Buruh kini merasakah di rugikan oleh Jokowi. Mereka menilai bahwa Jokowi tidak jujur dalam hal upah buruh.Pada Oktober 2013, kebijakan Jokowi menaikan upah buruh DKI Jakarta sampai 43%. Namun Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal menilai bahwa keputusan itu bukanlah murni dari Jokowi.
‘’Karena Jokowi baru dilantik pada Oktober 2013. Yang benar, kenaikan UMPk DKI sampai 43% berkat gubernur sebelumnya yakni Bang Foke. Jokowi hanya meneruskan keputusan Foke,’’ ungkap Said, Selasa (1/7/2014), seperti di muat inilah.com.
Padaha Jokowi kian gembar gembor menyatakan keberhasilannya dalam menaikan upah buruh dalam kampanyenya. Lagi, hal ini sangat disesalkan oleh Said.
Lebih lanjut Said menyatakan KSPI sangat menyesalkan sikap Jokowi yang rajin mengklaim masalah UMP DKI di 2013. Padahal, saat Jokowi memimpin DKI, komitmen terhadap buruh justru tak terlihat. Buktinya, upah buruh di DKI hanya naik Rp 200 ribu, sementara UMP daerah lain kenaikannya antara 25% sampai 70%.
‘’Kami protes keras dengan kebijakan Jokowi yang hanya naikkan upah buruh Rp 200 ribu per bulan. Padahal, biaya hidup di Jakarta termahal di banding daerah lain. Sejak saat itulah buruh menjuluki Jokowi sebagai bapak upah murah,’’ ujarnya, dikutip dari inilah.com oleh silontong.com.
Memang jika melihat kondisi buruh sangat memprihatinkan. Klaim kenaikan upah hanya ucapan saja, namun realisasinya masih banyak perusahaan yang tidak melaksanakan. Kekecewaan buruh kepada Jokowi tentu menjadi faktor turunnya elektabilitas pasangan Jokowi JK berdasarkan hasil survei beberapa hari ini. (Baca hasil survei Pilpres Juni 2104 disini)