Pasukan militer Zionis Israel selain kalah dalam pertempuran, juga di kabarkan mendapat masalah baru, yaitu banyak serdadunya yang mengalami shock, trauma bahkan hampir gila akibat perang di Gaza. Hal ini tentu menjadi masalah dan juga kerugian bagi Israel.
Info Palestina, Selasa (12/8), melansir, sumber-sumber medis Zionis mengungkapkan para tentara Zionis yang terluka dalam pertempuran di Jalur Gaza mengalami trauma psikologis yang berat dan mimpi buruk yang mengganggu berupa ketakutan situasi perang. Mereka terpaksa disuntik bahan narkotika untuk dapat tidur. Yang menderita paling serius belum bisa dilakukan rehabilitasi psikologis dan sosial.
Menurut situs Zionis, WALLA, tentara yang terluka menderita trauma psikologis yang parah, di samping kerusakan dan cedera fisik langsung yang disebabkan oleh pertempuran dan bentrokan sengit yang mereka alami menghadapi para berjuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Demikian menurut sumber-sumber medis dan keluarga para prajurit itu sendiri.
WALLA menulis, tidak jelas apakah operasi militer Zionis di Gaza yang bernama “tebing cadas” akan berakhir. Namun bagi para prajurit Zionis yang terluka, pertempuran lain telah dimulai yaitu perang rehabilitasi dari cedera yang mungkin menyertai mereka sepanjang hidupnya.
Para dokter yang mengawasi pengobatan para tentara mengatakan bahwa tim medis khusus untuk rehabilitasi psikologis dan sosial mengawasi pengobatan tentara yang mengalami trauma psikologis yang parah. Seorang dokter Zionis mengatakan, “Bersamaan dengan pengobatan luka fisik yang dialami para prajurit, mereka menjalani rehabilitasi akibat trauma psikologis yang mereka derita.
Dr. Ben-Ner mengatakan, “Beberapa cedera fisik sebenarnya ringan, namun, trauma psikologis yang dialami oleh para tentara ini sangat besar. Bahkan sampai mereka merasa ada orang yang akan membunuh di sisi mereka. Tim yang terdiri dari para peneliti dan psikiater terus bekerja secara paralel dan terpadu dalam pengobatan tentara.”
Dikutip dari salah satu keluarga tentara yang terluka bahwa anak-anak mereka (para tentara) tidak bisa tidur karena shock dan kengerian yang dilihatnya dalam perang. Karena itu mereka disuntik obat agar bisa tidur. Para tentara menderita ketakutan dan mimpi buruk pada malam hari dan juga di siang hari.
Profesor Dana Margalit mengatakan, “Proses psikoterapi tentara dilakukan secara bertahap dan secara periodik dan perlahan-lahan. Kita harus merasakan bahwa prajurit berada di tempat yang aman jauh dari zona bahaya, tidak akan terkena apapun di rumah sakit karena ia menderita kehilangan kontrol atas dirinya akibat trauma yang ia derita selama perang di Gaza.
Sumber medis Zionis menyatakan bahwa para prajurit yang mengalami luka parah belum menjalani rehabilitasi karena masih menjalani perawatan di berbagai rumah sakit. Mereka akan memulai proses rehabilitasi setelah kesehatan mereka pulih. Margalit menyatakan sulitnya kejadian yang mereka alami. Kenangan sulit dan buruk akan senantiasa menyertai mereka selama bertahun-tahun, akibat hasil perang yang tidak bisa diukur dengan standar militer atau politik saja.