Sebenarnya faksi-faksi perlawanan Palestina ada banyak dan sudah bergabung untuk menghancurkan Zionis Israel. Hikmah dari serangan Israel ke Gaza adalah dengan bersatu padunya seluruh faksi-faksi Perlawanan Palestina dan ini yang membuat Israel susah menerobos masuk Jalur Gaza, padahal perang sudah hampir satu bulan berjalan.
Bantuan Amerika kepada Israel tidak memberikan pengaruh apa-apa, malah membuat Benyamin Netanyahu semakin bingung dan stress. (Baca: Netanyahu di kabarkan stress).
Dari hasil penelusuran Silontong di hari Selasa (5/8) menemukan sebuah laporan bahwa 28 serdadu Israel tewas di tangan Brigade Saraya Al Quds (Sayap Militer Jihad Islam). Hal ini sesuai dengan laporan dari MINA, Selasa (5/8), bahwa Brigade Al Quds, sayap militer gerakan Jihad Islami, dalam keterangan resminya menyatakan berhasil menewaskan 28 tentara Israel, di antaranya perwira, selama peperangan yang mereka beri sandi “Bunyan Al Marshus” tersebut.
Brigade Al Quds menegaskan, akan terus melakukan serangan bahkan akan meningkatkan eskalasi serangan ke arah tentara penjajah Zionist hingga penjajah mematuhi segala tuntutan rakyat Palestina.
Dalam sebuah pernyataan singkatnya Brigade Al Quds menegaskan, setelah hari ke 29 agresi Israel, brigade itu akan terus menyerang pusat pusat strategis penjajah Israel.
Selama hampir satu bulan agresi Israel ke Gaza, Brigade Al Quds mengungkapkan, telah meluncurkan lebih dari 2.500 roket dari berbagai jenis serta melakukan berbagai serangan di perbatasan hingga menewaskan 28 tentara serta melukai puluhan lainnya sebagaimana yang juga diakui oleh penjajah Zionis sendiri,
“Berapapun pengorbanan yang harus dibayar, Brigade Al Quds tidak akan pernah menyerah sehingga penjajah tunduk terhadap tuntutan rakyat dan pejuang Palestina,” demikian ditegaskan dalam pernyataan itu.
Menurut Koresponden MINA, perlawanan para pejuang di Gaza terus berlanjut, pada perang kali ini seluruh sayap militer dari berbagai faksi bergabung bersama-sama menyerang musuh bersama yakni Israel.
Dilaporkan, dalam perang terbesar ini, Israel mengerahkan segala daya dan upayanya untuk menundukkan perlawanan dari Gaza, baik lewat darat, laut dan udara. Namun sampai memasuki hari ke 29 agresinya, pasukan darat penjajah Israel belum berhasil masuk ke dalam Jalur Gaza, melainkan hanya sebatas perbatasan saja.
Dua hari yang lalu Israel mengumumkan telah menarik pasukan daratnya dari perbatasan dan menyerukan warga di Bayt Lahiya dan Bayt Hanun, agar kembali ke rumah masing masing.
Pihak Hamas segera mengingatkan warga, agar tidak percaya begitu saja dengan pernyataan penjajah tersebut, dikhawatirkan hanya tipu daya untuk lebih banyak membunuh warga Palestina, dan memang kemudian terbukti Israel menyerang warga yang berusaha kembali ke rumahnya.
Gencatan Senjata 72 Jam
Sementara itu, kabar yang beredar bahwa Palestina dan Israel menyepakati gencatan senjata selama 72 jam. Sebagaimana laporan yang di temukan Silontong, Selasa (5/8), sebagai berikut:
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Mesir dalam sebuah pernyataan mengatakan “untuk kehidupan warga sipil yang tidak bersalah dan hak-hak darah yang telah tertumpahkan, maka Mesir menyerukan kepada Israel dan Otoritas Palestina dan semua gerakan Palestina untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam dimulai Selasa pukul 08.00 waktu Gaza”.
Begitu juga pihak Israel yang melalui Kabinet Israel sendiri menyatakan sepakat dengan usulan Mesir untuk gencatan senjata selam 72 jam tersebut, kata seorang pejabat senior Israel yang tidak disebutkan namanya seperti disiarkan beberapa media Israel, sebagaimana di laporkan MINA, Selasa (5/8).