Betulkah Pasangan Jokowi JK di dukung Kekuatan Asing?

Diposting pada

Sebenarnya banyak yang curiga dengan para Capres atau kontestan pilpres 2014 yang ada. Mana yang betul dan mana yang tidak, mana yang asli dan mana yang palsu. Apakah Prabowo Subianto – Hatta Rajasa yang membawa kepentingan asing atau Joko Widodo dan Jusuf Kalla? Hal ini menarik di bahas karena memang menarik untuk di ulas lebih dalam.

Sebelumnya kita tahu bahwa pihak asing selalu bermain dalam ajang pemilihan presiden Indonesia dari dulu sampai sekarang. Apa tujuannya? Tidak lain adalah untuk semakin mencengkramkan nafsunya di bumi pertiwi nusantara Indonesia. Dan melalui ajang Pilpres 2014 ini adalah momentum terbaik bagi asing untuk melakukan ambisinya itu, tidak mungkin mereka abaikan.

Berdasarkan hasil penelusuran silontong, indikasi Jokowi – JK yang didukung oleh kepentingan asing begitu nyata terlihat. Bukti kecil yang kentara adalah ketika Google hanya memperbolehkan Jokowi-JK yang beriklan, dan melarang pihak Prabowo Hatta untuk beriklan (baca lengkap disini). Ini masih contoh kecil, apa yang lain?

Berikut ini 8 alasan yang menguatkan pihak Jokoki-JK di dukung oleh kekuatang asing. Dilansir dari inilah.com, Direktur Eksekutif NCID Jajat Nurjaman mengatakan Pemilu Presiden 2014 sarat intervensi asing. Berbagai upaya dilakukan oleh orang asing di Indonesia dan di luar negeri untuk memenangkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla.

Inilah bukti kepentingan asing di pilpres 2014, dan Jokowi JK dinilai memperjuangkan kepentingan asing

#1) Pernyataan keberpihakan dari majalah TIME dan majalah The Economist. Kedua majalah ini secara terbuka mengatakan bahwa Prabowo tidak boleh sampai jadi Presiden RI.

#2) Kemunculan penulis asal Amerika Allan Nairn dengan tulisan yang memojokkan Prabowo. Di kalangan diplomat Indonesia, Allan dikenal memiliki rekam jejak menulis berita palsu tentang TNI. Mantan Duta Besar Indonesia untuk AS Dino Patti Djalal mengatakan “dia (Allan Nairn) sejak dulu selalu mencari peluang untuk memecah belah Indonesia.”

#3) Adanya intimidasi kepada WNI yang hendak memilih di depan KJRI Perth, Australia oleh WNA yang mengkampanyekan kemerdekaan Papua. Mereka meminta WNI untuk memilih Joko Widodo dan mengatakan hanya orang bodoh yang memilih Prabowo. Tercatat beberapa WNI yang tinggal di Perth melaporkan kejadian ini melalui media sosial.

#4) Pernyataan keberpihakan kepada Joko Widodo oleh artis-artis asal Amerika dan Inggris seperti Jason Mraz, Sting dan Akarna, serta bintang por** Vicky Vette. Pengumuman yang dilakukan H-1 menjelang pemilihan dengan penyeragaman tagar jelas menunjukkan adanya koordinasi, bukan aksi spontanitas.

#5) Kemunculan iklan yang mempromosikan Joko Widodo dan mendiskreditkan Prabowo Subianto di Google, YouTube dan jaringan iklan AdSense. Padahal di situsnya sendiri secara eksplisit Google melarang segala jenis iklan politik untuk ditayangkan di Indonesia.

#6) Penutupan secara serentak beberapa akun yang secara terbuka tidak mendukung Joko Widodo, tidak lama setelah pertemuan Joko Widodo dengan direktur politik Twitter Peter Greenberger di Jakarta.

#7) Pemberitaan palsu oleh Bloomberg mengenai transaksi saham MNC Group yang mendiskreditkan pasangan Prabowo-Hatta. Pada 20 Juni 2014, Bloomberg mengatakan bahwa Prabowo-Hatta memborong saham MNC Group. Padahal transaksi tersebut tidak pernah terjadi.

#8) Pernyataan Duta Besar Amerika untuk Indonesia Robert Blake pada 23 Juni 2014. Ia mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa Pemerintah RI harus mengusut dugaan kasus HAM Prabowo. Pernyataan terbuka ini memicu reaksi keras dari DPR karena merupakan bukti konkrit campur tangan Amerika dalam Pemilu Presiden Indonesia.

“Selama dua bulan terakhir, saya monitor dan terus kumpulkan bukti intervensi asing di Pemilu Presiden 2014. Bukti-bukti ini membuktikan bahwa yang terjadi bukanlah spontanitas, tetapi terkoordinasi dengan baik oleh sebuah kekuatan besar. Mereka benar-benar tidak ingin Prabowo jadi Presiden RI menggantikan SBY” ungkap Jajat, Selasa (8/7/2014), yang dikutip Silontong.com dari inilah.com.

Lalu, apakah ada jaminan Jokowi-JK akan menang dalam pilpres 2014 jika memang benar kekuatan asing mendukungnya? Justru malah semua itu menjadi blunder bagi pasangan Jokowi-JK, hal ini terbukti dengan terjun bebas dan anjloknya elektabilitas pasangan nomor urut dua tersebut berdasarkan hasil survei terbaru di bulan Juli.(Baca: hasil survei di bulan Juli).

Mari kita ingat pesan Presiden RI ke 1, Ir.Soekarno yang menyatakan: “Ingatlah pesanku, jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing itu. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuji-puji asing, karena ia akan memperdayaimu”.

Diakhir tulisan ini, silontong hanya mengabarkan dan pembaca yang memutuskan, jika Anda punya cara pandang berbeda, silahkan beri komentar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *