Bantah membantah adalah budaya yang masih ada di Indonesia, dan itu tidak salah jika bantahan tersebut mempunyai dasar yang kuat. Sehingga orang menjadi paham, namun bagaimana jika bantahan itu malah membuat orang tidak simpatik? Mungkin inilah yang terjadi pada ungkapan PDIP yang menyangkal ada pembunuh aktivis HAM Munir di lingkaran Jokowi.
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari, membantah pernyataan seniman Butet Kertaradjasa yang menyebut pembunuh aktivis HAM Munir ada dilingkaran Joko Widodo (Jokowi), dilansir Okezone, Senin (8/9/14).
Menurut Eva, Butet tak etis menuduh pembunuh Munir berada dalam lingkaran Jokowi. “Hanya pengadilan yang berhak,” ujar Eva kepada Okezone di Jakarta, Senin (8/9/2014).
Anggota Komisi III DPR itu berpesan kepada Butet agar tak asal menuduh yang tidak ada buktinya. Jika Butet memiliki bukti yang kuat, maka harus melaporkan kembali ke pengadilan.
“Kita hormati proses hukum dan putusannya yang sudah berlangsung. Jika putusan tersebut tidak adil, maka bisa diajukan kembali ke pengadilan,” tegasnya.
Sebelumnya diberitakan, seniman Butet Kertaradjasa menyebut ada orang yang diduga terlibat dalam pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib di lingkaran Joko Widodo. Orang yang dimaksud sudah disebut-sebut dalam persidangan kasus Munir.
Jokowi Tidak Mau Komentar soal Kasus Munir
Kembali komitmen Jokowi tentang kasus HAM dipertanyakan. Sebelumnya Suciwati, Istri Alm. Munir sudah kecewa dengan Jokowi yang mengangkat Hendropriyono sebagai Penasehat Tim Transisi Jokowi-JK. Karena Hendro di duga sebagai dalang pembunuhan Munir 10 tahun yang lalu.
Karena itu ada banyak pihak menaruh harapan besar presiden terpilih, Joko Widodo, mampu menuntaskan kasus Munir tersebut.
Belum lama ini, Menteri Luar negeri Amerika Serikat John Kerry, bahkan meminta pemerintah Indonesia untuk merampung penuntasan kasus Munir. Mendapat pertanyaan berkenaan dengan Munir, Jokowi bukan malah menjelaskan namun balik bertanya.
“Yang belum tuntas apanya? Apanya belum tuntas, apanya?” Kata dia berkali-kali saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2014).
Mantan Wali Kota Solo itu kemudian mengatakan, langkah yang akan diambilnya ketika sudah dilantik jadi presiden adalah memperjelas hal-hal yang belum jelas terkait kasus tersebut.
Mengenai langkah konkret tersebut, Jokowi tak mau buka suara, “Ya, belum jelas diperjelas. Ya nanti, belum dilantik kok disampaikan,” tuntasnya.