Label penipu disematkan kepada pria yang bernama Joko Widodo alias Jokowi sudah tidak perlu di ragukan lagi ke-shahihan-nya. Sejarah sudah mencatat semua itu dan dunia sudah membaca.
Banyak fakta dan data yang bisa dengan mudah di sajikan kepada mereka yang masih ragu dengan Jokowi adalah penipu. Media cetak dan elektronik dengan gamblang menyajikan berita tentang banyaknya perbuatan tercela Jokowi, yakni berbohong.
Jika dampaknya hanya kepada dirinya sendiri, mungkin tidak begitu masalah. Namun yang terjadi adalah rakyat dalam skala luas menjadi korban karena aksi tipu daya Jokowi itu. Ada pemilihnya yang kecewa. Ada istri Almarhum Munir yang sakit hati dan (mungkin) “gigit jari”. Ada tukang ojek yang (mungkin) tidak ngojek lagi, karena Jokowi naikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Ada jutaan rakyat merasakan dampak serius dari dusta Jokowi, tak terhitung. #BukanUrusanSaya 🙂
Lalu, bagaimana rakyat yang sudah jadi korban penipuan Jokowi harus dipaksa untuk percaya sama segala ucapan Jokowi lagi? “Tidak akan bisa dong!”. Walau media “pelacur” itu terus mem-branding si pendusta itu dengan segala macam taktik dan strategi, dengan rangkaian kata-kata di headline berita, dengan gaya penulisan yang apologitik, media pendukung Jokowi tidak akan pernah bisa membuat citra penipu yang bernama Jokowi memudar. Rakyat sudah pengalaman dengan aksi Jokowi, ya, aksi tipu-tipu, Jokowi memang jagonya.
Adalah Prof. Mahmud MD tidak pernah percaya dengan omongan Jokowi. Dan ia sempat menyalahkan orang yang memilih dan pendukung Jokowi. Lalu, atas dasar apa seorang mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu tidak percaya sama omongan Jokowi? Mungkin bagi Jokowers akan menuduh Mahfud karena bagian bukan dari Jokowi. Mungkin penyembah Jokowi menuding Mahfud karena memang benci sama Jokowi. Dan mungkin ada banyak ‘fitnah’ yang di suarakan para ‘pemuja’ Jokowi kepada Mahfud. Mengapa pendukung Jokowi sampai begitunya membela Jokowi? Sstt.. Ada yang bilang bahwa mereka sudah ‘kena’ pelet. Percaya atau tidak, silahkan tanya pada rumput yang tidak lagi mau bergoyang :).
Berdosalah, karena semua yang di omongkan dan dijanjikan tidak terealisasikan