Memang keberadaan Golkar sebagai partai yang identik dengan pemerintahan, agak rancu jika harus berada di luar pemerintahan alias sebagai oposisi. Maka dugaan masuknya partai Golkar ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla bukan hal yang tabu. Dan tidak perlu dipertanyakan lagi tentang komitmen Golkar.
Lalu, jika memang terjadi, Golkar lompat ke kubu Jokowi-Jusuf Kalla, maka apa yang akan terjadi. Ini dia yang menjadi cikal bakal rusaknya koalisi Jokowi-JK yang sudah di bangun sejak awal oleh PDIP, PKB, Nasdem dan partainya Sutiyoso. Bagaimana pula koalisi yang sudah di bangun sejak awal, tiba – tiba dirusak oleh Golkar? Berikut ulasannya.
Seperti dilansir dari inilah.com yang mengabarkan bahwa, Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, masuknya Partai Golkar dalam kabinet Jokowi-JK bakal merusak hubungan komunikasi partai politik pendukung atau koalisi pasangan calon presiden nomor urut 2.
Menurut dia, tentu saja partai pengusung Jokowi-JK dari awal seperti Nasdem dan PKB akan iri jika Golkar bergabung dalam pemerintahan nanti. Apalagi, Golkar minta banyak posisi menteri dari kadernya.
“Kekuatan besar di parlemen tentu ia minta kursi menteri yang banyak. Jelas, penarikan Golkar ke koalisi PDIP merusak konsolidasi awal pendukung Jokowi,” kata Pangi kepada INILAHCOM, Rabu (30/7/2014).
Ia menjelaskan, partai berlambang pohon beringin itu tidak berkeringat dari awal saat pemenangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Namun, diperhitungkan ketika sudah membangun koalisi baru setelah pemilu presiden.
Memang, kata Pangi, Golkar merupakan partai politik yang terkenal pintar dan berpengalaman, bergerak dengan strategi licin.
“Tentu saja menimbulkan sakit hati (partai koalisi Jokowi-JK), nggak berkeringat dari awal namun ketika bergabung belakangan tapi mengambil keputusan penting dalam politik dan mempengaruhi setiap proses politik,” jelas dia.
Beredar Karikatur Golkar Contek PDIP
Sebelumnya telah beredar luas di dunia online, bahwa Golkar jika menjadi oposisi, maka akan meniru atau mencontek gaya PDIP yang dikatakan ‘berhasil’ menjadi oposisi selama 2004 – 2014.
Meskipun kabar itu adalah dalam bentuk karikatur, namun telah berhasil menarik banyak orang untuk melihatnya.
Partai Golkar membuat sejarah politik dengan memilih jalur berseberangan dengan pemerintahan baru. Golkar mengambil contoh sikap politik PDI Perjuangan yang setia 10 tahun menjadi oposisi pemerintah dengan membangun kekuatan di luar, sebagaimana dilaporkan inilahcom.