Tarian adat tradisional daerah Jawa Tengah (Jateng) adalah bagian dari budaya Indonesia dibidang seni tari. Informasi tarian Provinsi Jateng ini meliputi penjelasan, properti sampai kepada pola lantainya. Ditambah lagi dengan gambar sebagai contohnya guna memberikan pemahaman lebih kepada pembaca.
Selain untuk orang dewasa tarian daerah Jawa Tengah pun banyak dimainkan untuk anak Sekolah Dasar (SD). Upaya sekolah untuk mengenalkan budaya Indonesia melalui penerapan patut diapresiasi. Sejak dini anak-anak Indonesia harus mendapat pengenalan terhadap budaya Jawa Tengah. Jangan sampai mereka lebih mengenal dengan budaya asing.
Tarian tradisional Jawa Tengah juga berfungsi untuk menyambut tamu yang datang, baik dari luar daerah, kabupaten maupun provinsi sampai luar negeri. Dalam konteks zaman dulu, tarian Jawa Tengah disuguhkan menyambut kedatangan tamu raja dari daerah lain.
Pada pelaksanaanya, ada juga tarian daerah Jawa Tengah yang dilakukan secara berpasangan antar satu penari dengan penari lainnya. Istilah zaman sekarang menari dengan model ‘duo’, bukan cuma berlaku bagi penyanyi saja.
Nah, terkait dengan pola lantai pada tarian daerah Jawa Tengah, masing – masing tarian memiliki perbedaan sesuai degan ciri khasnya. Ada yang garis lengkung dan membentuk lingkaran, menggunakan pola lantai garis lurus, menggunakan pola lantai garis lengkung, dan dengan pola lantai garis lengkung dan membentuk lingkaran. Untuk lebih jelas, kedepan akan kita bahas khusus mengenai pola lantai.
Baca : Tarian Daerah Sumatera Utara
Berbagai macam properti pun dibutuhkan supaya terlaksananya pertunjukan tarian dari Jawa Tengah. Ada yang mudah didapatkan, ada pula properti tari yang susah didapatkan. Tanpa adanya properti, maka tiada kesempurnaan terlihat pada tari yang akan dipentaskan.
Baiklah, tanpa memperpanjang kata-kata lagi, berikut ini kita bahas satu persatu tarian adat tradisional daerah Jawa Tengah.
Daftar Isi
1. Tari Blambangan Cakil
Yang pertama adalah Tari Blambangan Cakil yaitu tarian yang diadopsi dari cerita pewayangan. Pesan dari budaya Hindu sangat kental pada tarian ini. Hal in terbukti dengan adegan yang disadur sebagai tarian adalah “Perang Kembang” dimana para ksatria dan raksasa saling berperang yang meggambarkan peperangan antara kebaikan melawan kejahatan. Tokoh ksatria, pada umumnya mengambil tokoh Arjuna sebagai pahlawan kebaikan dan Tokoh Raksasa, Cakil menggambarkan kejahatan dengan gestur tari kasar dan beringas.
Pesan moral dari Tari Blambangan Cakil ini adalah bahwa kejahatan akan selalu dikalahkan oleh kebaikan, sekuat apapun kejahatan itu berkuasa.
2. Tari Gambyong
Yang kedua adalah Tari Gambyong berasal dari Surakarta Jawa Tengah dan merupakan tari perpaduan dari tari kraton dan tari rakyat. Berdasarkan sejarah, nama Gambyong diambil dari nama pencipta tarian ini, seorang Waranggana atau wanita yang ahli menari yakni “Mas Ajeng Gambyong”.
Baca Juga: Adat Istiadat Sumatera Barat
3. Tari Sintren
Kemudian adalah Tari Sintren yang berkembang di pesisir Pantau Utara Jawa yang meliputi pesisir utara Jawa Tengah hingga pesisir utara Jawa Barat seperti Majalengka, Indramayu, Berebes, Pemalang, Cirebon, Banyumas, dan Pekalongan.
Tarian Sintren adalah salah satu tarian misterius yang dikaitkan dengan kerasukan arwah dan masih berkembang hingga saat ini.
Saat pementasan, penari Sintren selalu menggunakan kacamata hitam. Muncul keyakinan di masyarakat bahwa saat menari bola mata penari Sintren menjadi putih dan demi estetika digunakanlah kacamata hitam untuk menutup mata penari tersebut agar tidak menakut nakuti penonton.
Pementasan Tarian Sintren diiringi oleh seperangkat alat musik tradisional Indonesia yang bernama Gamelan.
Baca : Tarian Daerah Sumatera Barat
4. Tari Jlantur
Yang ini adalah Tari Jlantur berasal dari daerah Boyolali provinsi Jawa Tengah. Tari ini dimainkan oleh sekitar 40-an penari pria. Ada pun properti yang digunakan dalam pementasan berupa kuda tiruan, dan ikat kepala pada setiap penari.
5. Tari Prawiroguno
Tari Prawiroguno yang berasal dari Jawa Tengah ini menggambarkan situasi kondisi peperangan di masa penjajahan. Aksi dan gerakan tari Prawiroguno sangat dinamis dengan penari yang berpakaian layaknya tengah dalam perang lengkap dengan properti alat perang tradisional seperti Tameng atau Tombak.
6. Tari Wira Pertiwi
Tari Wira Pratiwi yang berasal dari Jawa Tengah ini menggambarkan kepahlawanan prajurit putri Jawa. Dibuat oleh Bagong Kussudiardjo, seni tari ini merupakan bentuk semangat pengabdian bela negara. Gerakan dinamis dalam tari Wira Pertiwi melambangkan ketangkasan, ketangguhan dan ketegasan sang prajurit putri dalam membela bangsa.
7. Tari Beksan Wireng
Tari Beksan Wireng yang berasal dari provinsi Jawa Tengah ini menggambarkan ketangkasan prajurit dalam latihan perang. Kata Wireng merupakan gabungan dari dua suku kata, yakni Wira ( Perwira) dan Aeng (Unggul). Bisa di artikan bahwa Tari Beksan Wireng yaitu tari yang menggambarkan perang atau latihan perang yang temanya Keprajuritan. Karena sarat nuansa perang, Tari Wireng diperankan oleh kaum pria dengan gerakan tari bersumber dari gerakan pencak silat.
Baca juga: Minuman Khas Medan
8. Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Kabarnya, tari Serimpi ini muncul pada zaman kerajaan Mataram yang ketika itu sedang dipimpin oleh Sultan Agung (1613 – 1646). Terkesan eksklusif, karena Tari Serimpi hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan dan peringatan kenaikan tahta Sultan saja. Dalam pementasannya, Tari Serimpi ditampilkan dengan diiringi suara musik Gamelan.
Baca : Tarian Daerah Sumatera Selatan
9. Tari Ronggeng
Selain berasal dari Jawa Tengah, Tari Ronggang telah berkembang di masyarakat Jawa Barat juga. Dan kisaran waktunya kemungkinan dari zaman kuno. Relief di bagian Karmawibhanga pada abad ke-8 Borobudur menandakan suatu adegan perjalanan rombongan hiburan dengan musisi dan penari wanita.
Gerak tarian ronggeng lebih ekspresif bahkan mengarah ke eksotis.
10. Tari Kretek
Tari Kretek adalah tarian yang berasal dari daerah Kudus, Jawa Tengah. Tarian ini menggambarkan kehidupan para buruh bersama dengan kreteknya. Kudus sudah lama dikenal dengan industri kreteknya dan menjadi penopang perekonomian masyarakat setempat.
Sebelum dikenal dengan nama Tari Kretek, tarian ini ternyata memiliki nama Tari Mbatil. Seiring bergulirnya sang waktu penggunaan nama Mbatil tergantikan dengan kretek, merujuk gambaran utama yang disampaikan melalui tarian tersebut. Tarian ini populer dimasyarakat Kudus sejak tahun 1985.
11. Tari Bondan
Ini adalah bernama Tari Bondan yang berasal dari daerah Surakarta, Jawa Tengah. Pada tarian ini memperlihatkan gambaran kasih tulus ibu pada anaknya. Bedanya dengan tarian lain adalah pada properti yang dipakai dalam pementasan tari seperti Kendil, boneka bayi, payung dan beberapa alat rumah tangga lainnya. Properti yang dipakai adalah alat rumah tangga yang sering digunakan Ibu dalam kehidupan sehari hari.
12. Tari Bedhaya Ketawang
Tari Bedhaya Katawang yang berasal dari dari Surakarta, Jawa Tengah ini dipentaskan oleh 9 penari wanita saat peringatan dan penobatan tahta Kasunanan Surakarta. Bedhaya Katawang terdiri dari dua suku kata yakni kata Bedhaya yang memiliki makna penari wanita dan Ketawang yang memiliki makna langit. Makna langit mengandung kiasan untuk sesuatu yang mulia, luhur dan tinggi.
Baca : Tarian Daerah Jawa Barat
13. Tari Kukila (Kukilo)
Tari Kukila yang berasal dari provinsi Jawa Tengah ini dahulu yang menggunakan binatang sebagai ide dasar atau gagasan dari sebuat tarian. Gerakan binatang yang menjadi inspirasi adalah gerakan burung. Gerakan utama dalam Tari Kukila menggambarkan prilaku burung yang tergambar ketika dipentaskan : sangat dinamis, gesit dan lincah.
14. Tari Lengger
Tari Lengger berasal dari Banyumas Jawa Tengah. Tari ini merupakan turunan atau kreasi dari Tari Tayub. Lengger berasal dari dua suku kata, Le yang bermakna Tole (anak laki laki) dan Ger dari Geger yang bermakna ramai.
Dulu tarian Lengger dianggap negatif karena sarat unsur sensualitas namun Sunan Kalijaga menggubah gerakan tarian tersebut dan menjadikannya salah satu media untuk berdakwah.
15. Tari Topeng Ireng
Tari Topeng Ireng yang berasal dari jawa Tengah ini digunakan sebagai sarana latihan beladiri. Tari ini berkembang di sekitar Lereng Gunung Merbabu, Magelang. Tari Topeng Ireng mempunyai pesan arif dalam setiap gerakannya, dimana salah satunya adalah memberikan nasihat tentang kebaikan hidup.
16. Tari Rong Tek
Tari Rong Tek adalah tarian yang berasal dari perkembangan Tari Longger Banyumasan Jawa Tengah. Berasal dari dari dua suku kata, yaitu Rong dan Tek, Rong diambil dari kata Ronggeng atau penari dan Tek berasal dari suara bambu yang dimainkan dan juga merupakan alat pengiring utama dalam tarian ini.
Baca : Tarian Daerah Maluku
17. Tari Rancak Denok
Tari Rancak Denok adalah tari kreasi yang mengambil gagasan dari berbagai tari yang menggunakan topeng sebagai properti saat pementasan. Topeng menjadi properti dari tarian ini. Rancak Denok berasal dari dua kata, yakni Rancak yang berarti dinamis dan cepat, serta Denok yang berarti perempuan dengan demikian dapat dibayangkan bahwa tarian ini memiliki pergerakan tarian yang dinamis dan cepat.
Tari Rancak Denok ini diperankan oleh para wanita Jawa.
Demikian informasi mengenai tarian adat tradisional daerah Jawa Tengah beserta penjelasannya ini. Semoga bermanfaat kepada pembaca. Jangan lupa untuk terus mencintai budaya asli Indonesia dan merawatnya sampai ke anak cucu.
Artikel terkait dengan Jawa Tengah:
Pakaian Adat Tradisional Jawa Tengah
Senjata Trandisional Jawa Tengah
Alat Musik Tradisional Jawa Tengah
Rumah Adat Joglo Jawa Tengah
Nama Pakaian Adat Jawa Tengah