Apa langkah yang harus di lakukan untuk mewaspadai pengaruh Islamic State of Iraq and Syria (ISIS)? Berikut ini adalah 3 tahapan cara praktis untuk menghindari dari ajakan ISIS bagi diri, keluarga dan lingkungan serta seluruh rakyat Indonesia.
Menkopolhukam menyatakan bahwa ISIS bertentangan dengan Pancasila. Lalu MUI menyebutkan bahwa ISIS juga tidak sesuai dengan ajaran Islam. Dalam waktu yang hampir bersamaan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menghimbaau kepada seluruh rakyat Indonesia jangan terpancing dengan kampanye ISIS.
Jika demikian, untuk merespon dari seruan Presiden dan MUI, maka wajar saja bagi kita untuk mengetahui tips dan cara menghindar atau mewaspadai gerakan ISIS. Hasil penelusuran Silontong pada hari Selasa (5/8) menemukan sumber yang memaparkan tentang hal tersebut.
Dilansir dari situs Republika, Minggu (3/8), bahwa Direktur Riset Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia (UI), Yon Machmudi, menegaskan Pemerintah Indonesia harus mewaspadai perkembangan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Indonesia.
“Pemerintah RI harus mewaspadai pengaruh dan perkembangan ISIS agar tidak muncul masalah baru, termasuk potensi konfliknya di Indonesia,” tegas Yon saat dihubungi Republika, Sabtu (2/8) malam. Menurut Yon, kelompok-kelompok pendukung ISIS di Indonesia merupakan ancaman terhadap kedaulatan NKRI.
Pasalnya, ISIS adalah “bentuk” negara baru dan negara tidak bisa mentolerir adanya Warga Negara Indonesia (WNI) yang mendukung ISIS. Pendukung ISIS di indonesia lebih banyak berasal dari para veteran mujahidin Indonesia.
“Mereka datang ke negara-negara Muslim untuk berjihad dan berhubungan dengan kelompok-kelompok sejenis ISIS di luar negeri,” ungkap Yon.
Dihubungi terpisah, Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding, menyatakan terdapat tiga cara untuk menanggulangi pengaruh paham ISIS di Indonesia.
“Pertama (1), Pemerintah RI harus aktif membantu penyebaran ajaran Islam yang ‘Rahmatan Lil Alamin. Terutama, dalam kurikulum-kurikulum pendidikan di Indonesia,” tutur Abdul Kadir saat dihubungi Republika, Jumat (1/8) malam.
Kedua (2), para juru dakwah seperti mubaligh, da’i dan ulama harus menyamakan persepsi soal ajaran Islam seperti apa yang baik diterapkan bagi bangsa Indonesia,
Ketiga(3), papar Abdul Kadir, perlu adanya penguatan pada keluarga sebagai unit masyarakat terkecil. “Penguatan itu terkait pemahaman Islam moderat, inklusif dan toleran (rahmatan lil alamin) serta pemberdayaan ekonomi masyarakat,” papar Abdul Kadir.
Pasalnya, kelompok yang paling mudah terpengaruh biasanya adalah kelompok-kelompok yang rentan secara ekonomi.
Selain itu, pihak Pemerintah juga harus melakukan 2 hal penting, sebagai berikut:
“Pertama, Pemerintah RI, khususnya Polri, harus menindak tegas dan menangani secara cepat munculnya orang atau kelompok di Indonesia yang terkait dengan beredarnya video ISIS di Indonesia,” tutur Abdul Kadir.
Kedua, lanjut Abdul Kadir, Badan Intelijen Negara (BIN) dan Polri harus mendeteksi secara dini dan menyusun langkah-langkah nyata untuk menghadapi rencana gerakan ISIS masuk dan menyusup ke Indonesia.
Semoga dengan langkah-langkah diatas, mampu memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia supaya terhindar dari jebakan ISIS yang dikabarkan sebagai gerakan bentukan AS, Israel dan Inggris (Baca: Fakta ISIS disini).
Selain itu juga, ISIS yang ‘katanya’ adalah sebuah negara Islam, namun prilaku ISIS sangat jauh dari nilai-nilai Islam, banyak keanehan yang terjadi. (Baca: 9 keanehan ISIS)