Pakaian adat Pria Jogjakarta
Sikep Alit via Wordpress

8 Nama Pakaian Adat Yogyakarta Lengkap dan Penjelasannya

Diposting pada

Pakaian adat Yogyakarta (Jogjakarta, Jogja) merupakan bagian dari budaya yang ada di negara Indonesia dan harus dilestarikan secara terus menerus bukan hanya oleh warga Jogja, namun juga semua warga Indonesia mempunyai kewajiban akan hal tersebut.

Sebagai kota wisata, Yogyakarta juga memiliki pakaian adat yang menarik untuk Anda ketahui. Mulai dari pakaian untuk pria, wanita sampai anak – anak beserta nama – nama pakaiannya. Semua pakaian adat Yogyakarta yang ada mempunyai keunikan masing – masing, baik dari corak maupun bentuk rupanya. Unsur seni begitu kendal didapatkan pada pakaian tradisional Yogyakarta. Ini yang sebabkan kita harus bangga jadi orang Indonesia.

Untuk mendapatkan informasi mengenai pakaian adat Yogyakarta sangatlah mudah. Anda bisa mencarinya pada media internet melalui laptop, PC atau pun tablet. Bahkan saat ini banyak orang mengakses internet hanya dengan Android dan perangkat smartphone lainnya. Alat komunikasi modern itu akan membantu Anda.

Pada kesempatan kali ini, izinkan kami menyampaikan kumpulan nama – nama pakaian adat Yogyakarta untuk Anda. Sebelumnya, kami sudah banyak menulis mengenai tema pakaian adat, seperti pakaian adat Bali, pakaian adat Papua dan pakaian adat Betawi. Berdasarkan riset yang kami lakukan, pencarian kata kunci pakaian adat cukup banyak di Indonesia.

Dan terkait dengan Jogja, kami sudah menuliskan info tentang daftar alamat rental mobil di Jogja dengan layanan lepas kunci (tanpa supir). Mana tahu Anda ingin datang ke Jogja, info tentang rental mobil semoga bisa membantu Anda.

Baiklah, tanpa berlama – lama lagi, langsung saja kita kepada topik artikel.

Inilah Nama – nama Pakaian Adat Yogjakarta

1. Surjan dan Jarik

Pakaian adat Yogyakarta
Surjan via Youtube

Merupakan pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan pria atau laki – laki dewasa. Surjan adalah baju adat dan Jarik adalah kebawahan berupa kain batik.

Penggunaan Blankon (penutup kepala) juga menjadi keharusan pada saat penggunaan pakaian / baju surjan. Selain blankon, lelaki dewasa Yogyakarta juga menggunakan alas kaki berupa sendal / selop.

2. Pakaian Adat Yogyakarta Untuk Wanita Dewasa

Wanita dewasa di Yogyakarta menggunakan pakaian adat berupa kebaya dengan bawahan kain batik/jarik. Ciri khas lainnya adalah tatanan rambut yang disanggul / konde. Bahan kain yang dipakai untuk pembuatan pakaian adat yogyakarta antara lain berasal dari bahan katun, bahan sutera, kain sunduri, nilon, lurik, atau bahan-bahan estetis. Teknik pembuatannya ada yang ditenun, dirajut, dibatik, dan dicelup. Sementara untuk kebaya sendiri kebanyakan menggunakan bahan beludru, brokat, atau sutera.

3. Pakaian Adat Anak Laki-Laki Yogyakarta

Baju Tradisional Yogyakarta
Kencongan via WordPress

Baju adat Yogyakarta yang diperuntukkan bagi anak laki-laki dikenal dengan nama kencongan. Kencongan yang dikenakan oleh anak laki-laki ini terdiri dari kain batik yang dikenakan dengan baju surjan, lonthong tritik, ikat pinggang berupa kamus songketan dengan cathok terbuat dari suwasa (emas berkadar rendah). Sementara untuk pakaian keseharian terdiri dari baju surjan, kain batik dengan wiru di tengah, lonthong tritik, kamus songketan, timang, serta mengenakan dhestar sebagai tutup kepala.

Baca >> Senjata Tradisional Jawa Barat

4. Pakaian Adat Yogyakarta untuk Anak Wanita

Baju adat untuk anak perempuan di Yogyakarta disebut dengan Sabukwala Padintenan. Baju adat ini berbentuk jarik / kain batik bermotif parang, ceplok, atau gringsing, baju katun, ikat pinggang kamus yang dihiasi dengan hiasan bermotif flora atau fauna, memakai lonthong tritik, serta mengenakan cathok dari perak berbentuk kupu-kupu, burung garuda, atau merak. Ditambahkan pula penggunaan perhiasan dari subang, kalung emas dengan liontin berbentuk mata uang (dinar), gelang berbentuk ular (gligen) atau model sigar penjalin sebagai pelengkap. Bagi yang berambut panjang tatanan rambutnya dibuat model kone atau disanggul.

Pakaian wanita adat Jogja
Sabukwala Padintenan via Blogger

5. Pakaian untuk Abdi Dalem

Pakaian adat Pria Jogjakarta
Sikep Alit via WordPress

Abdi dalem adalah seluruh pegawai atau karyawan keraton, yang umumnya tinggal di sekitar keraton. Pakaian mereka terdiri dari dua macam, yakni Sikep Alit dan Langenarjan.

Baju adat yang disebut dengan Sikep Alit terdiri dari kain batik sawitan, baju hitam dari bahan laken (dengan kancing dari tembaga atau kuningan yang disepuh emas, berjumlah 7 hingga 9 buah), penutup kepala destar, keris model gayaman (diletakan di peinggang sebelah kanan belakang), selop hitam, topi pet hitam dengan pasmen emas. Pakaian model ini dikenakan untuk keperluan sehari-hari.

Sedangkan Langeran merupakan seperangkat pakaian dengan perlengkapan kain batik, baju bukakan yang yang dibuat dari bahan laken warna hitam, kemeja putih dengan kerah model berdiri, destar sama dengan model pakaian Sikepan Alit, keris model ladrangan atau gayman, dipakai di pinggang sebelah belakang kanan, dasi berwarna putih model kupu-kupu, serta selop berwarna hitam. Jenis pakaian ini pada umumnya dikenakan pada waktu malam untuk menghadiri suatu pertemuan dan jamuan makan malam dalam satu pesta khusus.

6. Pakaian Untuk Pejabat Keraton

Baju Ageng Jogja dan penjelasannya
Baju Ageng Jogja via Flickr

Baju adat yang dikenakan oleh pejabat keraton yang sedang dalam tugas disebut dengan baju ageng.

Secara umum pakaian Ageng merupakan seperangkat pakaian adat yang berupa model jas laken berwarna biru tua dengan kerah model berdiri, serta dengan rangkapan sutera berwarna biru tua, yang panjangnya mencapai bokong, lengkap dengan ornamen kancing-kancing bersepuh emas. Celananya sendiri berwarna hitam. Topi yang dikenakan terbuat dari bahan laken berwarna biru tua, dengan model bulat-panjang, dengan tinggi 8 cm.

7. Pakaian Adat Untuk Putri Raja

Pakaian putri tradisional Jogja
Semekanan via WordPress

Dalam kesehariannya busana yang dikenakan untuk putri yang sudah dewasa dikenal dengan nama Semekanan, yaitu berupa kain penutup dada panjang yang lebarnya separuh dari lebar kain panjang biasa. Busana ini terdiri dari kain (nyamping) batik, baju kebaya katun, semekan tritik, serta perhiasan berupa subang, gelang, dan cincin. Untuk tatanan rambut dibuat berbentuk sanggul tekuk polos tanpa hiasan. Sedangkan busana harian bagi putri raja yang sudah menikah terdiri atas semekan tritik dengan tengahan, baju kebaya katun, kain batik, sanggul tekuk polos tanpa hiasan, serta dilengkapi dengan penggunaan perhiasannya berupa subang, cincin, serta sapu tangan merah.

8. Pakaian Adat Untuk Upacara Ageng

Dalam upacara ageng, pakaian yang dikenakan oleh para putra sultan disebut dengan busana keprabon. Jenis busana ini dibedakan atas busana dodotan, kanigaran, dan kaprajuritan. Busana dodotan biasa digunakan pada upacara garebeg, jumenengan dalem (penobatan raja), serta pisowanan dalam upacara perkawinan. Pakaian ini terdiri dari kuluk biru dengan hiasan mundri (nyamat), kampuh konca setunggal, dana cindhe gubeg, moga renda berwarna kuning, pethat jeruk sak ajar, rante, karset, kamus, timang (kretep), dan keris branggah.

Baca >> Rumah Adat Jawa Barat

Kami rasa cukup dahulu mengenai informasi pakaian adat Yogyakarta ini. Semoga bisa membantu Anda. Dan kami mohon jangan sungkan memberikan komentar pada kolom dibawah untuk kemajuan dan pengembangan blog ini.

Tetap Semangat dan Selalu Tersenyum!

Credit:

Wikipedia
_http://www.tradisikita.my.id/2017/03/6-baju-adat-yogyakarta.html
_https://fitinline.com/article/read/6-ragam-pakaian-adat-tradisional-yogyakarta/

Sponsored
Ad 10

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *