Dahlan Iskan nama yang sudah begitu populer di negara Indonesia, bahkan kepopuleran nama Menteri BUMN ini sudah sampai ke Israel, karena ia adalah anggota Lions Club. Dan dibalik ketenarannya itu, SBY pun mempercayakan jabatan Menteri BUMN kepadanya, mungkin hanya dialah yang mampu membawa Badan Usaha Milik Negara kepada kemaslahatan rakyat. Selain SBY, rakyat pun mengharapkan hal yang sama.
Namun diakhir masa akhir pemerintahan SBY, prestasi Dahlan pun sangat perlu ditanyakan, mengapa? Paling tidak ada beberapa hal yang saat ini masih menjadi sorotan publik.
#1. Pengunduran Dirut Pertamina dan Langkanya BBM
Ya pengunduran Direktur Pertamina, Karen Agustiawan di tengah masalah BBM rasanya ada yang tidak beres di tubuh Pertamina. Dan betul sekarang ini di hampir semua daerah BBM langka alias susah di dapatkan. Jika ada, rakyat harus mengantri panjang.
Anehnya, mundurnya Karen malah mendapat pujian, padahal banyak meninggalkan masalah yang berdampak kepada rakyat. Dan Dahlan juga pernah bangga dengan kinerja Pertamina yang cemerlang.
Tubasmedia pada (19/8/14) melansir berita, Dahlan menyinggung BUMN raksasa yang memiliki kinerja cemerlang. BUMN tersebut antara lain PT Pertamina (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), sampai PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).
Pertanyaannya adalah, kalau memang PT. Pertamina kinerjanya cemerlang, mengapa Dirutnya mengundurkan diri? Lalu mengapa BBM sekarang langka?
Sebaiknya, mundurnya Karen tidak bisa di biarkan begitu saja, karena banyak masalah yang masih ada di tubuh Pertamina. Karen harus tanggung jawab. Selain Karen, tidak salah tentunya jika Dahlan Iskan juga harus ikut bertanggung jawab juga.
#2. Krisis Listrik di Indonesia
Sumatera Utara sampai sekarang masih krisis listrik dan belum tahu sampai kapan. Padahal sewaktu acara Konvensi Capres Partai Demokrat di Medan, ketika ada yang bertanya kepada Dahlan tentang krisis listrik di Sumatera Utara, dengan mudah ia menjawab akan bisa diselesaikan jika ia menjadi Presiden.
Kenapa harus menunggu Dahlan jadi Presiden dulu baru urusan listrik di Sumut bisa selesai? Bukankah lebih cepat lebih baik? Nah, bagaimana jika Dahlan tidak jadi Presiden RI? Apakah masalah listrik di Sumut bisa selesai?
Sebaiknya jika Dahlan punya solusi konkrit tentang masalah listrik di Sumut, ngapain harus nunggu jadi Presiden, ya bukankah ketika Dahlan menjadi menteri BUMN saja hal tersebut diselesaikan. Ingat! Listrik adalah masalah yang dadurat dan berhubungan dengan hajat hidup orang banyak.
Tentu selain, Sumut, daerah lain pun dikabarkan mengalami hal yang sama, seperti, Bali, Jawa, Bengkulu, dan hampir semua wilayah Indonesia mengalami krisis listrik. Sedangkan Dahlan Iskan adalah mantan Dirut PLN, artinya Dahlan meninggalkan PLN dalam banyak masalah. Dan ketika menjadi Menteri BUMN pun Dahlan dinyatakan tidak mampu atasi masalah di tubuh PLN.
Kalau sikap Dahlan hanya bisa menyalahkan dan memarahi Dirut PLN, semua orang pun bisa melakukannya. Tapi apa solusi konkrit Anda sebagai Menteri.
#3. PT. Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Maskapai penerbangan pesawat Merpati Nusantara Airlines yang berhenti operasi dengan berbagai alasan mungkin bisa dimaklumi, walaupun harus bisa dikritisi juga. Mengapa? Bagaimana pula pesawat Air Asia milik Swasta bisa ‘survive’, sementara Merpati yang milik Pemerintah bisa ‘meninggal’? Siapa yang patut disalahkan? Ya pemerintah donk, dalam hal ini Dahlan Iskan yang tidak becus memimpin BUMN.
Ternyata masalah Merpati tidak sampai disitu saja, gaji dan THR karyawan Merpati pun tidak di berikan. Beberapa waktu yang lalu para massa karyawan Merpati melakukan Demonstrasi ke kantor kementrian BUMN.
“Sekarang sudah mau jalan 9 bulan,” kata karyawan Merpati yang enggan disebutkan namanya kepada detikFinance, Sabtu (9/8/2014).
Lain lagi masalah hutang PT. Merpati Nusantara Airlines, walau tidak beroperasi, hutangnya semakin membengkak.
Merpati sendiri saat ini memiliki hutang mencapai Rp 7,9 triliun. Direktur Utama Merpati Capt. Asep Eka Nugraha mengungkapkan utang tersebut sangat berpotensi terus bertambah meski tidak beroperasi lagi bahkan menembus nominal Rp 8 triliun, dilansir dari liputan6 (28/7/14).
Silontong tidak tahu berapa rupiah atau dollar kerugian Indonesia dengan masalah PT. PLN, PT. Pertamina, dan PT. Merpati Nusantara Airlines. Yang layak diketahui adalah semua itu adalah ‘hadiah’ Dahlan Iskan kepada SBY diakhir masa pemerintahannya pada 22 Oktober 2014, yang juga dirasakan rakyat.
Mungkin saja Dahlan Iskan bisa berkilah dengan prestasi – prestasinya yang lain, seperti PTDI, Perikanan Indonesia, Perikanan Nusantara, PPD, Damri, Jasindo, ReIndo, Jiwasraya, Djakarta Lloyd yang lebih kecil, terus DKB,” katanya yang masih di lansir Tubasmedia pada (19/8/14).
Tetapi masalah Persero atau BUMN yang langsung bersentuhan dengan hajat hidup orang banyak, Listrik dan BBM kenapa masih bermasalah?
Haram jadah!!!!!!
Jangan sampai orang ini jadi Menteri lagi!!!!
Saya karyawan PT. Merpati yg sudah muak dengan gaya cengar-cengir dahlan iskan, tanpa pernah bisa menyelesaikan masalah.
Yth. Pak Jokowi & Pak JK!!!!!!!, Terkutuk anda, kalau sampai dahlan iskan anda angkat jadi menteri dalam kabinet anda nanti… Sumpah.