milik warga untuk mengisi kesepian para petani saat menunggui ladang atau sawah mereka. Zaman berubah, sekarang alat musik inipun seringkali dimainkan untuk kepentingan seni pertunjukan dan dikolaborasikan dengan alat musik tradisional lainnya. Bahkan bisa juga dimainkan untuk mengiringi pertunjukkan tarian tradisional daerah Sulawesi Barat.
6. Calong

Calong termasuk alat musik tradisional Sulawesi Barat yang tergolong kedalam alat musik perkusi. Buah kelapa dan bambu dengan kualitas terbaik adalah bahan membuat Calong. Bilah-bilah bambu dirakit sedemikian rupa di atas sebuah kelapa yang telah dibelah menyerupai mangkuk. Nah, kelapa tersebut memiliki fungsi sebagai tempat keluarnya suara, sedangkan bilah bambu berfungsi sebagai penghasil nadanya.
Pada model klasik, calong cuma terdiri dari 4 nada saja. Kemudian banyak Calong yang dimodifikasi sehingga memiliki semua nada.
Calong bisa dimainkan secara solo dan secara massal. Awalnya alat musik Calong dipakai oleh para petani Mandar sebagai hiburan ketika menunggu hasil panenan di sawah dan kini kebiadaan tersbeut mulai sudah ditemui.
7. Gongga Lima

Poin ke 7 adalah alat musik tradisional Gongga Lima yang termasuk sebagai alat musik tradisional Sulawesi Barat. Bahan dasar alat musik ini adalah bambu, yang termasuk klasifikasi alat musik idiopon. Cara memainkan alat musik ini dibunyikan dengan cara dipukul ke tangan.
Menurut bahasa, alat musik Gongga Lima terdiri dari dua suku kata, yakni Gongga dan Lima. Gongga diberikan arti sebagai alat itu sendiri sedangkan Lima dalam bahasa Mandar adalah Tangan.
Jenis Gongga Lima terdapat diwilayah Balanipa hampir sama dengan alat musik Parappasa dari Gowa Sulawesi Selatan, perbedaan Parappasa dengan Gongga Lima dapat dilihat dari penampilan alat itu, dalam pembuatannya bambu dibelah-belah kecil yang ukuran bilahannya hampir sama besar dengan pensil sehingga dalam penampilannya menyerupai sapu lidi, cara memainkannyapun tidak sama dengan Gongga lima, sebab ketika dimainkan alat ini dibenturkan kebenda lain untuk mendapatkan bunyi.
Baca : Alat Musik Ritmis
Demikianlah informasi tentang alat musik tradisional Sulawesi Barat, dan gambar serta penjelasannya kami sampaikan. Semoga memberikan banyak manfaat kepada pembaca khususnya dan dunia internet pada umumnya.
3 komentar