Abaraham Samad pernah mengatakan bahwa tidak ada yang kebal hukum di Indonesia. Perkataan Samad tersebut sejenak membuat rakyat yakin dengan kesungguhannya sebagai Ketua KPK dalam membasmi korupsi sampai ke akar-akarnya. Apatah lagi, KPK berani menangkap 3 menteri dari pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terlibat korupsi.
Namun belakangan ini, KPK tampak sudah tidak serius lagi memberantas korupsi di negeri ini. Atau lebih tepatnya, KPK yang di pimpin Abraham Samad sudah mulai tebang pilih dalam aksi pemberantasan korupsinya. Sebagai buktinya, Abraham Samad pernah berjanji akan memanggil Megawati Soekarno Putri setelah lebaran, namun sampai tulisan ini diturunkan (7/9/14), Megawati tidak pernah di panggil sama KPK, ada apa ini? Apakah Abraham sudah lupa dengan janjinya? Atau memang terbukti bahwa KPK tebang pilih?
Padahal dulu Abraham mengungkapkan, usai hari raya Idul Fitri mendatang, pihaknya akan menggelar ekspose terhadap kasus tersebut untuk menentukan naik tidaknya status kasus itu ke penyidikan.
“Tadi baru saja saya panggil penyelidiknya. Saya tanya. Dalam waktu dekatlah, habis lebaran, harus ekspose karena sudah lama kan,” ujar Ketua KPK Abraham Samad usai buka puasa bersama di Gedung KPK, Jakarta, Jumat (11/7). (Baca: KPK pastikan panggil Megawati setelah Lebaran)
Selain itu, dugaan korupsi yang di lakukan Jokowi semakin menguat, dan KPK telah gagal menjalankan tugasnya dala tindak pencegahan. Kasus tender bus TransJakarta sebenarnya jika KPK jeli melihatnya, maka KPK bisa mencegah, namun KPK seperti menutup mata dengan hal tersebut. Dan kini ketika nama Jokowi sudah di sebut dalam kesaksian persidangan terkait sidang kasus korupsi bus Transjakarta, mengapa KPK tidak melakukan pemeriksaan kepada suami Iriana tersebut?
Tidak ada jalan lain untuk menentukan apakah Jokowi orang yang bersih dari korupsi selain memeriksa atau KPK memanggilnya untuk dimintai keterangan, jika terbukti Jokowi korupsi, maka hukum harus ditegakkan, namun ketika KPK tidak menemukan bukti, Jokowi pun berhak menghirup udara bebas.
Saat ini, jangan salahkan rakyat yang turun kejalan dan mendesak KPK untuk usut tuntas dugaan korupsi Jokowi. Salahkan KPK yang tebang pilih dalam bekerja. Beberapa waktu yang lalu, di kota Solo sejumlah massa turun kejalan meminta KPK periksa Jokowi.
Massa yang tergabung dalam Laskar Solo Raya Peduli Bangsa, menggelar demonstrasi di depan Kampus Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (14/08), seperti dilansir dari laman Geraknews, Minggu (7/9/14).
Mereka menuntut Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) Abraham Samad mengusut tuntas kasus dugaan korupsi yang dilakukan presiden terpilih Joko Widodo ( Jokowi ).
Tak hanya kasus terkait Jokowi , Abraham yang kebetulan menghadiri sebuah seminar di kampus tersebut juga dituntut membongkar kasus penggelembungan DPT dan DPTkb pilpres, terkait anggaran.
“KPK harus mengusut kasus korupsi Jokowi , kasus Transjakarta, Videotron di Solo dan rekening gendut Jokowi di luar negeri,” ujar Nurman Nasir, koordinator aksi saat berorasi.
Massa juga menuntut KPK mengusut pertanggungjawaban Jokowi yang tak menerima gaji selama 7 tahun saat menjabat sebagai wali kota Solo. Mereka juga minta KPK membongkar mafia pilpres yang dinilai penuh kecurangan.
“Turunkan Abraham Samad , kalau dia tidak bisa menuntaskan kasus-kasus tersebut,” ujar koordinator massa. Dalam aksi itu, massa juga menemui Abraham untuk menyerahkan berkas tuntutan tersebut.
Jangan salahkan rakyat, jika turun kejalan untuk meminta KPK usut tuntas dugaan korupsi yang melibatkan Jokowi. Wajar saja Abraham Samad diminta mundur, karena sudah terbukti berdusta kepada rakyat. Ingat! Rakyat sudah muak dengan dusta-dusta yang ada. Cukup sudah dusta Jokowi, jangan di tambah lagi dengan dusta Abraham Samad. Rakyat bisa marah!
kan sudah diplot jd jaksa agung jd sungkan untuk memeriksa megawati, takut dicabut lagi, cari aman ya om.
Abraham Samad juga manusia ,jd tidak luput dari kesalahan n kekhilafan….
krn itu diingatkan Om Ferry..:)
Ternyata bang samad haus jabatan juga…duh samad….samad……
ekspresi wajah sih boleh, diduga ia telah menjadi hamba hukum yang diidamkan seluruh WNI ……eit…..ternyata loyo juga. Bang Samad bukan haus jabatan tetapi udah bosan jadi penangkap jabatan. Yg belum pernah kan ketangkep, makanya dia pengen jadi pejabat di kabinet kerja, ngkali aja bisa ngrasain gimana rasanya ketangkep dan diinterogasi. Semoga cita2mu dikabulkan bang.