Gambar Rumah Adat Kalimantan Selatan
Rumah Ba'anjung Gajah Baliku via wikiwand.com

5 Rumah Adat Kalimantan Selatan, Gambar, Keunikan dan Penjelasannya

Diposting pada

Rumah adat Kalimantan Selatan (Kalsel), gambar, keunikan dan penjelasannya merupakan kelanjutan dari artikel yang beberapa waktu lalu kami publikasikan. Yaitu artikel yang berjudul : rumah adat Kalimantan Timur, rumah adat Kalimantan Tengah dan rumah adat Kalimantan Barat.

Masing – masing rumah adat dari daerah tersebut memiliki ciri khas dan keunikan. Dengan melihatnya lebih jauh, maka semakin kita mengetahui bahwa Indonesia sangat kaya akan budaya yang diwariskan oleh nenek moyang zaman dahulu. Keberadaannya harus dilestarikan sampai kapan pun juga.

Sebelum kita membahas mengenai rumah adat Kalimantan Selatan, ada baiknya kita mengetahui mengenai definisi dari rumah adat. Untuk mengetahuinya, Anda bisa menuju ke laman ini.

Palangkara adalah ibu kota Kalimantan Selatan. Menurut sumber dari Wikipedia, Kota Palangkara mempunyai luas wilayah 2.400 km² dan berpenduduk sebanyak 376.647 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 92.067 jiwa tiap km². Beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi adalah Taman Kota Palangkaraya dan Kalawa Waterpark serta masih banyak lagi.

Baca : Rumah Adat Sumatera Barat

Rumah adat Kalimantan Selatan juga merupakan destinasi wisata yang penting untuk kunjungi. Banyak wisatawan yang selalu menyempatkan diri mendatangi rumah adat selain destinasi wisata lainnya. Dengan begitu, keberadaan rumah adat di suatu daerah dapat membantu melonjaknya jumlah turis yang ada. Peran serta pemerintah dengan dukungan masyarakat harus terus melestarikannya.

Pakaian adat Dayak Kalimantan ternyata banyak membuat orang penasaran sehingga wajar jika di laman pencarian Google, jumlah pencarinya begitu banyak. Ini juga menjadi suatu hal penting dalam upaya mendongkrak jumlah wisatawan. Juga alat musik Kalimantan seperti alat musik Sampe harus juga menjadi perhatian bersama.

Baiklah, tanpa berlama – lama lagi, langsung sja kita bahas mengenai topik artikel.

Rumah Adat Kalimantan Selatan dan Keunikannya

1. Rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi via Wikipedia

Rumah adat Bubungan Tinggi merupakan satu tipe rumah tradisional yang berada di Kalimantan Selatan. Memiliki atap yang menjulang tinggi, rumah adat ini awalnya adalah rumah kesultanan di Kalimantan Selatan. Seiring berjalannya waktu, banyak rumah warga yang meniru gaya bangunan tersebut.

Perlu diketahui, Rumah Bubungan Tinggi adalah satu dari sebelas tipe rumah tradisional yang berada di Kalimantan Selatan. Sejatinya, fungsi rumah tradisional ini untuk tempat tinggal kesultanan, tetapi kini telah menjadi ciri khas bangunan rumah penduduk daerah Banjar.

Baca : Rumah Adat Aceh

2. Rumah Ba’anjung Gajah Baliku

Rumah Ba’anjung Gajah Baliku via wikiwand.com

Rumah Ba’anjung Gajah Baliku merupakan salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Rumah adat ini pada zaman Kesultanan Banjar digunakan sebagai tempat tinggal Warit Raja, yaitu para keturunan garis utama/pertama atau bubuhan para gusti. Jadi rumah ini hanya dihuni oleh para calon pengganti Sultan jika terjadi sesuatu terhadap Sultan.

Rumah tradisional tipe ini memiliki kemiripan dengan Rumah Bubungan Tinggi, tetapi ada sedikit hal perbedaan yaitu pada Ruang Paluaran (ruang tamu).

Atap Rumah Gajah Baliku memakai konstruksi kuda-kuda dengan atap perisai (disebut Atap Gajah) dengan keadaan lantai ruangan datar saja sehingga menghasilkan bentuk bangun ruang yang dinamakan Ambin Sayup. Sedangkan pada kedua anjung sama-sama memakai atap Pisang Sasikat (atap sengkuap).

Baca : Rumah Adat Palembang

3. Rumah Gajah Manyusu

Rumah Gajah Manyusu via Suryanata.com

Rumah adat Kalimantan Selatan yang satu ini bernama Rumah Gajah Manyusu. Rumah ini mempunyai ciri pada bentuk atap limas dengan hidung bapicik (atap mansart) pada bagian depannya. Anjung mempunyai atap Pisang Sasikat, sedang surambinya beratap Sindang Langit.

Dulu, tubuh bangunan induk rumah adat Gajah Manyusu ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai buntung yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Hidung Bapicik. Atap perisai buntung ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan hingga ruang-ruang yang ada di belakangnya.

Dalam perkembangannya kemudian Rumah Hidung Bapicik yang berbentuk segi empat panjang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan ataupun bisa juga pada kedua – duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Ruang tambahan ini disebut anjung. Bentuk inilah yang dinamakan Rumah Gajah Manyusu.

Baca : Rumah Adat Joglo Jawa Tengah

4. Rumah Tadah Alas

Rumah Tadah Alas via wikiwand.com

Rumah Tadah Alas ialah salah satu rumah tradisonal suku Banjar (rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Rumah Tadah Alas merupakan pengembangan dari Rumah Balai Bini yaitu dengan menambahkan satu lapis atap perisai sebagai kanopi paling depan. Atap kanopi inilah yang disebut “tadah alas” sehingga rumah adat ini dinamakan rumah Tadah Alas.

Pada mulanya tubuh bangunan induk rumah adat Tadah Alas ini memiliki konstruksi berbentuk segi empat yang memanjang dari depan ke belakang yang ditutupi pada bagian depannya dengan menggunakan atap perisai yang dalam bahasa Banjar disebut Atap Gajah. Atap di bagian depan ini kemudian ditumpangi lagi dengan sebuah atap perisai juga. Atap perisai tumpang ini menutupi mulai ruang Surambi Pamedangan. Bentuk bangunan pokok ini biasa dinamakan Rumah Tadah Alas.

Dalam perkembangannya kemudian bentuk segi empat panjang yang sudah ditambahi atap perisai tumpang tersebut mendapat tambahan ruangan hanya pada salah satu sisi bangunan pada samping kiri atau kanan bangunan ataupun bisa juga pada kedua-duanya baik sisi kiri maupun kanan secara simetris dan posisinya agak ke belakang. Kedua ruangan ini berukuran sama panjang. Penambahan ini dalam bahasa Banjar disebut disumbi. Ruang tambahan ini disebut Anjung.

Rumah Tadah Alas yang memiliki dua buah anjung secara simetris ini dinamakan Rumah Tadah Alas Ba’anjung Dua. Pada tipe pertama kedua-dua buah anjung ini ditutup dengan atap sengkuap Pisang Sasikat sehingga dinamakan Rumah Tadah Alas Ba’anjung Pisang Sasikat. Dalam perkembangannya di belakang Anjung Kanan dan Anjung Kiwa yang beratap sengkuap Pisang Sasikat ini selanjutnya disumbi (disambung) dengan atap jurai luar (jurai laki) sehingga ruangan tambahan ini dinamakan Anjung Jurai Kanan dan Anjung Jurai Kiri.

5. Rumah Palimbangan

via banjarkab.go.id

Rumah adat Palimbangan merupakan salah satu jenis rumah Baanjung yaitu rumah tradisional suku Banjar (disebut rumah Banjar) di Kalimantan Selatan. Di zaman Kesultanan Banjar rumah Tipe ini digunakan sebagai hunian para tokoh agama (Islam) dan para Alim Ulamanya.

Bumbungan atap rumah Palimbangan pada rumah induk memakai atap pelana dengan tebar layar yang disebut Tawing Layar. Kebanyakan rumah Palimbangan tidak menggunakan Anjung. Namun jika memakai Anjung maka atapnya juga menggunakan atap Pelana dengan Tawing Layar menghadap ke depan. Pada teras/emper depan ditutup dengan atap sengkuap (atap lessenaardak) yang disebut atap Sindang Langit. Kini atap teras yang disebut Atap Sindang Langit ini melebar ke emper samping sampai di depan Anjung membentuk atap jurai luar (disebut Jurai Laki) pada ujung sudut-sudut atap empernya.

Fungsinya, Rumah Palimbangan diperuntukkan bagi golongan saudagar besar atau ulama pedagang. Biasanya Rumah Palimbangan berukuran lebih besar daripada rumah Balai Laki.

Demikian info mengenai rumah adat Kalimantan Selatan disertai gambar dan penjelasannya untuk Anda. Semoga isi informasi ini memberikan manfaat kepada pembaca dan bisa menjadi modal untuk menjaga atau melestarikan budaya Indonesia melalui internet.

Credit:

wikipedia.org

Sponsored