Wow..!! Jokowi-JK Andalkan Robot & Buzzer untuk Trending Topic

Diposting pada

Foto Jokowi sama JK dan istrinyaPasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) kerap menjadi trending topic di sosial media Twitter, hal ini terjadi selama dan usai debat berlangsung. Seperti saat debat putaran keempat, Minggu (29/6), pasangan nomor urut 2 itu menjadi perbincangan di dunia maya dengan beberapa hastag seperti #PintarPilih2 dan #no2BEKERJA_salamDUAjari.

Tapi nyatanya trending topic itu diciptakan akun robot atau buzzer, bukan akun asli. Berikut pernyataan dari Direktur Eksekutif Indeks Digital, Jimmi Kembaren yang di kutip dari inilah.com.

“Trending topic tidak bisa lagi dipakai untuk mengukur popularitas sebuah topik karena diciptakan robot,” ujar Direktur Eksekutif Indeks Digital, Jimmi Kembaren, Jumat (4/7).

Menurut pengamatannya, terdapat 20-ribuan akun robot setiap harinya. Sementara untuk menjadi trending topic Indonesia hanya membutuhkan 10 ribu tweet/mention, dan 40-50 ribu tweet/mention untuk trending topic dunia. Meski tim kedua pasangan capres-cawapres memiliki akun robot, Jokowi-JK diakui Jimmi lebih massal dan sistematis. Setiap ada akun yang nge-tweet tentang Jokowi-JK, akun-akun robotnya langsung me-retweet sehingga seakan-akan perbincangan melibatkan banyak orang.

“Dua-duanya menggunakan robot, tetapi yang sistematis adalah Jokowi,” katanya.

Jimmi mengungkapkan, akun robot akan terus bermunculan hingga pilpres, pekan depan. Sebab, mayoritas penggunaTwitter masih meyakini kalau mention menjadi alat ukur popularitas sebuah topik. “Akun robot lahir dari pemahaman terhadap mention yang menunjukan populernya sebuah topik. Pengguna Twitter yang tidak mengerti akan terjebak di dalamnya,” tandasnya.

Meskipun demikian, Jimmi memastikan kalau trending topic tidak menunjukan popularitas capres-cawapres di Twitter yang saat ini jumlah penggunanya mencapai 20 juta orang. Meski Jokowi-JK lebih sering menjadi trending topic, bukan berarti Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kalah dukungan di dunia maya.

“Trending topic tidak bisa menjadi alat ukur,” tegasnya kepada inilah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *