Mudah-mudahan rakyat semakin paham apa hikmah atau pelajaran yang bisa dipetik dengan terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI yang penuh dengan catatan itu. Ada banyak hikmah yang bisa di ambil, dan salah satunya adalah supaya rakyat tahu siapa sesungguhnya Jokowi – JK. Mungkin dengan begini rakyat bisa matang dalam berdemokrasi.
Ngototnya pasangan Jokowi JK dalam isu kenaikan BBM adalah sebuah ‘hadiah’ kepada rakyat Indonesia. Padahal dulu, Jokowi dan PDIP adalah kubu yang menentang naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM). Tapi itu dulu sewaktu cari perhatian rakyat, karena mau maju menjadi Capres. Namun setelah jadi Presiden, eh malah mau menaikkan BBM.
Tapi anehnya, malah nyuruh SBY yang naikkan BBM, artinya bukan malah membantu solusi dalam masalah BBM, namun SBY mau dijerumuskan. Kasihan SBY.
“Memang akan lebih baik itu disetujui (pengurangan subsidi BBM), jadi (kenaikan harga BBM) sebelum (dirinya dilantik sebagai presiden), tapi kan ini kita mau bertemu dulu,” kata Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Liputan6 ,Senin (25/8/2014).
Selain itu, tim Jokowi – JK pun mengusulkan kenaikan BBM sebanyak 40%, namun Chairul Tanjung selaku Menteri Perekonomian tidak sepakat dengan hal tersebut.
Jika Pemerintahan SBY tidak mau menaikkan BBM, maka kemungkinan Jokowi-JK akan melakukan kebijakan kenaikan BBM di bulan November 2014.
“Tergantung pemerintahan sekarang ini. Kalau mereka naikkan (harga BBM), tidak perlu kami naikkan nanti November,” ungkap JK, sapaan Jusuf Kalla, di kediamannya di daerah Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (25/8/2014), yang dilansir Detik.
Wah, nampaknya ngotot Jokowi-JK akan naikkan harga BBM tidak diragukan lagi, apalagi JK memberikan argumentasi bahkan kenaikan BBM untuk Pertumbuhan Ekonomi.
Dilansir lama Detik, (23/8/14), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berencana menaikkan harga BBM dalam periode pemerintahan Jokowi JK. Kenaikan harga BBM akan merangsang pertumbuhan ekonomi Indonesia secara cepat.
“Tidak ada cara lain selain menaikkan harga BBM,” kata JK usai berbicara di acara.Sekolah Legislatif NasDem, Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (22/8/2014).
Jika pun benar yang dikatakan JK, bahwa dengan naiknya harga BBM, pertumbuhan ekonomi akan tumbuh, hal ini patut didukung. Silahkan saja rakyat semuanya dukung kenaikan BBM sampai setinggi-tingginya, kan demi pertumbuhan ekonomi. Naikkan saja sampai 500% atau 1000%. Semakin tinggi harga BBM, maka akan semakin bagus pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nah, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia baik, maka rakyat akan sejahtera. Ayo dukung kenaikan BBM !
Ops, tunggu dulu, tentu saja pemikiran JK sangat keliru. Kenaikan BBM yang pasti akan membuat rakyat semakin merana, karena efeknya harga kebutuhan pokok akan melambung naik. Rakyat kecil yang akan semakin menjerit. Dan siapakah yang diuntungkan? Tidak lain adalah pihak asing, yang jika harga BBM sudah sama dengan harga penjualan perusahaan minyak asing, maka dengan sendirinya akan banyak perusahaan sejenis SPBU Pertamina milik asing buka di Indonesia, seperti Shell, Petronas. Inilah yang dinamakan Liberalisasi Pasar.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah SPBU Pertamina mampu bersaing dengan SPBU asing? Namun dibalik pertanyaan tersebut, hal yang pasti adalah rakyat tetap menjadi korban dengan kenaikan BBM. Dan inilah yang dinamakan, bukan malah tepati janji, Jokowi – JK ancam rakyat dengan kenaikan BBM. Wuih ngeerii dan sungguh ter-la-lu!