Isu agama dan isu kemanusiaan rasanya sudah begitu kental dalam konflik Palestina dan Israel sampai detik ini. Ada yang bersikukuh bahwa konflik tersebut bukan agama yang melatarbelakanginya, namun ada yang berpendapat bahwa agama sebagai pemicul konflik yang telah mampu mengundang perhatian penduduk alam semesta dalam waktu yang lama.
Seorang Rahib Zionis dalam sebuah kesempatan bahwa perang Palestina dan Israel karena faktor agama. Apa argumentasinya? Berikut ini informasinya.
Sumber dari Info Palestina (15/8/2014), melansir bahwa seorang rahib Zionis di Sekolah Tinggi Teknologi di Haiva, Yahu Zaini mengatakan, apa yang terjadi saat ini berupa pertempuran dengan front Gaza dilakukan atas dasar agama.
Dalam sambungan lewat teleponnya kemarin, Zaini mengatakan, keimanan yang dimiliki serdadu Zionis kurang kuat dibanding dengan keimanan yang dimiliki Hamas. Perang yang terjadi saat ini dengan Gaza sudah ada dalam kita Taurat milik mereka, yaitu dalam rangka mempertahankan eksistensi Israel. Siapa pun yang bertempur untuk mempertahankan negara atas fasisme ia berada dalam agama, karena Israel tidak seperti negara-negara lain di dunia.
Ia menganggap, jika masalah agama dipisahkan dari konsep negara kita, maka entitas Zionis tidak punya hak untuk tinggal di sini. Oleh karena itu, dasar keberadaan bangsa yahudi adalah dasar agama kita. Maka setiap usaha untuk mengubah bangsa yahudi menjadi bangsa sekuler misalnya, maka dengan sendirinya bangsa yahudi akan sirna. Mereka akan kehilangan identitasnya dan akan terlunta-lunta sebagaimana dahulu kala.
Yang membedakan para prajurit Hamas dengan kita, adalah masalah keimanan. Oleh karena itu, ia menyerukan para serdadunya untuk membekali dirinya dengan agama, agar mampu bersabar dan dapat menghadapi semua kesulitan demi mencapai kemenangan dalam melawan Hamas, ungkapnya.
Hamas: Penjajah Zionis Israel Tak Akan Bisa Menghapus Identitas Al-Aqsha
Sementara itu, sikap Hamas sebagai Pejuang Palestina terus yakin bahwa Israel tidak akan bisa mengalahkan mereka, sampai kapan pun juga. Apalagi mau menghilangkan identitas Al Aqsha dari peta bumi.
Hamas mengatakan, Masjidil Aqsha akan tetap menjadi milik umat Islam secara utuh, tak bisa dibagi secara waktu maupun tempat, penjajah zionis tak akan berhasil menghapus identitas Al-Aqsha maupun mengubah simbol-simbolnya.
Hamas menyampaikan apresiasi atas konsistensi perjuangan kaum muslimin yang bersiaga di Masjidil Aqsha, dan mendesak segenap warga Al-Quds dan wilayah Palestina 48 untuk mengintensifkan keberadaan dan bepergian ke Masjidil Aqsha, guna menggagalkan rencana yahudisasi terhadap Al-Aqsha.
Hamas meminta pihak Yordania selaku kuasa penanggungjawab Masjidil Aqsha untuk melindungi segenap tempat suci umat Islam di Al-Quds.
Hamas juga menyerukan kepada Liga Arab dan OKI untuk menunaikan tanggungjawab mereka terhadap tempat suci Islam, terutama Masjidil Aqsha, sebagaimana dilaporkan dari Pusat Informasi Palestina.
Pembaca yang budiman;
Biarlah waktu saja yang akan menjawab tentang mana yang benar dan mana yang salah (mana yang menang dan mana yang kalah). Yang perlu diketahui bahwa kebenaran akan terkuak dengan prosesnya dan keburukan akan terbukti cepat atau lambat. Nah, betulkan keburukan Zionis Israel sudah mulai terkuak!
Baca sejarah dengan betul maka anda akan tau dengan sendirinya