Harapan para nelayan Gaza untuk meraup untung seperti pupus sudah. Pasalnya, Angkatan militer laut Zionis terus melakukan pelanggaran gencatan senjata yang akibatnya banyak nelayan Gaza menderita kerugian. Tidak sampai disitu saja, beberapa nelayan Gaza pun di tangkap oleh Zionis. Hal ini tidak bisa di biarkan, dan harus di lawan.
Seperti dilaporkan Info Palestina, Minggu (14/9/14) bahwa Angkatan Laut Zionis menembaki perahu-perahu nelayan Palestina di tengah laut dan mencegah mereka mencari ikan di jarak 6 mil yang disepakati dibolehkan buat mereka untuk mencari ikan sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata antara perlawanan Palestina dengan penjajah Zionis yang dimediatori oleh Mesir beberapa waktu lalu.
Ketua Nelayan Palestina di Gaza, Nizar Ayyasy mengatakan bahwa saat ini adalah musim ikan terburuk. Serangan yang terjadi hari ini berulang setiap hari, terutama di perairan utara dan selatan Jalur Gaza.
Sejak ditandatangani gencatan senjata, Angkatan Laut Zionis telah menangkap 6 nelayan Palestina, 4 di antaranya dari satu keluarga. Sementara itu penjajah Zionis tercatat melakukan pelanggaran setiap hari berulang-ulang.
Dia menambahkan, “Sebelum para nelayan Palestina sampai pada jarak 6 mil dari pantai mereka diserang dengan tembakan. Padahal jarak 6 mil adalah kawasan banyak ikan. Sementara Penjajah Zionis menganggap perairan lepas pantai utara dan selatan Jalur Gaza sebagai zona kuning, para nelayan dilarang mencari ikan di sana.”
Disebutkan bahwa para nelayan Palestina mengalami kerugian selama perang Gaza lebih dari 6 juta dolar, akibat serangan terhadap perahu-perahu dan barang-barang milik mereka, serta kerugian kekayaan ikan. Sementara itu serangan penjajah Zionis masih terjadi setiap hari, yang menghalangi para nelayan bekerja melaut.
Kalau di Palestina, nelayannya susah melaut karena Zionis, maka beda dengan di Indonesia. Nelayan Indonesia susah melaut karena kebijakan pemerintahnya sendiri. (Baca, Jokowi di demo Nelayan)