Alat musik tradisional Aceh dan fungsinya serta gambar dan penjelasannya ini dirangkum agar mudah dipahami. Dimana beberapa alat musik berikut dijelaskan juga cara memainkannya meski secara umum. Bagi Anda yang saat ini sedang mencari alat musik Aceh, maka Anda tidak salah mengunjungi blog ini. Karena didalamnya banyak arsip atau artikel penting terkait alat musik tradisional Indonesia.
Seiring berjalannya sang waktu, kita ketahui bersama alat musik zaman dahulu mulai hilang dari permukaan. Bahkan untuk menemukan gambarnya saja sudah sangat susah. Kejadian ini harus mendapatkan perhatian dari semua masyarakat Indonesia, terkhusus lagi pemerintahan yang mempunyai kekuasaan.
Pada kali ini, kami akan uraikan beberapa contoh, poin-poin tentang alat musik tradisional dari daerah Aceh. Perlu diketahui, sebelumnya sudah sangat banyak artikel – artikel alat musik petik, alat musik tradisional Padang Sumbar dan alat musik tradisional Nias serta yang lainnya. Tujuan dari memuat informasi alat musik, tak lain adalah demi terjaganya khazanah kekayaan kesenian Indonesia.
Aceh merupakan provinsi yang terletak paling barat dari Negara Indonesia. Kota yang dijuluki juga dengan Serambi Mekkah karena merupakan jalur masuk dan menyebarnya agama Islam di Indonesia ini menyimpan kekayaan kebudayaan yang sangat mempesona. Diantara kebudayaan tersebut tentu saja alat musik tradisionalnya salah satunya.
Oke, berikut ini 15 alat musik tradisional Aceh, gambar, fungsi dan penjelasannya untuk Anda.
Daftar Isi
1. Arbab

Arbab termasuk alat musik Aceh yang merupakan sejenis alat musik yang mirip dengan Biola.
Dari bahan apa alat musik ini terbuat?
Berdasarkan informasi yag kam dapatkan, alat musik Arbab dibuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Sedangkan busur penggeseknya terbuat dari kayu, rotan atau serat tumbuhan.
Arbab terdiri dari dua bagian, yaitu instrumen induk yang disebut Arbab dan menggeseknya yang disebut Go Arbab.
Bagaimana cara memainkannya?
Cara memainkannya adalah dengan cara menggesekkan Go Arbab ke dawai yang terdapat pada instrumen induk. Jenis musik yang menggunakan Arbab dipertunjukkan pada saat acara-acara hiburan rakyat, acara kesenian daerah, acara pasar malam, dan lain sebagainya.
Alat musik Arbab pada zamannya biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional, bersama Geundrang/Rapai dan sejumlah alat musik trandisional lainnya, di mana Arbab berperan sebagai instrumen utama pembawa lagu. Dalam tradisinya, musik Arbab biasa dimainkan dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam.
Lihat: Kebudayaan Masyarakat Aceh
2. Bangsi Alas

Alat musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas merupakan instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara (Ateng).
Berdasarkan sejarah, secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya.
Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya.
3. Canang

Canang merupakan alat musik tradisional dari daerah Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh sendiri menyebutnya “Canang Trieng“, di Gayo disebut “Teganing“, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan “Kecapi Olah“.
Canangterbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula.
Fungsi canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang.
Lihat: Ulama Aceh Yang Terkenal
4. Geundrang

Geundrang merupakan salah satu unit alat musik tradisional Aceh yang merupakan bagian dari perangkatan musik Serune Kalee.
Geundrang termasuk jenis alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul baik dengan menggunakan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh.
5. Serune Kalee

Ialah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh Musit yang dimainkan sejak jaman dahulu. Instrumen ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik tradisional Serune Kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan Gendrang Rapai dan acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja raja kerajaan zaman keemasan Aceh Darussalam.
Serune Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi / warna musik dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah satu alat musik layaknya seruling atau klarinet, tersebar di komunitas Melayu. Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama, menunjuk ke kuningan Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai. Sementara Kalee adalah nama dari sebuah nama desa di Laweung, Pidie. Peralatan musik tidak hanya digunakan oleh orang-orang Aceh, tetapi juga Minangkabau, Agam, dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat. Bahkan, distribusi pasokan ini mencapai Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Semacam ini alat musik juga ditemukan di daerah pesisir lainnya dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan, seperti Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, dan dengan nama yang sama (BurhanParadise, ed, 1986:. 81).
6. Taktok Trieng

Taktok Trieng adalah sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini banyak dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis: satu dipergunakan di Meunasah (langgar-langgar), dibalai-balai pertemuan dan di tempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Dan jenis yang dipergunakan di sawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau (gubuk tempat menunggu padi di sawah).
Lihat: Pakaian Adat Aceh
7. Rapai

Alat musik tradisional Rapai merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul. Menurut Z.H Idris, alat musik Rapai ini berasal dari Bahdad (irak), dan dibawa ke Aceh oleh seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi.
Dalam pertunjukannya, alat musik rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama bersama Serune kalee maupun buloh perindu.
Berdasarkan besarnya rapai serta fungsinya, alat musik tradisional dari Aceh ini terdiri dari beberapa jenis yaitu :
- Rapai Pasee (rapai gantung)
- Rapai Daboih
- Rapai Geurimpheng (rapai macam)
- Rapai Pulot
- Rapai Anak/tingkah
- Rapai kisah
Alat musik Rapai ini biasanya dimainkan dalam berbagai kesempatan seperti misalnya pada saat pasar malam, upacara perkawinan, ulang tahun, mengiringi tarian, memperingati hari hari tertentu dan acara lainnya. Namun, selain dimainkan secara tunggal alat musik rapai ini juga dapat digabungkan dengan peralatan musik lainnya.
Rapai berbentuk seperti tempayan atau panci dengan berbagai ukuran. Dibagian atas rapai ditutup dengan kulit, sedangkan bagian bawahnya kosong.
8. Celempong

Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya.
Gambar diatas memperlihatkan sepasang kekasih kompak memainkan alat musik yang bernama Celempong.
9. Bereguh

Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada masa silam dijumpai didaerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan terdapat juga dibeberapa tempat di Aceh.
Bereguh mempunyai nada yang terbatas, banyakanya nada yang yang dapat dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya.
Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini Bereguh telah jarang dipergunakan orang, diperkirakan telah mulai punah penggunaannya.
Lihat: Upacara Adat Aceh
10. Tambo

Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan Bak Iboh (batang iboh), kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini dimasa lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah kampung.Sekarang jarang digunakan (hampir punah) karena fungsinya telah terdesak olah alat teknologi microphone.
11. Genggong

Genggong adalah suatu alat tiup halus yang berasal dari suku alas, alat musik ini yang berbunyi dari getaran besi yang ditempa sedemikian rupa seakan-akan suara genggong tersebut hanya dapat didengar oleh beberapa orang, ini dibunyikan pada saat larut malam. Genggong ini biasa dimainkan oleh seorang pemuda untuk membangunkan pacarnya yang sedang tidur.
12. Kecapi Aceh

Meski memiliki kesamaan nama, namun alat musik Kecapi di wilayah aceh tidaklah sama dengan kecapi yang berasal dari tanah jawa. Alat musik Kecapi ini berkembang dan berasal dari daerah Tamiang, cara memainkannya adalah dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul, sedangkan pada kecapi yang berasal dari tanah Jawa, kecapi dimainkan dengan cara dipetik dan memiliki senar atau dawai.
13. Kecapi Olah

Kecapi Olah merupakan alat musik tradisional yang berkembang di daerah Alas, Aceh. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Kecapi olah biasanya dimainkan sebagai musik pengiring tari tradisional.
14. Teganing

Teganing merupakan alat musik yang berasal dari wilayah Gayo, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Teganing biasanya digunakan untuk mengiringi tari tradisional. Bentuk Teganing panjang dan terbuat dari satu ruas bambu, alat musik Teganing dimainkan dengan cara dipukul.
15. Tambo

Alat musik yang dibuat dari sebuah ruas bambu ini dapat di temui di wilayah Aceh Besar, wilayah Pidie dan beberapa wilayah Aceh lainnya. Cara memainkan Taktok Trieng terbilang mudah yakni dengan cara dipukul. Taktok Trieng biasanya juga digunakan sebagai pengusir burung di sawah. Taktok Trieng jika dimainkan sebagai musik pengiring memiliki fungsi sebagai pengatur dan pelengkap tempo dalam suatu lagu.
Lihat: Makanan Tradisional Aceh
Kesenian Yang Jadi Objek Wisata
Kini daerah Aceh menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kampanye wisata halal menjadi daya tarik tersendiri guna meningkatkan industri wisata dan meningkatkan pendapatan ekonomi.
Secara tidak langsung, apa saja yang berkaitan dengan Aceh termasuk alat kesenian musiknya juga menjadi daya tarik sendiri. Bagi mereka yang ingin mengetahui dalam bentuk fisik, dipersilahkan datang ke museum Aceh.
Ada beberapa alat musik yang masih di gunakan oleh musisi daerah dan ada yang tinggal sejarah saja. Meski tidaj dipakai lagi, sesekali perlu diadakan pameran khusus barang – barang antik yang dimiliki Aceh guna menguatkan sikap nasionalisme.
Demikian kami sampaikan informasi ini. Semoga dengan artikel ini, bertambahnya wawasan Anda dalam bidang ilmu kesenian dan budaya terkait alat musik tradisional Aceh.
Sedikit tambahan, Aceh saat ini merupakan daerah wisata yang trennya terus meningkat. Jumlah wisatawan yang datang ke Tanah Rencong ini terus bertambah dari waktu kewaktu. Berbagai agen wisata pun banyak yang menawarkan paket wisata Aceh dengan harga yang murah alias bisa disesuaikan dengan budget yang ada. Anda berminat datang ke Aceh?