Inilah pemimpin yang layak di contoh atau di jadikan panutan bagi warganya. Nur Mahmudi Ismail sebagai Walikota Depok adalah sosok orang yang dikenal sederhana juga mempunyai keseriusan tinggi dalam menjalankan program-program yang sudah di gulirkannya.
Salah satu program dalam kepemimpinannya adalah One Day No Car (ODNC) alias sehari tidak menggunakan mobil yang dilaksanakan setiap hari Selasa. Pada program tersebut, kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menjadi contoh nyata orang yang konsisiten melakukannya. Artinya ketika kebijakan di buat, maka semua harus melaksanakan, tanpa terkecuali. Berbeda dengan kejadian di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Seperti dilansir dari laman Detik yang di kutip blog pkscibitung, Jum’at (5/9/14), melaporkan tiap Selasa di kantor Pemkot Depok diterapkan One Day No Car (ODNC) alias sehari tidak menggunakan mobil. Wali Kota Nur Mahmudi Ismail yang menelorkan program ini juga mengaplikasikannya, misalnya dengan naik angkot menuju kantornya di Jl Margonda Raya, Depok.
Dalam akun twitter resmi Bagian Humas & Protokol Sekretariat Daerah Kota Depok, @Humas_depok, Selasa (2/9/2014), terlihat Nur Mahmudi sedang membayar angkot dengan uang pribadinya. “Walkot @Nur_Mahmudi konsisten dgn ODNC ke kantor naik angkot,” kicau akun itu.
Mantan Menteri Kehutanan itu membayar sopir angkot D 11 tujuan Pal-Depok. Angkot ini melewati rute yang tak jauh dari rumahnya di Griya Tugu Asri, Depok.
Nur Mahmudi mengenakan baju safari hitam-hitam. Beberapa PNS Pemkot Depok melihat aksi pimpinannya yang akan mengakhiri jabatannya pasca Pilwakot Depok pada Februari 2015 itu.
Tujuan ODNC ini adalah mengurangi polusi. Selain naik angkot, Nur Mahmudi juga pernah terlihat naik motor dan commuter line/KRL.
Program lainnya yang juga dilakukan pada setiap Selasa adalah One Day No Rice (ODNR). Setiap hari Selasa, PNS Depok termasuk Nur Mahmudi mengganti nasi dengan makanan karbohidrat lainnya. Tujuan program ini adalah mengurangi ketergantungan terhadap beras/nasi.
Tapi sayang, kabar kesederhanaan Nurmahmudi tidak begitu masif dipublikasikan oleh media, hal ini sebagai bukti bahwa banyak media di Indonesia hanya mempublikasikan sesuai pesanan saja. Meskipun begitu “kejamnya” media, toh tidak melunturkan kekonsistenan Nurmahmudi untuk selalu komitmen dalam bekerja untuk bangsa dan negara. Cukuplah Allah saja yang menilai.