Bukan Netanyahu kalau bukan banyak alasan. Kal ini ia beralasan tentang tentaranya yang mundur dari Gaza karena takut di bunuh dan diculik sama Pejuang Palestina. Padahal sangat nyata bahwa mundurnya pasukan Zionis dari Gaza adalah tanda kekalahan Israel yang tidak mampu melawan Pejuang Palestina.
Seperti di lansir oleh Info Palestina, Minggu (31/8/14) bahwa PM Entitas Zionis Benyamin Netanyahu beralasan bahwa penarikan pasukannya dari Jalur Gaza dalam agresi terakhir adalah karena takut mereka terus menjadi sasaran pembunuhan dan penculikan oleh perlawanan Palestina
Hal tersebut disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan chanel TV2 Zionis, Sabtu (30/8). Dia mengatakan, “Saya tidak ingin membela dengan segenap kekuatan militer Israel untuk fron Gaza, sehingga menguras kekuatan Israel di satu front, sementara itu berkobar dua fron lain yaitu Suriah dan Libanon.”
Dia menyatakan bahwa keputusan penghentian serangan dan menyetujui inisiatif Mesir diambil sendiri. Dia menjelaskan sudah mendapatkan mandate dari dewan kabibet untuk mengambil keputusan ini.
Ditanya, kenapa dia tidak menduduki Gaza dan menghancurkan pemerintahan Hamas di sana. Dia menyatakan, “Yang benar pada tahap ini adalah cukup dengan operasi militer yang menghancurkan mayoritas kemampuan Hamas. Dan tidak menutup kemungkinan melanjutkan langkah seperti ini di saat situasi di masa mendatang memburuk.”
Netanyahu menyebut tentang harga mahal yang akan dibayar “Israel” di saat berusaha menduduki Jalur Gaza. Dia menyatakan bahwa langkah seperti ini juga membutuhkan waktu panjang untuk tetap berada di dalam Jalur Gaza. Hal itu, yang menurut Netanyahu, tidak dia inginkan untuk sekarang ini.
Dia beralasan, sulit melakukan aksi seperti ini di lokasi yang padat dengan penduduk. Sebagai contoh, ungkapnya, adalah upaya Amerika menduduki kota Falujah di barat Irak saat Amerika penduduki Irak dan mengibatkan kerugian SDM dan materi sangat besar.