Review mengenai Tari Galangi Sulawesi Tenggara yang banyak dikenal
Tari Galangi via sumber.com

10 Tarian Tradisional Daerah Sulawesi Tenggara, Gambar dan Penjelasannya

Diposting pada

Tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara merupakan budaya Indonesia yang harus terus ada sampai kapan pun juga. Dari Sabang sampai Merauke, beraneka ragam seni tari yang dimiliki sebagai khazanah kekayaan budaya.

Tari dari daerah Sulawesi Tenggara lebih banyak dari tarian daerah Sulawesi Barat, selisih sebanyak dua tari. Meski begitu jumlah banyak tidak menentukan seberapa kepedulian daerah menjaga budayanya. Kerjasama pemerintah dan masyarakat untuk menjaga kelestarian tarian adalah hal yang sangat penting sifatnya.

Sama seperti tarian daerah lainnya, tari tradisional Sulawesi Tenggara mempunyai alur cerita juga. Mulai dari cerita perang, menyambut tamu sampai merayakan hari – hari tertentu. Suatu pesan tidak akan lebih menarik jika disampaikan melalui seni. Dan tari adalah media sebagai penyampai pesan tersbeut.

Adat atau kebiasaan dalam tarian Sulawesi Tenggara masih ada yang tetap dilakukan masyarakat lokal, namun ada juga tarian yang pelahan mulai ditinggalkan masyarakat. Mungkin fungsi tari yang tidak sesuai lagi. Contohnya, ada tarian yang dahulu hanya dipentaskan untuk keluarga raja saja. Sehingga sifat tarian tidak pantas ditampilkan untuk masyarakat umum.

Pada unsur – unsur tari dari dahulu sampai sekarang terjadi perubahan. Ada yang dulu dengan busana sekedarnya, kini harus dengan busana yang standart modern. Begitu juga dengan model panggung dan pencahayaan serta jumlah para penari.

Untuk kedepan, kita sangat berharap, tarian daerah yang berasal dari Kendari (ibu kota Sulawesi Tenggara) terus mendapat perhatian pemerintah pusat dan daerah sehingga bisa menjadi salah satu destinasi wisata (objek wisata) alternatif bagi para wisatawan asing atau dalam negeri.

Baca : Tarian Daerah Bali

Baiklah, langsuang saja kita bahas satu persatu mengenau tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Berikut informasinya.

1. Tari Mangaru

Info tentang Tari Mangaru khas Sulawesi Tenggara dan Keunikannya
Tari Mangaru via Youtube

Tari Mangaru merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya di Desa Konde Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara. Cerita yang terkandung pada Tari Mangaru yaitu menggambarkan keberanian laki-laki pada zaman dahulu dalam medan peperangan. Singkatnya, tari ini bercerita tentang dua orang laki-laki di medan peperangan. Para penari memperagakan gerakan-gerakan yang memperlihatkan bagaimana kedua laki-laki yang saling beradu kekuatan dengan menggunakan sebilah keris yang dipegang.

Seperti tarian lain, Tari Mangaru juga diiringi oleh alat musik tradisional Sulawesi Tenggara yaitu kansi-kansi, Mbololo (gong) dan dua buah Gendang yang terbuat dari kulit binatang.

Pada umumnya, Tari Mangaru dipertunjukan dalam berbagai upacara dan acara-acara yang melibatkan banyak orang. Saat – saat masyarakat setempat berkumpul ketika ada acara khitanan atau sedang merayakan pesta panen padi.

2. Tari Malulo

Informasi terkait dengan Tari Malulo Sulawesi Tenggara dan Ciri Khasnya
Tari Malulo via Wikipedia

Tari Malulo termasuk kedalam golongan tarian yang berasal dari Sulawesi Tenggara yang disebut tari Lula atau Malulo. Konon, tarian ini awalnya merupakan tarian sakral dan penuh filosofis. Namun dengan seiring berjalannya waktu, berubah menjadi tarian pergaulan atau tarian rakyat. Pertunjukkan tarian ini sekarang biasa dilakukan secara spontan pada setiap acara baik itu acara pesta ataupun acara-acara yang dilaksanakan oleh instansi-instansi atau organisasi.

Kesenian Tari Malulo digemari oleh suku bangsa Tolaki dan dipentaskan pada waktu-waktu tertentu. Ketika usai panen atau bila terjangkit suatu wabah penyakit menular tarian ini selalu ditampilkan.

Bunyi-bunyian yang disebut Ore-Ore terbaut dari bambu selalu mengiringi tari Malulo. Uniknya, Tari Malulo ini popular di kalangan anak muda karena tarian ini adalah tarian pergaulan. Tarian tradisional ini ditarikan secara beramai-ramai dan berpasang-pasangan. Dimulai oleh sepasang penari yang turun ke dalam gelanggang tari dan diikuti oleh pasangan-pasangan lain menjadi perbedaan dengan tarian lainnya.

Baca : Rumah Adat Sulawesi Tenggara

3. Tari Umoara

Ulasan terkait Tari Umoara Sulawesi Tenggara dan Sejarahnya
Tari Umoara via warisanbudaya

Tari Umoara adalah tarian tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara. Muatan ceita tari Umoara adalah cerita perang yang ditarikan untuk menyambut tamu agung pada saat perkawinan para bangsawan dan mengantar jenazah bangsawan.

Selain itu, tarian ini juga dipertunjukkan dalam upacara pelantikan seorang raja.

Pesan penting yang bisa diambil dari tarian ini yaitu mempertontonkan ketangkasan, kewaspadaan dalam menyerang musuh dengan senjata perang, dan membela diri dalam pertempuran demi harga diri.

4. Tari Mowindahako

Uraian tentang Tari Mowindahako Sulawesi Tenggara yang unik
Tari Mowindahako via WordPress

Tari Mowindahako tarian adat tradisional daerah Sulawesi Tenggara. Bersifat ekslusif, tarian ini dilaksanakan hanya bagi bangsawan atau anakia. Yaitu dilaksanakan apabila suatu pinangan mereka sudah diterima. Hal ini dilakukan sebagai wujud rasa senang maka diadakan tarian Mowindahako atau yang dikenal dengan nama lain yaitu tarian membesara.

Ada yang menyatakan bahwa tarian ini mirip dengan kegiatan pada saat upacara adat perkawinan. Seperti menggunakan kalo, siwole dan menirukan model percakapan antara juru bicara laki-laki dan wanita.

5. Tari Galangi

Review mengenai Tari Galangi Sulawesi Tenggara yang banyak dikenal
Tari Galangi via sumber.com

Berikut ini idalah Tari Galangi yang termasuk sebagai tarian tradisional dari daerah Kepulauan Buton Raya Provinsi Sulawesi Tenggara. Tarian ini populer dengan sebutan yang kental dengan nuansa tarian Perang dalam Kerajaan (Kesultanan Buton). Tari Galangi merupakan ungkapan dan spontanitas gerakan dalam bentuk tari yang mewujudkan bagaimana penggunaan gala dalam menghadapi atau melawan serangan musuh.

Pada waktu damai tarian ini merupakan kelengkapan kebesaran, keagungan serta kemulian Sultan. Tari ini dimainkan untuk mengiringi Sultan pada saat keluar istana dalam suatu tugas atau menyambut dan mengantar tamu Kesultanan.

Ada sebelas kelompok pada Tarian Galangi ini terdiri dan tiap kelompok terdiri dari tujuh orang. Berdasarkan sejarahnya, kelompok – kelompok tersebut bertugas untuk mempertahankan Kerajaan/ Kesultanan bila ada serangan dari musuh. Akan tetapi jika dalam keadaan aman, masing-masing kelompok mempunyai tugas yang berbeda-beda dan diceritakan juga dalam pertunjukan tari.

Baca : Tarian Daerah Kalimantan Tengah

6. Tari Lariangi

Info mengenai Tari Lariangi Sulawesi Tenggara dan Sejarahnya yang menarik
Tari Lariangi via Kompas

Termasuk kedalam tarian daerah Sulawesi Tenggarah, Tari Lariangi merupakan tarian yang dipertunjukkan sebagai tari pembukaan suatu acara pesta pertemuan sebagai penghormatan terhadap tamu yang hadir. Dalam berbagai kegiatan, selalu ada apresiasi terhadap tamu yang datang, baik tamu dari dalam negeri atau luar negeri. Pada masa lalu, istilah luar negeri belum begitu populer. Biasanya memakai istilah luar kerajaan.

Pada pementasannya, tarian ini ditarikan oleh para penari wanita dan satu laki-laki. Tidak sembarang orang bisa menarikannya, karena tarian ini biasanya dilakukan oleh para gadis keturunan bangsawan. Tidak tahu pasti apakah dengan berlalunya sang waktu ada perubahan pada pemeran tari ini.

7. Tari Lumense

Informasi terkait dengan Tari Lumense Sulawesi Tenggara yang perlu diketahui
Tari Lumense via wacana.co

Termasuk golongan tarian dari daerah Sulawesi Tenggara, tepatnya tarian ini berasal dari Kecamatan Kabaena, Kabupaten Bombana. Arti dari tarian ini adalah pemujaan kepada sang Dewa. Tarian ini dipersembahkan pada upacara penyambutan tamu pesta-pesta rakyat di Kabupaten Bombana. Kata Lumense sendiri berasal dari kata Lume dalam bahasa daerah yang berarti “terbang” dan mense yang berarti “tinggi”, sehingga jika diartikan Lumense memiliki arti Terbang Tinggi.

Selain itu, tarian ini pada zaman dahulu dilakukan pada ritual pe-olia, yaitu ritual penyembahan roh halus yang disebut kowonuano dengan cara menyajikan beraneka jenis makanan. Konon, ritual ini bertujuan agar kowonuoano berkenan mengusir bencana alam dan marabahaya yang akan terjadi. Tidak tahu sekarang, tetapi tarian ini sering ditampilkan pada masa pemerintahan kesultanan Buton.

8. Tari Moida-ida

Tari Moida-ida adalah tarian daerah yang berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Tarian ini diiringi dengan nyanyian dan alat musik tradisional, sementara sekelompok orang berkumpul membentuk lingkaran dan masing-masing berpegangan pada seutas tali sehingga membentuk cincin. Penampakan cincin sangat jelas dilihat oleh penonton jika dari atas. Tidak tahu pasti apa maksud dari cerita cincin pada tarian ini. Mungkin maksudnya adalah seorang pria yang hendak melamar wanita dengan mahar cincin. Jika pembaca mempunyai informasi lebih mengenai tari Moida-ida ini, silahkan tulis di kolom komentar ya.

9. Tari Balumpa

Ulasan tentang info Tari Balumpa Sulawesi Tenggara dan Keterangan
Tari Balumpa via kamerabudaya.com

Tari Balumpa juga merupakan tarian tradisional rakyat Buton dan Wakatobi Binongko, Sulawesi Tenggara. Fungsi tari ini bertujuan untuk mengucapkan selamat datang kepada tamu agung. Selain itu, Tari Balumpa merupakan tarian yang mencerminkan kegembiraan masyarakat nelayan Buton dan Wakatobi Binongko dalam menghadapi terjangan ombak demi menghidupi keluarga.

Jumlah orang dalam memainkan tarian ini biasanya dimainkan oleh enam sampai delapan penari laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Namun tarian ini juga dapat dilakukan oleh penari pasangan perempuan saja. Penari Balumpa mengenakan busana adat Wakatobi dengan iringan musik gambus dan gendang serta iringan suara dendang biduan Balumpa.

10. Tari Dinggu

Ulasan tentang Tari Dinggu Sulawesi Tenggara yang menarik
Tari Dinggu via negeriindonesiaku.com

Tari Dinggu adalah tarian adat tradisional dari daerah Sulawesi Tenggara yang merupakan tarian tradisional rakyat yang menggambarkan sifat kegotongroyongan masyarakat Tolaki. Gotong royong dilakukan masyarakat ketika saat musim panen padi tiba. Pada umumnya, tarian ini biasanya ditampilkan oleh penari laki-laki dan wanita dengan mengenakan busana petani pada zaman dahulu.

Sejarah menyatakan bahwa tarian ini berawal dari kebiasaan masyarakat Tolaki yang melakukan panen padi dengan cara bergotong-royong, mulai dari memetik padi hingga membawa hasil panenan padi sampai di rumah. Setelah panen selesai dan terkumpul semua, diadakan sebuah acara modinggu, yaitu bersama-sama menumbuk padi hasil panen yang dilakukan oleh muda-mudi.

Baca : Tari Sajojo

Demikian informasi mengenai tarian tradisional daerah Sulawesi Tenggara kami sampaikan. Semoga memberikan manfaat kepada pembaca yang mencintai budaya Indonesia. Jika ada kesalahan dalam penulisan, silahkan kritik kami melalui laman komentar. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terima kasih.

2 komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *