Tarian adat tradisional dari daerah Bali berserta penjelasan adalah budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan oleh semua warga negara Indonesia, bukan hanya pemerintah saja.
Pada kesempatan kali ini, kita akan bahas mengenai topik yang berkaitan dengan seni tari suku Bali secara lengkap, akurat dan dijamin akan menambah wawasan bagi para pembaca.
Selain terkenal dengan destinasi wisata alamnya yang eksotis, ternyata Bali mempunyai banyak sekali nama – nama tarian tradisionalnya. Mulai dari yang dikenal dengan sebutan tari Topeng, Tari Puspanjali, Tari Baris Tunggal dan banyak lagi. Paling tidak ada puluhan dalam artikel ini yang akan dibahas.
Dengan mengenal tarian tradisional Bali, maka kita akan terbawa kepada banyak sekali nuansa dan rasa tergugah pada keunikan yang ada padanya. Sekaligus akan muncul perlakuan untuk selalu menjaga eksistensi budaya Indonesia dari saat ini sampai kapan pun juga, yang namanya budaya tari Indonesia harus tetap ada dan bisa disaksikan oleh generasi masa depan. Jangan sampai punah. Jika budaya asli Indonesia punah dalam seni tari, maka budaya asing akan mendominasi yang merupakan bukan ciri dari kearifan lokal.
Ada gerakan, keunikan pakaian adat Bali yang dipakai, properti yang unik dan alunan musik yang selalu mendukung gerak tarian Bali.
Sekedar diketahui, beberapa waktu yang lalu, kami sudah menulis beberapa informasi tentang tarian nusantara, mulai dari tarian daerah Sumatera Utara, tarian daerah Sumatera Selatan dan tarian daerah Sumatera Barat. Ketiga tarian tersebut dapat Anda temukan melalui kolom pencarian dengan menuliskan kata kunci yang diinginkan, kemudian ‘enter’. Cukup mudah, bukan?
Selain itu, kami juga sudah mempublikasikan beberapa tarian untuk di pulau Jawa, yaitu : tarian Jawa Barat, tarian Jawa Tengah dan tarian Jawa Timur.
Kami sangat berharap sekali bahwa artikel tarian daerah Bali ini dapat melengkapi khazanah Indonesia khsususnya pada kesenian tari. Meski begitu, selain membaca informasi dari internet, sebaiknya Anda bisa datang langsung ke daerah bali dengan menggunakan transportasi darat. Alamat rental mobil di Bali sudah kami publikasikan pada blog ini.
Baiklah, tanpa berlama – lama lagi, kami langsung menuliskan apa saja nama – nama tarian adat tradisional daerah Bali.
Simak informasinya berikut ini:
Daftar Isi
1. Tari Topeng
Yang pertama adalah seni Tari Topeng. Tari ini adalah salah satu tari sakral dari daerah Bali.
Topeng memiliki peran penting dalam masyarakat Bali. Hal ini sangat berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu, karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Nah, Tari Topeng Bali sendiri adalah sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang merepresentasikan dewa – dewa dipercaya oleh masyarakat lokal yang mampu menganugrahkan ketentraman dan keselamatan.
Baca: Kebiasaan Orang Bali
2. Tari Puspanjali
Berikut ini adalah Tari Puspanjali yang berasal dari daerah Bali. Kata puspa (bunga) dan anjali (sambutan penghormatan) merupakan tari penyambutan untuk para tamu kehormatan. 5-7 orang yang memerankan tarian ini dengan membawa bokoran (piring tradisional) yang berisi aneka kuntum bunga harum. Ciri khas Tari Puspanjalai adalah gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis.
Tari tradisional Bali yang bernama Puspanjali ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989. Pada acara-acara besar seperti pertemuan sejumlah duta besar atau konferensi tinggi di Bali, tari Puspanjali dijadikan sebagai tari pembuka acara.
Baca: Nama Pakat Adat Bali
3. Tari Baris
Yang ketiga adalah Tari Baris merupakan berasal dari daerah Bali. Tari Bari mempunyai sebutan lain yaitu tari perang yang menggambarkan keperkasaan prajurit atau ksatria. Tari Baris merupakan tari sakral yang biasanya dipertunjukkan pada momen-momen khusus di area pura. Jumlah pemeran pada Tari Baris ini mencapai 8 sampai 40 pria yang memakai pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornamen pada kepala, badog, lamak, awir, baju beludru, celana panjang. (Baca : Pakaian Adat Bali)
Keunikan pada tari Bali Baris yaitu masing-masing kabupaten memiliki ciri kostum tertentu. Dalam peragaan tarinya, tari Baris diawali oleh gerakan yang hati-hati layaknya seorang prajurit yang sedang mencari musuhnya didaerah yang belum dikenal.
Selain itu, tarian ini dipersembahkan masyarakat Bali sebagai bentuk pertunjukan dan juga rasa syukur.
Baca: Adat Istiadat Sumatera Barat
4. Tari Janger
Berikut adalah Tari Janger sebagai kesenian tari yang berasal dari Bali.
Lahir pada era tahun 1930an, tari Janger ini dilatar belakangi oleh nyanyian bersahut-sahutan dari orang-orang yang memetik kopi. Nyanyian bersaut-sautan yang sederhana tersebut kemudian berkembang dan menjadi inspirasi terciptanya Tari janger.
Tari tradisional yang bernama Janger ditarikan oleh 10 hingga 16 orang penari secara berpasangan, yaitu kelompok putri yang dinamakan Janger dan kelompok putra yang dinamakan Kecak. Jika dikategorikan dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari Balih-balihan, yakni tarian yang memeriahkan upacara maupun untuk hiburan.
Baca: Adat Istiadat Maluku
5. Tari Baris Tunggal
Seni Tari termasuk seni tari yang berasal dari daerah Bali.
Kapan tarian ini muncul? Diperkirakan pada pertengahan abad ke-16. Dugaan ini didasarkan oleh informasi yang terdapat di Kidung Sunda. Pada naskah tersebut terdapat sebuah keterangan tentang adanya tujuh jenis tari baris yang dibawakan di dalam upacara kremasi di Jawa. Selain itu, terdapat juga sebuah keterangan bahwa pada awal kemunculannya tari baris Tunggal ini merupakan bagian dari ritual keagamaan pada saat itu.
6. Tari Wirayuda
Kesenian Tari Wirayuda berasal dari daerah Bali. Nama lainnya adalah tari perang bali Wirayuda yang berasal dari dua kata, yakni Wira berarti pahlawan dan Yudha artinya perang. Jadi kesimpulan sederhananya, Tari ini merupakan tari yang bertemakan peperangan dan menunjukkan kegagahan sosok laki-laki prajurit kerajaan.
Tari ini ditarikan oleh 2 sampai 4 pasang penari pria yang membawa senjata tradisional Bali tombak.
Tari yang diciptakan pada tahun 1979 ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang dengan alat perang tradisional . Karena bertemakan perang, maka penari Wirayuda ini mengenakan hiasan ikat kepala berbentuk udeng-udengan. Tarian ini merupakan seni kreasi tari tradisional modern yang diciptakan oleh I Wayan Dibia.
7. Tari Trunajaya
Tarian tradisional dari Bali yang satu ini bernama Tari Trunajaya. Tari yang terdiri dari kata Truna dan Jaya ini mempunyai arti yang heroik. Truna artinya pemuda dan Jaya artinya jaya (puncak).
Pada pertunjukkannya, Tari Trunajaya menggambarkan gerak gerik seorang pemuda yang baru menginjak dewasa. Gerakan dan ekspresinya menggambarkan prilaku seorang remaja yang tubuh kuat, penuh enerjik, emosional dan gerakannya senantiasa untuk memikat hati seorang gadis. Tari Trunajaya termasuk kategori tari putra dengan ekpresif keras.
Diciptakan pada tahun 1915, Tari Trunajaya diciptakan oleh Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan kemudian disempurnakan oleh I Gede Manik. Tari Trunajaya termasuk dalam kategori tari Balih – balihan atau sebagai tari hiburan yang bisa dipentaskan dimana saja dan semua kalangan.
8. Tari Legong
Asal daerah Tari Legong adalah daerah Bali. Menurut sejarahnya, tarian ini merupakan salah satu tari klasik yang telah tercipta pada zaman kerajaan. Terkesan esklusif karena tarian ini pada awalnya hanya dipertontonkan di lingkungan kraton.
Mengenal artinya, kata Legong berasal dari kata “leg” yang atinya luwes atau elastis, dan kata “gong” berarti musik Gamelan. Dengan begitu makna Legong berarti tarian lemah gemulai yang terikat oleh irama musik Gamelan Gong.
Kini, ada beberapa jenis tari Legong yang masih berkembang di Bali, antara lain tari Legong Lasem (Kraton), Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana dan Legong Sudarsana.
Pada pementasannya, Tari Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari yang menghadirkan tokoh “Condong” sebagai pembuka tarian ini, namun ada kalanya tari Legong ini tidak menghadirkan tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya.
Ciri khas lain dari Tari yang bernama Legong ini adalah penarinya memakai kipas, kecuali penari dengan tokoh Condong.
9. Tari Pendet
Informasi menyatakan bahwa Tari Pendet termasuk kedalam seni tari yang berasal dari daerah Bali. Kabarnya, tari ini dipentaskan dalam kegiatan pemujaan atau upacara keagamaan di Pura. Simbol penyambutan atas turunnya dewa dewi ke alam dunia begitu kental pada tari tradisional Bali ini. Namun pada perkembangan zaman, sejarah merubahnya. Kini tari penyambutan ini diadopsi menjadi tari hiburan (balih-balihan) untuk menyambut tamu atau tari pembukaan dalam acara resmi.
Saat seorang ingin belajar tari di Bali, maka tarian inilah yang pertama kali diajarkan. Karena tari Pendet ini semacam dasar untuk bisa menari tarian yang lainnya. Di tarian tradisional Pendet ini, seorang penari akan mempelajari gerakan-gerakan dasar tari Bali. Tari Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, namun kebanyak wanita, dewasa maupun gadis dengan menari sambil membawa perlengkapan sesajen (hiasan bunga).
10. Tari Kecak
Kabarnya Tari Kecak merupakan pertunjukan tarian seni yang berpadu kisah drama dengan lakon Ramayana salah satunya. Unsur pemain utamanya adalah laki-laki, kecuali Dewi Sita dan beberapa pengiring perempuannya. Tari tradisional Bali ini adalah hasil karya Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies pada tahun 1930-an. Dalam pementasannya, tarian adat Bali ini menggunakan banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan kata “cak” dan mengangkat kedua lengan.
11. Tari Barong
Seni Tari Barong yang dari daerah Bali hampir sama atau ada kemiripan dengan aksi Barongsai. Sejarah mengatakan bahwa tari ini diperkirakan telah ada sebelum munculnya agama Hindu di Nusantara. Muatan tari ini begitu sakral, sehingga merupakan tari yang hanya dipentaskan pada upacara ritual tertentu.
Untuk mengetahui artinya, berikut informasinya. Kata Barong berasal dari kata “bahruang” yang berarti juga Beruang. Hal ini menjadi ciri khas utama, dimana bentuk Barong menggunakan aksesoris besar yang dimainkan oleh 2 orang laki-laki yang bertindak sebagai bagian kepala dan bagian badan Barong sehingga kelihatanya seperti binatang berkaki empat.
Ternyata, tari Barong mempunyai banyak jenis dan fungsinya, seperti tari Barong macan, Barong bangkal, Barong gajah, Barong asu, Barong landung, Barong blasblasan, Barong ket (keket).
12. Tari Cendrawasih
Kesenian Tari Cendrawasih yang berasal dari Bali ini adalah hasil karya seni gerak dari I Gede Manik. Menurut informasi, tari ini pertama kali ditampilkan di subdistrik atau kecamatan Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an.
Seiring berjalannya waktu, tari Cendrawasih yang sering dipertunjukan adalah hasil olahan koreografi oleh N. L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya di tahun 1988. Bak tari burung Merak dari Jawa Barat (Jabar), tari Cendrawasih Bali menggambarkan keindahan corak dan tubuh burung Cendrawasih.
Menjadi ikon tanah Papua, burung Cendrawasih bagi masyarakat Bali dikenal sebagai Manuk Dewata. Jumlah penari pada Tari Cendrawasih sebanyak 2 orang wanita yang berperan sebagai burung Cendrawasih jantan dan cendrawasih betina. Pada Geraknnya, kedua burung ini ibarat sepasang burung yang memadu kasih dan meliuk-liuk seperti ketika menjelang perkawinan.
13. Tari Kebyar Duduk
Kesenian tari Kebyar Duduk yang berasal dari Bali ini diciptakan oleh seorang maestro seni asal kabupaten Tabanan pada tahun 1925 bernama I Ketut Mario. Tari tradisional ini juga disebut dengan tari Kebyar Terompong (jika dimainkan memakai instrument Terompong). Bukan tanpa alasan, kenapa disebut Tari Kebyar Duduk karena sebagian besar gerak-gerakan tarinya dilakukan dalam posisi duduk dengan kedua kaki menyilang (bersila). Bagian dari gerak tari yang digerakkan dengan posisi sulit, yaitu setengah jongkok, dan terlihat unik ketika penari dapat bergerak melangkah atau berpindah tempat dengan cepat.
Seperti tarian Baris, tari Kebyar Duduk merupakan tarian tunggal. Jika tari Baris mengilustrasikan gerakan-gerakan ksatria (prajurit) Bali pada umumnya. Dalam tarian Kebyar Duduk penekannya adalah pada penari itu sendiri yang menginterprestasikan nuansa musik dengan ekpresi wajah dan gerakan.
14. Tari Durga Mahisasura Mardini
Tari yang ini termasuk seni tari berasal dari daerah Bali yang merupakan tari kreasi yang terinspirasi dari kisah Durga Mahisasura Mardini. Hal itu sebagaimana tertulis didalam lontar Siwagama. Secara umum, garapan dari tari kreasi ini tidak lepas dari latar belakang budaya Bali.
Sebagai wilayah tempat kisah Durga Mahisasura Mardini lahir dan berkembang. Selain itu juga dari segi estetika, tari tradsional Bali ini juga tidak lepas dari esensi tarian Bali yang pada umumnya, termasuk didalam gerakan, tata rias, pakaian tradisional Bali atau busana yang dikenakan, sampai musik yang mengiringinya.
15. Tari Cilinaya
Tari tradisional Bali ini diciptakan oleh I Wayan Dibia. Ia dikenal sebagai seorang maestro tari tradisional Bali di tahun 1986. Pada awalnya, Tari ini dibuat untuk dipentaskan oleh Sekaa Gong Patra Kencana Singapadu di Gianyar.
Cili menjadi bagian busana para penari melambangkan sebuah keceriaan dan kegembiraan melaui pesan utama dan tarian ini.
16. Tari Panji Semirang
Tari ini termasuk tari tradisional yang berasal dari Bali. Dikenal oleh masyarakat bahwa pencipta tari ini adalah I Nyoman Kaler pada tahun 1942. Bertujuan jadi ajang hiburan, Tarian Panji Semirang tidak dipentaskan di areal rumah ibadah pura.
Ada kisah menarik dari tarian ini, yaitu mengisahkan seorang putri raja bernama Galuh Candrakirana. Dalam ceritanya, pria tersebut pergi mengembara ke luar istana dengan menyamar menjadi laki-laki bernama Raden Panji. Pengembaraan itu dilakukan setelah Sang Putri kehilangan suaminya.
17. Tari Margapati
Asal Tari Margapati adalah dari daerah Bali. Makna dari kata marga adalah binatang, dan pati adalah raja.
Korelasinya, bahwa tari ini merupakan sebuah tarian yang melukiskan gerak-gerak seekor raja hutan (singa) yang sedang berkelana di tengah hutan untuk memburu mangsanya. Tarian ini termasuk Tari Putra Keras.
I Nyoman Kaler pada tahun 1942 yang menciptakan Tari Margapati ini. Bisa disebut, tarian ini merupakan Tari Tunggal yang ditarikan oleh satu orang penari putra. Meski begitu, Tari ini juga bisa di bawakan oleh perempuan dengan ekspresi mimik yang gagah.
18. Tari Gopala
Seni Tari Gopala merupakan tari tradisi Bali yang menceritakan tingkah laku sekelompok pengembala sapi di suatu ladang / tempat penggembalaan. Kata Gopala sendiri diambil dari bahasa Kawi yang berarti penggembala sapi. Jumlah penari Tari Gopala yaitu 4 sampai 8 orang penari putra.
I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa (sebagai penata iringan) adalah dua seniman yang menciptakan Tari Gopala. Yang menarik dari tari Gopala adalah sebuah ekspresi gerakan tari yang humoris dengan materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah ada.
19. Tari Condong
Asal usul dari Tari Condong adalah daerah Bali. Pada umumnya tari ini digunakan sebagai pendahuluan dari tari Legong. Pada pertunjukkannya, tarian ini dibawakan dengan diiringi oleh Gamelan Pangulingan.
Menurut sejarah, Tari Condong diperkirakan tercipta pada abad ke-19 di lingkungan kraton atau istana kerajaan Bali. Anehnya, tidak dapat diketahui dengan pasti tokoh yang menciptakan tari.
Menurut kepercayaan yang berkembang di masyarakat Bali, bahwa asal mula tari Condong ini bermula dari seorang pangeran dari Sukawati yang sakit parah. Kemudian ia mendapat penglihatan gaib dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani alat musik tradisional (link) yang bernama Gamelan. Setelah pengeran tersebut sehat kembali, gerakan tarian itu ia ulangi.
20. Tari Ciwa Nataraja
Tari asal Bali ini merupakan tari persembahan. Dewi Ciwa Nataraja adalah manifestasi Siwa sebagai penari tertinggi alias Dewanya penari. Gerakan Ciwa merupakan pancaran tenaga prima yang kemudian menyatu sehingga terciptalah alam semesta ini. Begitu menurut kepercayaan masyarakat Bali.
Penggabungan dari agama Hindu, seni dan ilmu pengetahuan sangat terlihat pada Tari Ciwa Nataraja.
21. Tari Belibis
Bali merupakan tempat asal Tari Belibis ini. Tarian ini diilhami oleh cerita Angling Dharma yang merupakan seorang Raja. Ketika mengembara, Angling Dharma bertemu dengan seorang putri raksasa pemakan manusia. Raksasa merasa khawatir rahasianya diketahui oleh Angling Dharma, dikutuklah Angling Dharma menjadi seekor burung Belibis yang hidup di air.
Tarian ini ditarikan oleh perempuan secara berkelompok.
Pada tahun 1984, N.L.N. Swasthi Wijaya Bandem (koreografer) dan I Nyoman Windha menciptakan tari Belibis ini.
Gerakan tari burung Belibis tidak hanya berkaitan dengan kelenturan tubuh, tetapi juga berhubungan dengan tenaga yang digunakan. Seperti layaknya seekor burung, tari Belibis mengedapankan gerakan kepala dan leher, pandangan mata, serta gerak tangan dan kaki. Musik dan Gamelan yang mengiringi tari ini berkesan lincah dan agresif. Beberapa alat musik tradisional Bali yang digunakan antara lain : Gangsa, Cengceng, Reong, Kempul, Penyahcah, Suling, Kendang, Gong, Jegogan, dan Kajar.
22. Tari Manukrawa
Tarian Manukrawa termasuk kedalam golongan tari tradisional yang berasal dari daerah Bali. Pada tahun 1981, tarian ini diciptakan oleh I Wayan Dibia (koreografer), dan I Wayan Beratha (komposer). Awalnya, tari Manukrawa merupakan bagian dari Sendratari Mahabharata Bale Gala-Gala karya tim Sendratari Ramayana/Mahabharata Propinsi Bali yang ditampilkan dalam Pesta Kesenian Bali tahun 1980. Selanjutnya, keindahan tari ini dikembangkan menjadi tari lepas untuk tujuan hiburan. Merujuk asal katanya, Manukrawa berasal dari kata “Manuk” yang artinya burung dan rawa artinya “rawa-rawa”.
Pada umumnya, tarian ini dipentaskan oleh 5 sampai 7 orang penari wanita. Tari Manukrawa ini menggambarkan perilaku sekelompok burung (manuk) air (rawa) sebagaimana yang dikisahkan didalam cerita Wana Parwa dari Epos Mahabharata.
Gerakan pada tari ini diambil dari tari klasik Bali yang dipadukan dengan gerakan tari dari Jawa dan Sunda yang telah dimodifikasikan sesuai dengan tuntutan keindahan pada masanya.
23. Tari Rejang
Tari Rejang merupakan seni tari tradisional dari daerah Bali. Tari ini juga populer saat kegiatan upacara keagamaan di pura adalah Tari Rejang. Gerakan tari ini sangat sederhana namun progresif dan lincah.
Diketahui, bahwa tarian ini adalah bentuk pengabdian kepada dewa – dewi penganut agama Hindu di Bali. Pakaian adat tradisional Bali yang di pakai oleh para penarinya tampak meriah dengan banyak dekorasi-dekorasi. Kemudian mereka menari dengan berbaris melingkari halaman pura atau pelinggih yang kadang kala dilakukan dengan berpegang-pegangan tangan.
24. Tari Tenun
Tari tenun merupakan tarian adat dari Bali. Tari tradisional ini menggambarkan perempuan Bali dalam membuat kain tenun (sejenis kain tradisional Bali Timur). Ekspresi riang gembira sangat terlihat pada proses menenun yang digambarkan pada aksi tari. Biasanya, tarian ini dibawakan oleh tiga orang penari atau lebih. Pada tahun 1962 tarian tenun ini diciptakan oleh I Nyoman Ridet dan I Wayan Likes.
Selain itu, tari Tenin juga berfungsi untuk melestarikan kebudayaan tenun-menenun yang ada di Bali dan juga melestarikan alat-alat tradisional yang dipergunakan dalam menenun.
Busana Tari Tenun dengan segala keunikannya terdiri dari :
- kepala memakai lelunakan;
- pakaiannya terdiri dari tapih,
- kamen,
- dan selendang yang dililitkan di dada serta sabuk prada;
- tata rias hampir sama dengan tarian lain;
- bunga sandat 3 buah di kenakan di kepala;
- bunga yang berwarna merah, juga di kenakan di kepala;
- dan bunga semanggi di kenakan di kepala.
25. Tari Gambuh
Tari Gambuh merupakan sebuah drama tari warisan budaya Bali yang memperoleh pengaruh dan drama tari zaman Jawa-Hindu di Jawa Timur. Sebuah drama tari klasik yang lahir di Puri pada masa lampau dan masih dilestarikan diberbagai daerah di Bali.
26. Tari Telek
Tari Telek termasuk budaya tari dari daerah Bali dan sampai saat ini masih sering dipentaskan secara teratur oleh sejumlah banjar atau desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung. Seperti di desa Adat Pancoran Geigel dan di Desa Adat Jumpai.
Merupakan warisan leluhur, Tari Telek termasuk jenis tari yang pantang untuk tidak dipentaskan. Bagi masyarakat Bali, pementasan tari Telek ini sebagai sarana untuk meminang keselamatan dunia, khususnya di wilayah banjar atau desa adat mereka. Jika nekat tidak mementaskan tarian ini, maka diartikan dengan mengundang kehadiran sasab (penyakit pada manusia), merana (hama-penyakit pada tanaman dan ternak) dan marabahaya lainnya yang mengacaukan harmonisasi di dunia.
Keyakinan tersebut diatas begitu kuat dihati krama Banjar Adat Pancoran, Gelgel dan juga Desa Adat Jumpai. Tarian ini dilestarikan dari tahun ke tahun dan dari generasi ke generasi sampai tidak tergerus arus zaman. Begitu kuatnya mereka menjaga kesenian ini. Sampai-sampai seluruh pakem pada pementasan Tari Telek dipertahankan secara saklek.
27. Tari Wiranata
Tarian Wiranata merupakan tari kreasi dari Bali yang diciptakan oleh Inyoman Ridet pada tahun 1960. Mengambarkan sosok heroik, Tari Wranata ini menyampaikan pesan dan kesan gagah dari seorang penad serta cocok sekali dalam melukiskan seseorang yang punya pengaruh dan wibawa seperti seorang raja. Pada pertunjukannya, Tari Wranata umumnya akan ditarikan oleh remaja putri. Meski begitu, tari ini memungkinkan juga ditarikan oleh penari putra, baik itu dalam pementasan berkelompok (massal) maupun seorang diri (tunggal).
28. Tari Panyembrama
Tari Panyembrama merupakan tari penyambutan yang diciptakan oleh I Wayan Berata pada tahun 1970-an. Di daerah Bali, selain digunakan sebagai tari penyambutan, tari ini juga sering dipentaskan dalam upacara agama hindu di Pura sebagai tari pelengkap persembahan sebelum tari Sanghyang atau Rejang. Alat musik tradisional Bali dalam bentuk Gamelan yang dipakai dalam tarian ini adalah gong kebyar dan dalam pentas menggunakan pakaian adat Bali .
Penting diketahui, Tari Panyembrama dipentaskan oleh sejumlah penari perempuan yang dirancang sedemikian rupa, sehingga lirik mata, senyum, dan gerak gemulai tubuhnya terlihat anggun mempesona bagi para penonton.
29. Tari Sanghyang
Tari Sanghyang adalah salah satu tari sakral umat Hindu di pulau Bali. Tarian ini sering dipentaskan untuk fungsi sebagai pelengkap upacara. Selain itu, fungsi tari Sangyang juga sebagai media untuk mengusir wabah penyakit yang sedang melanda suatu desa atau daerah. Kemudian, tari ini diyakini oleh masyarakat Bali untuk mengusir wabah penyakit, tarian ini juga digunakan sebagai sarana pelindung terhadap ancaman dari kekuatan magic hitam (black magic).
Sebagai tarian sejarah yang merupakan sisa-sisa kebudayaan pra-Hindu ini biasanya ditarikan oleh dua gadis yang masih kecil (belum dewasa), keberadaannya dianggap masih suci. Ada aturan yang berlaku sebelum dapat menarikan Sanghyang calon penarinya harus menjalankan beberapa pantangan, seperti :
- tidak boleh lewat di bawah jemuran pakaian,
- tidak boleh berkata jorok dan kasar,
- tidak boleh berbohong,
- dan tidak boleh mencuri.
Kemudian Tari Sangh ada beberapa jenis, diantaranya:
- Sanghyang Dedari,
- Sanghyang Deling,
- Sanghyang Penyalin,
- Sanghyang Celeng.
30. Tari Kupu-Kupu
Nama lain dari nama Tari kupu-kupu adalah Tari Kupu-Kupu Tarum yang merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah provinsi Bali. Menurut sejarah terkait tarian Bali, tari kupu-kupu ini diciptakan oleh I Wayan Beratha sekitar di tahun 1960-an. Tarian kupu-kupu ini diperankan oleh seorang melainkan jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh 5 (lima) orang perempuan atau lebih.
Pesan dari Tarian ini yaitu menggambarkan binatang kupu-kupu berwama biru tua atau tarum yang sedang terbang serta hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Nilai filosofis yang ada pada tarian kupu-kupu ini adalah penggambaran keindahan, kedamaian dan juga eksotiknya pulau Bali.
Demikian informasi tentang tarian adat tradisional daerah Bali yang banyak hal menarik didalamnya sebagai kekayaan budaya Indonesia. Semoga artikel ini benar – benar memberikan manfaat untuk pembaca yang budiman.