Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kerjasama, asal kerjasama tersebut membawa manfaat, namun bagaimana jika kerjasama tersebut malah membuat masalah? Paling tidak itulah yang harus di hindari.
Pilihan strategis dalam kerjasama memang harus menjadi alasan yang objektif, Islam pernah kerjasama dengan Yahudi, walau selalu dikhianati, Islam juga pernah kerjasama dengan Amerika dalam menjatuhkan Uni Soviet, walau kini Islam dimusuhi Amerika.
Nah, di negara Indonesia beberapa partai sedang mendapat ujian yang dahsyat, katakan saja seperti Partai Nasdem yang ditinggalkan Hari Tanoe dan ribuan pendukungnya. Sedangkan Partai Gerindra juga mengalami nasib yang sama naasnya, yaitu dikhianati sama Megawati, Jokowi dan Ahok.
Sedangkan Partai Golkar juga demikian, sudah capek Abu Rizal Bakri (ARB) membangun pencitraan, tapi hasilnya sangat di sayangkan. Golkar gagal menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak di Pileg 2014 yang lalu. Kemudian ARB pun gagal menjadi Capres 2014. Kini partai berlogo pohon beringin tersbut juga sedang di landa kegundahan karena Jusuf Kalla dan pendukungnya sedang melakukan manuver politik untuk menggulingkan ARB.
Yang tidak kalah hebohnya adalah: belakangan ini sangat santer terlihat dan terdengar adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga kecipratan masalah besar dan serius, berupa perpecahan di tubuh Parpol yang mengaku “Rumah Besar Ummat Islam” tersebut. Saling menjatuhkan dan menyudutkan pun terjadi. Padahal luka PPP belum sembuh dengan Surya Darma Ali (SDA) yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi beberapa waktu yang lalu oleh KPK.
Apakah hubungan Parpol Nasdem, Gerindra, Golkar, PPP dengan Partai Komunis Cina (PKC) memang memberikan kehancuran? Itulah yang perlu di ambil pelajaran bagi parpol yang belum melakukan kerjasama, seperti PKS, Demokrat, PAN, PKB dan yang lain.
Berikut adalah laporan berita tentang Partai di Indonesia yang sudah melakukan kerjasama dengan Partai Komunis Cina yang berjumlah 5 partai.
Dilansir dari Islampos, bahwa Partai Nasional Demokrat (Nasdem) secara resmi menjalin hubungan kerja sama dengan Partai Komunis Cina (PKC). Hal ini diungkapkan oleh langsung PKC Zhang Xuyi, Wakil Dirjen Departemen Luar Negeri Komisi Pusat, Jumat (12/9/2014) di Beijing.
“Kami telah menjalin hubungan dan kerja sama yang baik, dengan beberapa partai di Indonesia dan ke depan, kami berharap dapat bekerja sama dengan Nasdem,” ujar Zhang Xuyi saat menerima Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, seperti dikutip dari Republika Online.
Menurut Zhang, bukan hanya dengan Nasdem saja pihaknya menjalin hubungan, tapi ada 4 partai politik lain juga yang sudah menjadi mitranya.
Partai-partai tersebut yakni PDI Perjuangan, Golongan Karya, Partai Demokrat, Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
“Kami berharap, ke depan PKC dapat menjalin hubungan dan kerja sama yang baik dengan Nasdem, sebagai partai yang memiliki kekuatan cukup besar termasuk di pemerintah,” demikian Zhang.
nikmati aja buahnya..
buah apa Om?
buah simalakama…
PAN DAN PKB LEBIH DAHULU MENJALIN KERJASAMA DENGAN PARTAI KOMUNIS CHINA Ada baiknya cek dan ricek sebelum melakukan publikasi.
makin bingung dengan berita sekarang