Di bulan Juli 2014, Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membuat terobosan yaitu dengan menulis surat kepada seluruh pemimpin negara untuk peduli terhadap konflik di Gaza. Apa hasilnya? Tampaknya tidak ada hasil yang signifikan, karena cara SBY itu dinilai kurang taktis dan strategis.
Seharusnya SBY mencontoh pemerintahan Turki yang bukan hanya bicara, namun memberikan kontribusi nyata.
Dalam pidatonya kenegaraan terakhir, SBY memang ada nyinggung bahwa Indonesia punya hutang sama Palestina. Tapi, lagi-lagi semua itu hanya dalam bentuk wacana yang memuakkan. Sudah seharusnya pemerintah Indonesia disamping lihai berwacana, tapi didukung dengan aksi nyata, seperti yang di lakukan Turki.
Jadi seharusnya SBY mencontoh Turki yang sudah konkrit dalam berbuat, dari menampung korban Gaza, memberikan bantuan logistik melalui kapal, sampai mengirim tim medis ke Gaza, walau di hadang sampai Mesir, namun tim Medis Turki bisa juga sampai di Gaza melalui Israel. Bahkan pada tanggal 19 Agustus 2014, Turki mensuplai listrik ke Gaza dengan kemampuan total hingga 1200 megawatt yang diprediksi akan bertahan sampai 120 hari.
Apakah SBY mengharapkan presiden baru yang akan bekerja untuk Gaza? Mungkin kalau Prabowo – Hatta yang jadi Presiden hal itu bisa terjadi, namun kalau Jokowi-Jusuf Kalla, jangan diharap. Karena Jokowi-JK pro negara penjajah, seperti Amerika.
Jadi jika memang SBY menyatakan bahwa Indonesia punya hutang atas kemerdekaan Palestina, lakukan sesuatu, jika bingung, SBY bisa hubungi Erdogan (Presiden Terpilih) Turki untuk bangun komunikasi dan ajak kerjasama. Insya Allah dengan langkah tersebut, SBY punya sejarah baru yang menarik perhatian dunia dan akhirat.
Nah, yang jadi pertanyaan adalah, apakah SBY mau bekerjasama dengan negara Turki dalam membantu Gaza?#semoga.