Prabowo VS Jokowi 2014 dan Siapa Yang Menang?

Diposting pada

Tentu banyak orang yang penasaran, maka berikut adalah siapa yang menang antara Prabowo VS Jokowi 2014 bertanding.

Ya tentu pertandingan mereka bukan di ring tinju, atau di lapangan bola, tapi mereka bertanding di PILPRES 2014. Ya mereka bertanding untuk merebut hati rakyat untuk memilih mereka. Kali ini Jokowi berpasangan dengan Jusuf Kalla dan Prabowo berdampingan dengan Hatta Rajasa. Yang pasti kedua pasangan ini punya kekuatan dan kelemahan. Kejelian masing-masing untuk mengolah kelemahan menjadi kekuatan adalah tehnik yang mereka dan tim sukses lakukan.

Banyak orang yang suka berkomentar tentang kelemahan dan banyak orang yang berkomentar tentang kekuatan, maka jika Anda ingin tahu siapa pemenang, pastinya ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengukur keduanya. Dalam tulisan kali ini, saya akan menulisnya dan bisa Anda jadikan referensi untuk menentukan Siapa Yang Menang antara Prabowo VS Jokowi.

  • 1. Pendekatan hasil survey
  • 2. Pendekatan Jumlah pendukung
  • 3. Kometar para pengamat.
prabowo vs jokowi siapa yang bisa menang
chirpstory.com

Ketiga pendekatan diatas bisa anda baca selanjutnya di bawah ini.

1. Pendekatan hasil survey

Jika kita mencari survei mana yang jujur, maka akan sulit ditemukan, karena biasanya survei yang ada hanya dilakukan jika ada pesanan. Ya pesanan dari masing-masing partai atau capres yang maju. Banyak berita yang mempublikasikan hasil survei dari lembaga ini dan itu. Tidak jarang kita melihat dan mendengar bahwa hasil survei ini mengatakan bahwa elektabilitas Jokowi naik, dan Prabowo di bawah, lalu 2 hari kemudian malah sebaliknya. Tapi faktanya belum tentu begitu.

Namun hasil survei sangat efektif untuk mempengaruhi pemilih. Maka tidak heran jika ditemukan lembaga survei yang mendapat bantuan dana dalam melakukan survei. Artinya survei berdasarkan pesanan. Bagaimana hasil survei tersebut? Ya tentu penuh dengan manipulasi data dan informasi. Hasil sesat tersebut lalu dipublikasikan oleh media, dan dibaca oleh masyarakat. Dan masyarakat pun terpengaruh dengan hasil survei tersebut.

Apakah tidak ada lembaga survei yang jujur? Untuk menjawab ini butuh waktu yang lama, karena kita juga harus melalukan survei masyarakat untuk menilai. Atau survei dilakukan kepada lembaga survei tersebut dan siapa yang bisa melakukan survei ini?Tentu ya lembaga survei juga.

Menurut pengamatan penulis, jika survei untuk tujuan atau yang bertemakan politik, aman susah untuk jujur. Lha kok jadi membahas masalah survei ya :).

Oke kita kembali ke masalah siapa yang menang dan siapa yang kalah.

2. Pendekatan Jumlah pendukung

Masing-masing calon mendapat dukungan dari partai politik. Dan pihak prabowo yang mendapat dukungan lebih banyak partai. Sementara Jokowi – JK dalam jumlah amat sedikit.
parati seperti Golkar mendukung Prabowo Hatta. Sedangkan Demokrat kemungkinan besar juga akan mendudkung Prabowo Hatta. Lalu siapa yang menang? Apakah yang mendapat dukungan partai bisa di jadikan ukuran sebagai pemenang. Jika hal ini bisa di lakukan, maka layaklah Prabowo Hatta yang akan menjadi pemenangnya.

Tentunya, selain dukungan dari partai, dukungan uang juga penting. Karena biaya kampanye yang akan dikeluarkan sangatlah besar. Dan jika dibandingkan kekayaan Jokwi dengan kekayaan Prabowo tentu berbeda, dimana Prabowo adalah pebisnis sukses yang mempunyai kekayaan menyentuh angkat Triliun. Sedangkan kekayaan Jokowi hanya sekitar  27 M saja. Bahkan informasi yang beredar, Jokowi cuma menyumbang Rp. 3 Juta saja. Tapi dari hasil laporan KPU, Jokowi-JK lah yang mempunyai dana banyak di bandingkan sama Prabowo Hatta.

Selain dukungan paratai dan uang, maka jumlah dukungan lainnya adalah dukungan tokoh, ormas, kelompok pengajian dan yang lain. Untuk masalah ini, amat susah ngukurnya, karena sangat banyak jumlahnya setiap hari deklarasi masing-masing pendukung.

3. Komentar para pengamat.

Pengamat adalah bagian dari penentu dalam membuat capres mana yang akan menjadi pememang. Walau tidak selamanya komentar dari pengamat benar adanya, bahkan ada beberapa pengamat yang selalu salah dalam memberikan komentar. Belum lagi pengamat yang tidak fair dalam memberikan komentar, artinya berat sebelah. Maka pengamat seperti ini bukanlah dikatakan sebagai pengamat tapi pengkhianat. Apalagi pengamat yang sudah jelas – jelas bagian dari partai politik. Bagaimana komentarnya bisa diterima?

Namun tidak sedikit, pengamat yang komentarnya di jadikan referensi, bahkan sampai dipublikasikan oleh media cetak dan elektronik.

Nah, bagaimana? Apakah Anda sudah bisa memprediksi siapa yang menang dan siapa yang kalah dari Prabowo VS Jokowi tahun 2014? Silahkan kasih komentar Anda :). Terima kasih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *