Debat Capres 2014 memang bukan akhir, tapi sebagai awal mula para Capres dan Cawapres mendapat penilaian dari rakyat. Setelah acara debat Capres 9 Juni 2014, para pengamat banyak yang berspekulasi dari hasil debat itu.
Adapun hasil spekulasinya adalah menilai pasangan tertentu yang lebih unggul dari satu sisi dan kalah dari sisi yang lain.
Ada beberapa poin yang menjadi penilaian pengamat politik dalam debat capres, yaitu aspek hukum. Ada pengamat yang mengatakan bahwa kubu Prabowo-Hatta bicaranya lebih cendrung normatif, sedang Jokowi-JK lebih kepada tataran praktis.
Tentu dari penilaian itu sama-sama mengisi kekosongan yang ada, yaitu ada kalanya hukum harus dibicarakan dalam tataran normatif, dan ada kalanya hukum di bicarakan dalam tataran praktis.
Lain lagi komentar dari Valentinus Simanjuntak yang mengatakan bahwa masing-masing Pasangan Prabowo- Hatta dan Jokowi-JK masih menjaga jarak dan cendrung hati-hati, belum ada yang kreatif. Beliau mengibaratkan seperti pertandingan bola, di mana keduanya menggunakan pola strategi 5-3-2. Tapi belum ada yang berani dalam menyerang, masing-masing sedang menunggu lawan menyerang duluan.
Ya, itulah komentar dari pengamat tentang Debat Capres 2014, namun yang pasti debat tersebut adalah ajang pendidikan politik kepada rakyat, biarlah rakyat yang menilai mana yang sesuai dengan selesar mereka, jangan rakyat dibuat bingung dengan banyaknya komentar pengamat yang memang suka membuat bingung.
Apakah Anda juga bingung?#mikir
sumber:
_http://www.iberita.com/31454/hasil-debat-capres-jokowi-vs-prabowo-ini-kata-pengamat
_http://www.solopos.com/2014/06/10/debat-capres-2014-hasil-debat-capres-siapa-unggul-ini-penilaian-pengamat-512361