Apa jadinya jika prinsip Israel yang mengatakan sesuai judul tulisan ini. Sederhananya, bahwa Israel tidak akan pernah senang jika rakyat Palestina masih menghirup udara. Atau yang lebih dalam lagi, Israel akan selalu merasa terancam eksistensi kehidupannya jika rakyat Palestina masih ada.
Di lansir dari laman Info Palestina pada hari Senin (1/9/14) oleh Silontong, bahwa Menteri Perekonomian ZIonis, Nevtali Benet mengatakan, Senin (1/9) “Ketika kami membunuh rakyat Palestina, itu semata untuk kehidupan rakyat “Israel”, ketika mereka hancur, kami bisa membangun.”
Dalam wawancaranya dengan radio zionis, Benet menambahkan, keputusan pemerintahannya melanjutkan pembangunan di pemukiman Ghos Etsion, merupakan respon zionis atas aksi teroris Arab, ungkapnya.
Mengomentari kecaman pihak internasional dan HAM terkait keputusan zionis menyita 4 ribu acre lahan di Hebron dan Betlehem, Benet mengatakan, “Dunia tak suka Israel melakukan pembangunan di wilayah pemukimannya.”
Pemerintah zionis telah mengumumkan penyitaan 4 ribu acre lahan milik Palestina di kawasan bukit Hebron, untuk digabungkan dengan wilayah pemukiman Ghos Etsion di bukit Hebron.
Abu Zuhri: Alasan Netanyahu Tarik Pasukan dari Gaza sebuah Pengakuan Kekalahan
Sementara itu, dunia pun tahu bahwa Israel tidak pernah bisa untuk memusnahkan rakyat Palestina dari peta dunia. Beberapa serangan yang di lancarkan Israel ke Palestina bukan malah membuat rakyat Palestina habis, namun terus bertambah secara signifikan dan melakukan perlawanan yang membuat Israel kalah.
Di bulan Agustus 2014, Netanyahu melakukan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Hal tersebut sebagai tanda bahwa tentara Israel yang katanya hebat dan didukung dengan persenjataan perang yang canggih, ternyata gagal melawan Pejuang Palestina.
Gerakan Perlawanan Islam Hamas menilai bahwa alasan PM Zionis Benyamin Netanyahu menarik mundur pasukannya dari Jalur Gaza dalam agresi terakhirnya karena takut pasukannya terus menjadi korban antara tewas, luka dan diculik, adalah pengakuan akan kekalahan Zionis dalam agresi ke Gaza, masih dilansir dari Info Palestina.
Juru bicara Gerakan Hamas Dr. Sami Abu Zuhri mengatakan, “Pernyataan Netanyahu bahwa dia menarik mundur pasukannya dari Jalur Gaza karena takut mereka tewas dan diculik merupakan pengakuan secara terang-terangan akan kekalahan Zionis menghadapi perlawanan Palestina.”
Sebelumnya PM Entias Zionis Benyamin Netanyahu menyatakan bahwa lasanan dirinya menarik mundur pasukan dari Jalur Gaza dalam agresi terakhir adalah karena takut mereka terus menjadi sasaran pembunuhan dan penculikan oleh perlawanan Palestina.
Hal tersebut disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan chanel TV2 Zionis, Sabtu (30/8). Dia mengatakan, “Saya tidak ingin membela dengan segenap kekuatan militer Israel untuk fron Gaza, sehingga menguras kekuatan Israel di satu fron, sementara itu berkobar dua fron lain yaitu Suriah dan Libanon.”