Apa saja hasil Debat Capres Ke 3? Inilah hasil debat capres jilid III pada tanggal 22 Juni 2014 yang di moderatori oleh Prof Hikmahanto Juwana (baca profilnya disini) dan mendapat komentar dan penilaian pengamat. Acara debat diselenggarakan oleh beberapa stasiun TV, salah satunya TV One.
Dan debat ke 3 hanya di hadiri oleh para Capres saja (Prabowo Subianto dan Joko Widodo). Sementara Cawapres Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla hanya sebagai penonton saja.
Ok, berikut adalah Hasil Debat Capres tahap ke tiga untuk Anda.

1. Jokowi Gagal Menjual Isu Palestina
Palestina merdeka, atau membantu kemerdekaan Palestina, itu sudah termakyub dalam Undang-Undang Dasar 1945, jadi bukanlah visi misi yang harus di sampaikan. Semua orang yang akan menjadi Presiden Indonesia harus menjalan itu. Dan itu bukan untuk jualan kampanye.
Banyak komentar tentang Visi dan Misi Jokowi dalam isu Palestina, seperti pernyataan berikut:
“Membantu kemerdekaan Palestina itu adalah tugas konstitusi kita, bagi siapa yang memimpin pemerintahan,” kata Presiden PKS Anis Matta, usai menghadiri Debat Capres di Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta Utara, Minggu (22/6/2014) malam. (sumber inilah.com).
Lebih lanjut, Anis Matta mengatakan bahwa Visi Misi Jokowi tidak substansif dalam hal Palestina.
Selain itu, Isu ini akan menjadi blunder sendiri kepada Jokowi, mengapa? Karena kita tahu Istri beliau adalah anggota kehormatan Rotary Club. Apa itu Rotary Club? Singkatnya Rotary Club adalah organisasi buatan Jahudi, Israel. Kita tahu bahwa Perperangan anatara Palestina dan Israel sampai kini masih berlanjut dan sepertinya akan terus berlanjut. Dan Israel dan Amerikalah yang menolak atas kemerdekaan Palestina dan menjadi anggota penuh di PBB.
Isu Palestina yang diangkat oleh Jokowi tidak lain hanya pencitraan untuk menarik simpatik ummat Islam (baca: Jokowi gagal mainkan isu agama). Dalam aksi konkritnya tentu Jokowi akan menghadapi perlawanan yang besar, terutama dalam rumah tangga dan kabinetnya sendiri.
2. Jokowi Tidak Paham tentang Penjualan Indosat
Kata Jokowi penjualan Indosat karena krisis ekonomi tahun 1998. sehingga Megawati mengambil kebijakan menjual Indosat pada tahun 2001. Hal ini mengundang komentar dari berbagai pihak dan mengatakan bahwa Jokowi tidak paham tentang Indosat.
Akbar Tanjung mengatakan penjualan Indosat kala itu adalah lebih kepada masalah kepentingan, bukan krisis.
“Jadi sebetulnya nggak relevan krisis alasan utama, karena dibalik itu ada kepentingan kan. Jual beli bukan karena dia bayangkan karena ada krisis 98-99, peristiwanya (penjualan Indosat) 2001, Megawati (tahun) 2001,” kata Akbar Tandjung seperti dimuat Inilah.com
Dalam hal menjawab masalah penjualan Indosat, Jokowi terlihat membela Megawati. Walau dengan jawaban yang salah, ia tidak peduli, yang penting Bu Megawati tidak disalahkan, artinya Jokowi siap disalahkan publik, asal jangan Megawati.
Jokowi juga berjanji akan membeli kembali Indosat (Buy back) jika terpilih jadi Presiden. Tentu hal ini akan mustahil dilakukan, mengingat Anggaran Negara yang terbatas. Jadi pembelian Indosat kembali hanyalah angan – angan Jokowi saja.
3. Prabowo: Politik Internasional Cerminan Dari Politik Dalam Negeri
Sementara dengan singkat dan padat Prabowo mengatakan bahwa Politik Internasional adalah cerminan dari Politik dalam negeri. Jika kondisi politik dalam begeri baik dan bagus, maka politik luar negeri pun baik.
Masalah ketahanan Nasional, Prabowo mengatakan bahwa ketahanan Nasional adalah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Kita jangan bicara yang lain, jika rakyat sejahtera dan makmur, maka Ketahanan nasional akan terwujud dengan sendirinya.
4. Isu Tank Leopard menjadi Perdebatan Antara Prabowo dan Jokowi
Jokowi mengatakan bahwa Tank Leopard tidak perlu bagi Indonesia dengan alasan beratnya yang mencapai 62 ton. Sehingga akan sulit dalam operasionalnya dengan kondisi wilayah Indonesia saat ini.
Sementara Prabowo mengatakan bahwa Tank Leopard masih perlu di pakai untuk perlengkapan TNI. Prabowo mengatakan bahwa dalam perang Vietnam, Tank Leopard juga masih di gunakan. Selain itu pakar di TNI lebih paham dalam masalah itu.
5. Jokowi Sok Lebih Paham dari TNI
Berikeras dengan pendapatnya dalam hal Tank Leopard membuat Jokowi tampak sok lebih tahu dalam hal dunia kemiliteran di Indonesia. Juga dalam hal mordenisasi Alat Utama Sistem Senjata (Alusista) yang disampaikan oleh Jokowi, tanpa ada mengutip dari pendapat para pakar militer. Semua itu mencerminkan bahwa Jokowi seperti lebih paham dalam dunia militer, padahal ia tidak ada latar belakang militer.
Dari hasil di atas tentu silontong tidak bisa menyimpulkan siapa yang menjadi pemenang debat. Apa kelemahan Jokowi dalam debat dan kemenangan Prabowo di debat 22 Juni 2014 diserahkan kepada rakyat Indonesia untuk menilai. Walau ada yang mengklaim Prabowo Unggul, namun ini masihlah subjektif sifatnya.
Sementara ada yang mengatakan bahwa Jokowi kalah dalam debat capres 2014, juga masih bisa dipelajari lebih lanjut.
Itulah 5 Top Hasil Debat Capres Ke 3, 22 Juni 2014 yang bisa dirangkum oleh silontong dan jika ada yang mau menambahkan, bisa ditulis di kolom komentar ya.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan ini, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan kedepan menuju yang lebik baik lagi.