Pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara (Sulteng), gambar dan penjelasannya merupakan suatu informasi yang penting bagi para pecinta budaya Indonesia. Rasa cinta terhadap budaya bisa dilakukan dalam berbagai cara, salah satunya dengan mengenal lebih jauh lagi.
Ada beberapa nama pakaian tradisional Sulawesi Tenggara. Bagi mereka yang sudah pernah datang ke daerah Palu – ibukota Sulteng – rasanya tidak asing dengan nama-nama pakaiannya. Namun bagi Anda yang belum pernah menginjakkan kaki disana, maka informasi ini sangat erguna dibaca oleh Anda.
Pakaian dari daerah Sulawesi Selatan kita banyak belajar ilmu terkait budaya lainnya. Kita bisa tahu suku yang ada, tarian daerah Sulawesi Tenggara sampai rumah adat Sulawesi Tenggara. Ibarat kata pepatah yang berbunyi : “Sekali mendayuh, dua tiga pulau terlampaui”. Lebih lengkapnya lagi, kita tidak sekedar membaca, akan tetapi bisa melihat gambar terkait pakaian Sulteng.
Tanpa berlama-lama lagi, namun sebelum kami bahas mengenai topik ini, rasanya perlu dahulu kami sampaikan mengenai informasi pakaian adat Jawa Tengah dan pakaian adat Bali serta pakaian adat Maluku sebagai bahan perbandingan.
Baiklah, berikut adalah satu persatu pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara.
Daftar Isi
1. Pakaian Adat Buton

Apa itu pakaian ada Buton? Deskripisi berikut bisa membantu Anda untuk mengenalinya.
Orang Buton biasanya mengenakan pakaian biru-biru yang terdiri atas sarung dan ikat kepala tanpa baju. Dan supaya sarung tampak kuat, dililitkan kain ikat pinggang yang diberi hiasan jambul-jambul atau rumbai-rumbai disebut kabokena tanga. Ikat kepala dililitkan di tengah kepala sehingga membentuk lipatan-lipatan yang meninggi di sebelah kanan kepala, yang disebut biru-biru.
Pakaian sehari-hari di kalangan wanita disebut baju kombowa. Pakaian ini terdiri atas unsur baju dan kain sarung bermotif kotak-kotak kecil yang disebut bia-bia itanu. Bentuk baju berlengan pendek dan tidak berkancing. Terdapat dua sarung yang dikenakan yaitu sarung yang di dalam dililitkan pada pinggang lebih panjang dari pada sarung yang di luar. Perhiasan yang digunakan adalah sanggul yang diberi hiasan yang terbuat dari kain atau logam yang berwarna kuning membentuk kembang cempaka.
Selain itu, kaum wanita di Buton juga memakai gelang, cincin, dan anting yang terbuat dari bahan emas.
2. Pakaian Adat Suku Tolaki

Kemudian yang nomor dua adalah pakaian yang biasa dikenakan oleh suku Tolaki.
Awalnya pakaian adat suku Tolaki hanya dikenakan oleh golongan bangsawan atau yang menduduki jabatan tertentu dalam masyarakat. Kini masyarakat Tolaki memakai pakaian tersebut untuk banyak kegunaan, seperti untuk pakaian pengantin, acara adat dan acara-acara resmi lainnya.
Terdiri dari dua jenis yaitu simak pemaparannya berikut ini:
a. Pakaian lelaki terdiri atas babu ngginasamani yaitu baju yang sudah diberi hiasan berupa sulaman, saluaro mendoa (celana), sul epe (ikat pinggang) dari logam, dan pabele (destar).
b. Baju perempuannya disebut babu ngginasamani (baju), sawu (sarung), sulepe, dilengkapi dengan aksesori, antara lain tusuk konde dan hiasan sanggul berupa kembang-kembang yang dibuat dari logam, andi-andi (anting-anting), eno-eno (kalung leher), bolosu (gelang tangan), dan kakinya beralaskan solop (selop).
3. Pakaian Adat Suku Muna

Yang terakhir dari pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara adalah pakaian adat suku Muna. Biasanya pada Suku Muna kaum prianya mengenakan baju (bhadu), sarung (bheta), celana (sala), dan kopiah (songko) atau ikat kepala (kampurui) untuk pakaian sehari-hari. Hampir sama dengan Baju sekarang yaitu berlengan pendek disertai warnanya putih. Dan ikat kepalanya berupa kain bercorak batik. Pada ikat pinggang yang dipakai terbuat dari logam berwama kuning yang berfungsi selain sebagai penguat sarung juga untuk menyelipkan senjata tajam. Warna sarung umumnya yang berwama merah bercorak geometris horizontal.
Sedangkan pakaian adat yang dipakai kaum wanitanya terdiri atas bhadu, bheta, dan kain ikat pinggang yang disebut simpulan Kagogo. Bentuk baju berupa baju berlengan pendek dan berlengan panjang dengan lubang pada bagian atas baju untuk memasukkan kepala. Baju biasanya terbuat dari kain satin warna merah atau biru. Wanita Muna memakai baju berlengan pendek yang disebut kuta Kutango untuk pakaian sehari-hari.
Kemudian, sarung yang dipakai oleh wanita terdiri atas tiga lapisan, yaitu:
a. Lapisan pertama adalah sarung atau rok warna putih yang dililitkan di pinggang.
b. Lapisan kedua untuk membalut baju, yang dililitkan di dada menjurai sampai dengan di atas lutut.
c. Lapisan ketiga digulung melilit dada terkepit ketiak, dan ujung lilitannya dipegang oleh salah satu tangan.
Baca : Pakaian Adat Aceh
Sebagai tambahan wawasan untuk Anda, di blog ini sudah banyak sekali informasi tentang pakaian adat Indonesia, seperti pakaian adat Sunda, keunikan pakaian adat Bali, pakaian adat Papua, pakaian adat Jawa Barat dan masih banyak lagi. Selalu pantau blog kami guna mendapatkan ragam informasi budaya ya.
Demikianlah informasi terkait dengan pakaian adat tradisional Sulawesi Tenggara, gambar dan penjelasannya kami publikasikan pada blog ini yang kemudian dibaca para pembaca yang budiman. Semoga isi artikel ini memberikan manfaat yang positif dan menjadi arsip digital pada komunikasi daring atau internet. Komentar dan saran serta kritik dari pembaca selalu kami nantikan.
3 komentar